.CO.ID –
Dolar AS tetap kuat pada hari Selasa (13/5). Pasar bereaksi dengan optimisme atas kesepakatan tariff antara Amerika Serikat (AS) dan Cina, hal ini membantu mendinginkan tensi perang perdagangan diantara kedua negara tersebut serta mengecilkan kekhawatiran tentang kemungkinan resesi global.
Washington dan Beijing menyatakan kesepakatan pada Senin (12/5) untuk menurunkan sejumlah besar tarif yang mereka berlakukan satu sama lain dalam periode 90 hari. Ini mendorong kenaikan di pasar global, dengan saham melonjak serta peningkatan signifikan nilai dolar Amerika Serikat.
“Lebih baik daripada perkiraan pasar,” kata Rodrigo Catril, analis senior valuta asing di National Australia Bank.
Ini mengindikasikan bahwa pemerintah Amerika Serikat sangat peka terhadap efek ekonomi dari bea tersebut, dan sebagian orang bahkan mendeskripsikan tindakan ini sebagai penghapusan kebijakan dengan tingkat keseriusan yang signifikan.
Yen Jepang dan Euro menjadi yang paling menderita akibat pelemahan dolar kemarin. Sementara itu, dolar melemah sedikit 0,1% menjadi 148,29 yen, menyusul kenaikan tajam sebesar 2,1% terhadap yen di sesi perdagangan sebelumnya.
Mengenai franc Swiss, dolar menempati posisi 0,8448, setelah mengalami kenaikan sebesar 1,6% pada hari sebelumnya.
Euro meningkat sebesar 0,1% mencapai $1,1095, sesudah merosot 1,4% pada hari Senin lalu.
“Dalam hal ukuran, gerakan signifikan telah terjadi. Namun di masa mendatang, menurut pendapatku, euro dan yen mungkin masih memiliki kesempatan untuk mengalami penurunan lebih lanjut dalam beberapa pekan yang akan datang,” jelas Catril.
Poundsterling tetap stabil di level US$1,3178, mengalami penurunan sebesar 1% pada hari sebelumnya. Dolar Australia sedikit meningkat 0,04% menjadi US$0,6374, meskipun masih berada dekat dengan titik terendah dalam dua minggu terakhir.
Meskipun dolar Selandia Baru meningkat 0,08% mencapai $0,5862, namun masih berada di dekat titik terendahnya dalam sebulan ini.
Indeks dolar Amerika Serikat mengukur kekuatan terhadap keranjang mata uang primer global lainnya berada di posisi mendekati nilai tertingginya dalam sebulan, saat ini mencatatkan angka 101,67.
Penurunan tensi dalam perdagangan antara Amerika Serikat dan China menyebabkan para pedagang mengecilkan harapan akan pengurangan tingkat suku bunga oleh Federal Reserve.
Sebenarnya, The Fed diprediksi tidak akan terlalu cemas untuk mengendorkan kebijakannya apabila ketidakpastian ekonomi berkurang.
Yield dari obligas negara Amerika Serikat juga meningkat. Yield untuk jangka waktu dua tahun tetap berada di level tertingginya dalam sebulan yaitu sekitar 3,9977%, sedangkan yield dengan tenor sepuluh tahun terakhir kali diperdagangkan di angka 4,4551%.
Kontrak berjangka pada masa kini menggambarkan harapan pasar akan penurunan tingkat suku bunga Federal Reserve sebanyak kurang lebih 56 point sampai bulan Desember.
“Sejauh ini, The Fed berfokus pada kenaikan ketidakpastian. Perjanjian ini bisa menghilangkan beberapa risiko perlambatan ekonomi yang sebelumnya timbul apabila tarif tinggi tetap dipertahankan,” ujar David Doyle, Kepala Ekonom di Macquarie.
Di bursa kripto, Bitcoin baru-baru ini ditransaksikan senilai US$102.590,75, mencapai titik tertingginya sejak tanggal 31 Januari dalam sesi perdagangan yang lalu. Sementara itu, Ether turun 0,4% menjadi US$2.476,21, meskipun tetap berada di dekat posisi tertingginya selama dua bulan terakhir.