– Pendidikan di lingkungan pondok pesantren (ponpes) mendapatkan perhatian dan pandangan yang cukup besar. Hal ini disebabkan oleh beberapa kejadian yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi berbagai pihak yang mengelola ponpes. Mulai dari kyai, bu nyai, gus, hingga ning.
KH M Zahrul Azhar As’ad mengajak terbentuknya suatu gerakan yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di pesantren Indonesia. Gerakan tersebut dikenal sebagai Gerakan Nasional (Gernas) Ayo Mondok. Inisiatif ini melibatkan para alumni, pengasuh, serta pengurus pesantren yang berupaya memperbaiki mutu pendidikan di pesantren di seluruh Indonesia.
Menurutnya, pesantren menjadi pilihan yang tepat karena menjadi tempat untuk mendidik anak-anak dengan karakter yang kuat, cinta terhadap tanah air, bangsa, dan agama sesuai dengan nilai-nilai kejawaan serta tradisi keulamaan. Gerakan ini berupaya memperkuat para santri agar tidak hanya dianggap sebagai objek dalam proses pembangunan, tetapi juga sebagai subjek yang aktif.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
“Jika profesionalisme dan intelektualitas digabungkan dengan akhlak yang mulia, maka insya Allah mampu membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) Gernas Ayo Mondok KH M Zahrul Azhar As’ad di Jakarta, Rabu (3/9).
Selanjutnya, Gernas Ayo Mondok akan diadakan di Ponpes Asshiddiqiyah, Jakarta pada 17-18 September 2025 mendatang. Gerakan ini diikuti oleh ratusan pengasuh pondok pesantren dari berbagai daerah di Indonesia.
Selanjutnya, agenda dalam Gernas Ayo Mondok adalah Rapat Kerja (Raker) yang ke-1 untuk menyusun program-program strategis pendidikan di pesantren.
Ia percaya Gernas Ayo Mondoksebagai wadah yang sangat penting karena menjadi ajang pertemuan, menyelaraskan visi dan pemahaman serta merancang program terbaik untuk pesantren ke depan. Apalagi tantangan pendidikan pesantren saat ini tidaklah ringan mengingat perkembangan teknologi yang sangat cepat maupun beberapa peristiwa yang terjadi belakangan ini.
“Dalam dua tahun mendatang kita akan fokus memperkuat pembangunan citra pesantren agar masyarakat tetap memiliki kepercayaan yang lebih tinggi terhadap pesantren. Oleh karena itu, rapat kerja ini merumuskan langkah-langkah bagaimana mempertahankan kepercayaan tersebut dengan membangun dari berbagai aspek,” kata Gus Hans, panggilan akrabnya.
Gus Hans meyakini Gernas Ayo Mondok memberikan pengaruh signifikan karena di Indonesia terdapat 39.551 lebihpondok pesantren. Ia yakin angka tersebut merupakan kekuatan besar yang perlu dikelola dengan baik agar pesantren menjadi lebih berkualitas di tengah dunia yang berubah dengan cepat.
“Yang kita harapkan dari banyaknya pondok pesantren di Indonesia bukan hanya menjadi buih di lautan yang tidak memiliki makna. Karena sesungguhnya terdapat banyak potensi di dalam pesantren yang mampu memberikan dampak dalam membangun karakter bangsa,” ujar Pengasuh Ponpes Queen Al Azhar Darul Ulum, Rejoso, Peterongan, Jombang, Jawa Timur ini.
Pembukaan Rapat Kerja ke-1 Gernas Ayo Mondok akan diadakan di Ponpes Asshiddiqiyah, yang dipimpin oleh KH Ahmad Mahrus Iskandar, di Kedoya, Jakarta Barat. Rencananya, pembukaan akan dilakukan oleh Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan dihadiri sekitar 350 tamu undangan. Untuk memeriahkan raker, panitia juga menyelenggarakan berbagai kegiatan lain seperti lomba video pendek dengan hadiah utama perjalanan ke Turki serta penanaman tanaman pangan di lingkungan pesantren secara nasional.
Gus Hans menyampaikan bahwa Gerakan Nasional Ayo Mondok adalah inisiatif yang dilakukan oleh para alumni, pengasuh, serta pengelola pesantren dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan di pesantren Indonesia. Pesantren dipilih sebagai pilihan strategis karena menjadi tempat untuk mendidik anak-anak dengan karakter kuat, cinta terhadap negara, bangsa, dan agama sesuai dengan nilai ketimuran serta tradisi keulamaan. Gerakan ini berupaya memperkuat peran santri agar tidak hanya menjadi objek dalam proses pembangunan, tetapi juga menjadi subjek utamanya.
“Jika profesionalisme dan intelektualitas dipadukan dengan akhlak yang mulia, maka insya Allah mampu membangun bangsa ini menjadi lebih baik lagi,” tegasnya.
Ketua Umum Gernas Ayo Mondok KH Luqman Al Hakim Harist Dimyathi menambahkan, setelah melakukan Muhasabah atau evaluasi diri yang dilakukan pada bulan Mei, langkah berikutnya adalah menyusun rencana kerja. Dalam rapat kerja nanti akan ada beberapa topik yang dibahas, seperti dari divisi penguatan ideologi pesantren, dakwah, pendampingan dan advokasi, pemberdayaan ekonomi, kesehatan serta kebersihan lingkungan, dan monitoring serta evaluasi.
“Marilah seluruh pengurus hadir dalam rapat kerja ini karena diharapkan terdapat kontribusi pikiran terbaik untuk kemajuan pesantren di Indonesia,” katanya.(*)