news  

Diplomat Senior Priatna Sebut Kematian Arya Daru Terkait Pekerjaan

Diplomat Senior Priatna Sebut Kematian Arya Daru Terkait Pekerjaan

Misteri Kematian Diplomat Muda yang Masih Belum Terpecahkan

Kematian Arya Daru Pangayunan, seorang diplomat muda yang ditemukan tewas di kamar kosnya di Gondangdia, masih menjadi misteri yang belum terungkap. Peristiwa ini terjadi pada Selasa (8/7/2025) dan memicu berbagai spekulasi serta kecurigaan dari masyarakat luas.

Arya Daru Pangayunan, yang berasal dari Yogyakarta, ditemukan dalam kondisi yang tidak wajar. Tubuhnya terbaring di atas kasur dengan kepala dililit lakban dan ditutupi selimut berwarna biru dongker. Kejanggalan dalam kondisi korban menimbulkan banyak dugaan mengenai penyebab kematiannya. Beberapa orang menduga bahwa Arya meninggal karena dibunuh, sementara yang lain mengira korban melakukan bunuh diri.

Seorang kriminolog UI, Adrianus Meliala, menyatakan bahwa ada indikasi kuat bahwa Arya meninggal karena bunuh diri. Ia melihat fakta-fakta seperti sidik jari korban yang terdapat di lakban dan pintu yang terkunci dari dalam sebagai bukti yang mendukung dugaan tersebut. Namun, pendapat ini bertentangan dengan pandangan kriminolog UI lainnya, Haniva Hasna. Menurutnya, penggunaan lakban dalam kasus kematian seperti ini sangat tidak biasa untuk kejadian bunuh diri. Ia berpendapat bahwa jika korban ingin mengakhiri hidupnya, dia akan menggunakan cara yang lebih cepat dan efisien.

Dalam konteks ini, mantan diplomat senior Kementerian Luar Negeri, Ple Priatna, memiliki pendapat berbeda. Ia menduga bahwa kematian Arya berkaitan dengan pekerjaannya sebagai diplomat. Dalam pengalamannya selama puluhan tahun sebagai diplomat, ia menemukan bahwa banyak pekerjaan yang bersifat rahasia atau terbatas dan bisa membahayakan diri. Priatna juga menilai bahwa Arya telah berjuang sebagai pejuang kemanusiaan, terutama dalam membela hak-hak Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Ia menyebutkan bahwa Arya pernah membantu anak-anak yang tidak memiliki status kewarganegaraan di Taiwan.

Priatna percaya bahwa kematian Arya pasti memiliki motif dan kaitan dengan pekerjaannya. Ia mengatakan bahwa beberapa bulan sebelum kematian, Arya akan bertugas di Helsinksi, yang membuatnya merasa bahwa semua kejadian ini saling terkait.

Selain itu, mantan Kabareskrim Polri, Komjen Purn Ito Sumardi, juga menyampaikan pendapatnya mengenai kemungkinan penyebab kematian Arya. Ia menyoroti bahwa dalam beberapa negara, WNI sering menjadi korban perdagangan orang (TPPO). Ia mengatakan bahwa kasus-kasus seperti ini sering kali melibatkan sindikat besar yang sulit diungkap.

Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terhadap kasus ini. Hasil awal menunjukkan bahwa sidik jari korban ditemukan di lakban yang melilit kepalanya. Selain itu, polisi juga sedang memeriksa CCTV di sekitar lokasi kejadian untuk mencari petunjuk tambahan.

Menurut kerabat korban, Iyarman Waruwu, Arya tinggal di sebuah kos campuran di Menteng, Jakarta Pusat. Ia mengatakan bahwa pihak keluarga mendapatkan kabar tentang kematian Arya pada pagi hari. Saat ditemukan, kepala korban dililit lakban warna kuning dan tubuhnya dalam posisi tidur telentang.

Arya, yang bekerja sebagai diplomat Kemlu, akan berangkat ke luar negeri pada akhir bulan ini. Hal ini semakin memperkuat dugaan bahwa kematian Arya memiliki hubungan dengan pekerjaannya. Publik juga memberikan respons yang sangat besar terhadap kematian ini, termasuk membuat tagar #justiceforaryadaru sebagai bentuk empati.

Sampai saat ini, penyelidikan masih berlangsung, dan polisi terus mencari jawaban mengenai misteri kematian Arya Daru Pangayunan.