– SAMPIT– Dua pekerja perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, menjadi korban serangan beruang madu. Kedua korban selamat meski mengalami luka pada lengan dan kaki akibat serangan hewan tersebut. Mereka dibantu oleh rekan kerja lainnya dan dibawa ke klinik perusahaan untuk mendapatkan perawatan medis, dan sekarang sedang beristirahat di asrama masing-masing.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit, Muriansyah, menjelaskan bahwa serangan beruang madu tersebut sebenarnya terjadi pada Rabu (16/7), namun baru dilaporkan ke BKSDA Resort Sampit, Jumat (18/7). Kejadian ini menimpa pekerja pemanen dan pemuat kelapa sawit di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit.
“Kami menerima laporan mengenai serangan hewan liar, yaitu beruang madu. Korban ada dua orang, yakni karyawan dari sebuah perkebunan kelapa sawit di Mentaya Hulu,” ujar Muriansyah di Sampit, Selasa (22/7).
Alur kejadian dimulai ketika petani sedang menjalankan tugasnya memanen kelapa sawit dengan menggunakan alat egrek. Setelah itu, saat petani tersebut ingin beristirahat, egrek diletakkan di pelepah pohon kelapa sawit. Mungkin akibat adanya angin, egrek tersebut jatuh.
Egrek merupakan alat pertanian yang digunakan untuk memetik buah-buahan yang berada di bagian atas pohon, khususnya kelapa sawit. Alat ini terdiri dari batang panjang (dapat terbuat dari pipa atau bambu) dengan pisau melengkung atau sabit di ujungnya.
Egrek jatuh menimpa tumpukan daun di tanah yang ternyata berisi beruang madu. Merasa terganggu, hewan tersebut keluar dari bawah tumpukan daun dan menyerang petani yang sedang berada di dekat lokasi tersebut.
Tidak jauh dari lokasi tersebut juga terdapat pekerja lain yang bertugas mengangkut buah. Pekerja pengangkut ini mendengar teriakan dan segera menuju sumber suara tersebut. Ketika melihat pemanen sedang diserang oleh beruang, pekerja pengangkut tersebut berusaha membantu, namun malah ikut menjadi korban serangan, sehingga jumlah korban menjadi dua orang,” katanya.
Muriansyah menambahkan bahwa beruang madu merupakan hewan yang aktif di malam hari.
Ia menduga pohon yang tumbang tersebut mengenai beruang madu yang sedang tertidur dan menyebabkan hewan tersebut merasa terganggu. “Dan tumpukan daun itu kami duga merupakan sarang, terlebih jika beruang tersebut berada di bawahnya, tetapi hal ini harus kami pastikan terlebih dahulu dengan melakukan pemeriksaan langsung ke lokasi untuk memastikan apakah beruang itu benar-benar bersarang di tempat tersebut atau hanya sekadar tidur sebentar,” tambahnya.
Muriansyah mengatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa rencana tindak lanjut terkait laporan ini. Pertama, jika beruang madu tersebut ternyata masih berada di area perkebunan, pihaknya akan memasang jebakan untuk menangkapnya.
Kedua, apabila tidak lagi ditemukan tanda-tanda keberadaan beruang, maka akan dilakukan pengamatan dan pemasangan plang peringatan agar siapa pun yang beraktivitas di sekitar area tersebut dapat lebih waspada.(antara/jpnn)