Sunnah dalam Berbuka Puasa yang Perlu Diketahui
Penceramah Buya Yahya menjelaskan berbagai sunnah yang dianjurkan dalam berbuka puasa, termasuk pada puasa sunnah seperti Puasa Senin Kamis. Di antara hal-hal yang perlu diketahui adalah bacaan doa buka puasa Senin Kamis dalam bahasa Arab, lengkap dengan terjemahan dalam bahasa Latin dan artinya.
Hari ini, yaitu Kamis (17/7/2025) di bulan Muharram 1447 Hijriyah, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan puasa Senin-Kamis. Bagi umat Muslim, waktu berbuka puasa menjadi hal yang paling dinantikan setelah seharian berpuasa. Waktu tersebut ditandai dengan kumandang adzan maghrib.
Berikut beberapa hikmah dari berbuka puasa bagi umat Islam:
- Menyegerakan berbuka puasa merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan.
- Hal ini merujuk pada hadis dari Sahl bin Sa’ad Radhiyallahu ‘anhu, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“لاَيَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ”
Artinya: “Senantiasa manusia dalam kebaikan selama menyegerakan berbuka.”
Buya Yahya menjelaskan bahwa menyegerakan berbuka adalah sebuah kesunahan. Ia menekankan bahwa puasa tidak hanya dilakukan dengan nafsu, tetapi juga dengan kesadaran akan waktu dan ketentuan yang telah ditetapkan.
Selain itu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَا هُنَا ، وَأَدْبَرَ النَّهَارُ مِنْ هَا هُنَا ، وَغَرَبَتِ الشَّمْسُ ، فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ”
Artinya: “Jika malam menjelang di sini dan siang pergi di sini, dan matahari terbenam, maka orang yang berpuasa hendaknya berbuka.”
Ia menegaskan agar tidak terburu-buru dalam berbuka sebelum waktunya tiba. Jangan sampai berbuka sebelum matahari benar-benar terbenam. Karena meskipun ingin cepat, harus tetap sesuai dengan ketentuan waktu.
Buka Puasa dengan Kurma
Saat berbuka atau membatalkan puasa, sebaiknya mulai dengan makan kurma, sebagaimana disebutkan dalam hadis dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu:
“كَانَ رَسُو لُ اللِّهِ صَلَّى اللَّهً عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أََنْ يُصَلِّيَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَا تٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَم تَكُنْ حَسَا حَسَواتٍ مِنْ مَاءٍ”
Artinya: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum air.”
Buya Yahya menjelaskan bahwa kurma ruthob adalah kurma segar yang mirip buah. Sebelum mengonsumsi makanan berat, sebaiknya mulai dengan makanan segar seperti buah. Berbuka puasa paling utama dengan kurma ruthob, namun kurma ini sulit ditemukan karena belum matang sempurna.
Bagi yang tidak suka makan kurma, Buya Yahya menyarankan untuk berlatih, karena Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam senang memakan kurma. Jika tidak ada kurma, bisa diganti dengan sekali teguk air.
Di Indonesia, tradisi takjil seperti kolak atau makanan ringan dan manis lainnya sering disajikan sebelum makan berat. Takjil biasanya disajikan sebelum shalat maghrib, sedangkan makan berat bisa dilakukan setelah shalat maghrib.
Doa Berbuka Puasa
Berikut beberapa doa yang dibaca saat berbuka puasa:
-
Doa Buka Puasa
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Terjemahan: “Ya Allah, karena-Mu aku berpuasa, kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka puasa, dengan rahmat-Mu, ya Allah Tuhan Maha Pengasih.” -
Doa Berbuka Puasa dari HR Abu Dawud
ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ
Terjemahan: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.”