news  

Diplomat Senior Bocorkan Kematian Arya Daru di Kamar Kos, Terkait Pekerjaan

Diplomat Senior Bocorkan Kematian Arya Daru di Kamar Kos, Terkait Pekerjaan

Kematian Arya Daru: Isu yang Berkaitan dengan Pekerjaan dan Keamanan

Pengalaman seorang diplomat senior Kementerian Luar Negeri, Ple Priatna, memberikan wawasan penting mengenai kematian Arya Daru. Dalam perannya sebagai diplomat selama bertahun-tahun, ia menilai bahwa kematian Arya tidak lepas dari pekerjaannya. Hal ini berlaku baik untuk pekerjaan yang bersifat rahasia maupun terbatas yang dilakukan sendirian.

Menurut Priatna, kondisi tersebut sangat berkaitan dengan tugas yang sedang dijalani atau tidak. Ia menyatakan bahwa kematian Arya tidak hanya melibatkan posisinya sebagai diplomat, tetapi juga sebagai pejuang kemanusiaan. Arya telah aktif dalam membela hak-hak Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri, termasuk mereka yang terlantar atau bahkan masyarakat keturunan Indonesia yang hampir tanpa kewarganegaraan di Taiwan.

Priatna menjelaskan, ada anak-anak usia 7 hingga 8 tahun yang tidak jelas orangtuanya, namun memiliki latar belakang Indonesia. Arya bersama tim Perlindungan Warga Negara Indonesia (PWNI) berhasil membawa anak-anak ini ke dalam sistem perlindungan negara, sehingga menghindari status stateless.

Selain itu, Priatna percaya bahwa kematian Arya pasti memiliki motif serta kaitan dengan pekerjaannya. Menurutnya, status sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) atau diplomat, serta rencana penempatan tugas di Helsinki akhir bulan ini, menjadi bagian dari rentetan kejadian yang terkait.

Kematian Arya juga mendapat perhatian besar dari publik, bahkan membuat netizen menciptakan tagar @justiceforaryadaru sebagai bentuk empati. Priatna menganggap hal ini sebagai respons yang wajar atas kematian yang sangat tidak wajar dan mengenaskan.

Sebelumnya, mantan Kabareskrim Polri, Komjen Purn Ito Sumardi, juga menyampaikan dugaan kemungkinan penyebab kematian Arya berkaitan dengan pekerjaannya. Menurutnya, orang-orang dengan latar belakang kedinasan di bidang perdagangan orang sering kali menjadi target. TPPO, kata Ito, memiliki jaringan dan sindikat yang bisa menjadi objek penyelidikan.

Dalam kasus kematian yang terjadi di tempat tinggal Arya, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan. Hasil awal menunjukkan adanya sidik jari korban pada lakban yang digunakan. Selain itu, polisi juga memeriksa CCTV di sekitar lokasi kejadian untuk memperoleh informasi lebih lanjut.

Analisis Kriminal Mengenai Penggunaan Lakban

Kriminolog Haniva Hasna melihat kematian Arya Daru condong ke arah pembunuhan. Ia menilai penggunaan lakban sangat jarang terjadi dalam kasus bunuh diri karena membutuhkan waktu dan keterampilan khusus. Penggunaan lakban bisa menjadi indikasi bahwa ada upaya untuk membungkam korban, baik oleh pelaku atau korban sendiri.

Haniva menyebut dua kemungkinan terkait penggunaan lakban di mulut korban. Pertama, upaya untuk mencegah korban berteriak. Kedua, kemungkinan korban sudah terbunuh, namun ada pihak lain yang merekayasa kejadian agar tampak seperti bunuh diri.

Di sisi lain, Soeprapto, pengamat kriminalitas dan dosen purnabakti Universitas Gadjah Mada (UGM), menyoroti pentingnya analisis lakban dalam penyelidikan. Ia menilai posisi lakban di wajah korban bisa menjadi petunjuk penting. Penempatan lakban, apakah hanya di mulut, dahi, atau menutupi seluruh wajah, bisa memberi indikasi apakah dipasang oleh orang lain atau oleh korban sendiri.

Soeprapto juga menekankan bahwa sidik jari yang ditemukan pada lakban akan menjadi kunci dalam mengungkap lebih jauh kasus ini. Hal ini menunjukkan bahwa penyelidikan masih terus berlangsung untuk memastikan apakah kematian Arya Daru benar-benar disebabkan oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan pekerjaannya atau bukan.