news  

Dishub Mimika Diminta Perbaiki Fasilitas Lapter yang Dibangun Misionaris di Jila

Dishub Mimika Diminta Perbaiki Fasilitas Lapter yang Dibangun Misionaris di Jila

Masalah Fasilitas Lapangan Terbang di Distrik Jila, Mimika

Distrik Jila, salah satu wilayah yang terletak di kawasan pegunungan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, kini menghadapi tantangan dalam hal akses transportasi udara. Salah satu masalah utama yang muncul adalah kondisi lapangan terbang (lapter) misionaris yang tidak memadai dan dikhawatirkan berdampak pada pelayanan masyarakat setempat.

Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Lapter ini dibangun oleh para misionaris pada masa lalu dan kini telah terbengkalai. Hal ini disebabkan karena adanya pembangunan lapter baru di kawasan Noema. Sayangnya, lapter tersebut belum memiliki izin resmi dari pihak berwenang. Akibatnya, operasional penerbangan di lokasi tersebut dinilai ilegal.

Seorang pemuda asal Distrik Jila, Markus Aim, menyampaikan kekhawatiran terkait kondisi lapter lama. Ia menilai bahwa ada indikasi bisnis yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika. Menurutnya, lapter lama masih digunakan oleh masyarakat untuk pelayanan pesawat subsidi, meski tidak ada layanan transportasi yang nyata.

Markus menjelaskan bahwa di Distrik Jila sendiri terdapat dua lapter yang beroperasi. Namun, keduanya tidak memberikan pelayanan yang memadai bagi masyarakat. Sementara itu, lapter di Noema digunakan lebih sering untuk keperluan logistik daripada angkutan penumpang. Meskipun lapter di Noema kini telah beroperasi, ia tetap mempertanyakan legalitasnya.

Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

“Perlu adanya perhatian dari pemerintah dengan memberikan kebijakan khusus,” ujar Markus. Ia menekankan bahwa meskipun pesawat saat ini bisa masuk, kondisi lapter misionaris masih dalam keadaan becek dan tidak layak digunakan.

Markus juga menyebut bahwa lapter misionaris selama ini belum diperbaiki. Ia menegaskan bahwa lapter tersebut memiliki izin, bukan lapter di Noema. Oleh karena itu, ia meminta agar pemerintah daerah dan DPR Kabupaten Mimika segera melakukan koordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk meninjau kondisi lapangan terbang tersebut.

Solusi yang Diharapkan

Beberapa langkah dapat diambil untuk menyelesaikan masalah ini. Pertama, perlu adanya evaluasi terhadap kondisi lapter misionaris. Jika diperlukan, pemerintah harus segera melakukan perbaikan agar fasilitas tersebut dapat digunakan kembali secara aman dan efisien.

Kedua, pemerintah daerah perlu memastikan bahwa semua lapter yang beroperasi memiliki izin resmi. Hal ini penting untuk mencegah praktik ilegal dan meningkatkan keamanan serta kenyamanan pengguna jasa transportasi udara.

Selain itu, perlu adanya koordinasi antara pemerintah daerah, DPR, dan Dinas Perhubungan. Kolaborasi ini akan memastikan bahwa kebijakan yang diterapkan dapat mencakup kebutuhan masyarakat di Distrik Jila dan wilayah lainnya.

Kesimpulan

Masalah yang terjadi di Distrik Jila menunjukkan pentingnya perhatian terhadap fasilitas transportasi udara. Kondisi lapter yang tidak memadai dan kurangnya izin resmi dapat berdampak pada keselamatan dan kenyamanan masyarakat. Oleh karena itu, tindakan cepat dan kolaborasi antar lembaga menjadi kunci untuk menyelesaikan masalah ini. Dengan perbaikan yang dilakukan, akses transportasi udara di wilayah ini dapat berjalan lebih baik dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.