Masalah Tiket Palsu di Objek Wisata Pangandaran, Perlu Penanganan yang Tegas
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pangandaran, Agus Mulyana mengungkapkan kekhawatirannya terkait dugaan pemalsuan tiket masuk objek wisata. Ia menilai, kasus ini lebih berdampak pada pemerintah daerah dibandingkan pelaku usaha pariwisata setempat.
Agus menyampaikan bahwa kerugian yang dialami oleh pemerintah daerah lebih besar karena adanya pengelolaan pendapatan yang tidak transparan. Ia menegaskan, pentingnya penanganan segera untuk mencegah hal serupa terulang kembali.
Sistem Pembayaran Tiket Perlu Dikendalikan Lebih Ketat
Menurut Agus, langkah efektif yang bisa dilakukan adalah dengan memperketat sistem pembayaran tiket di pintu masuk kawasan wisata. Ia menyarankan agar pemerintah daerah, khususnya Dinas Pariwisata, melakukan pengawasan lebih ketat.
Ia juga mengusulkan penggunaan sistem digital seperti e-money atau transaksi online untuk menghindari peredaran uang tunai. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko penipuan dan memastikan transparansi dalam pengelolaan pendapatan dari objek wisata.
Bentuk Tiket Fisik Rentan Dipalsukan
Agus menyebutkan bahwa bentuk tiket fisik yang mudah ditiru menjadi salah satu faktor utama munculnya dugaan pemalsuan. Meski demikian, ia menyarankan agar tidak langsung menyimpulkan adanya tindakan pemalsuan tanpa bukti nyata.
Ia menyarankan agar dilakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui asal tiket palsu tersebut. Contohnya, jika empat orang pengunjung menggunakan dua tiket yang asli dan dua lainnya palsu, maka perlu diketahui siapa yang mencetak dan mendistribusikannya.
Pengawasan yang Ketat di Lapangan
Agus mengaku belum pernah mendengar laporan tentang adanya tiket palsu sebelumnya. Ia mengira selama ini sudah ada sistem pengawasan yang baik di lapangan. Namun, ia menyadari bahwa penarikan tiket tidak selalu bersifat sederhana dan bisa melibatkan korporasi.
Namun, ia juga menekankan bahwa korporasi tersebut bisa saja dijalankan secara manual oleh siapa pun. Oleh karena itu, diperlukan pengawasan yang lebih ketat dan terstruktur.
Solusi Jangka Panjang: Pengamanan Tiket
Sebagai solusi jangka panjang, Agus menyarankan agar tiket dilengkapi dengan fitur pengaman seperti watermark atau hologram. Hal ini akan memudahkan pengenalan tiket asli dan mengurangi kemungkinan pemalsuan.
Selain itu, ia menekankan pentingnya edukasi kepada wisatawan untuk membeli tiket resmi. Ia menjelaskan bahwa tiket asli tidak hanya memberikan akses ke objek wisata, tetapi juga menjamin asuransi dan fasilitas tambahan bagi pengunjung.
Kesimpulan
Masalah pemalsuan tiket di objek wisata Pangandaran memerlukan perhatian serius dari pihak terkait. Dengan pengawasan yang lebih ketat, penggunaan sistem digital, dan edukasi kepada wisatawan, diharapkan dapat mengurangi risiko penipuan dan meningkatkan transparansi pengelolaan pendapatan. Selain itu, penerapan fitur pengaman pada tiket akan memperkuat kepercayaan pengunjung terhadap sistem yang berlaku.