SINGAPARNA –
Kabupaten Tasikmalaya telah mengalami deretan musibah alam selama tiga hari terakhir, termasuk gerakan tanah dan longsoran tanah yang merusak beberapa tempat tinggal dan mendorong puluhan penduduk untuk berpindah sementara. Paling tidak ada tiga area tertentu yang menjadi pusat masalah ini dengan fenomena pergerakan tanah disertai longsoran tanah; yaitu di Kecamatan Jatiwaras, Sukaraja, serta Tanjungjaya.
Jembar Adisetiya, Ketua Forum Komunikasi Taruna Siaga Bencana (FK Tagana) Kabupaten Tasikmalaya, menyatakan bahwa kejadian-kejadian tersebut menggambarkan betapa pentingnya kesadaran akan peningkatan frekuensi perubahan iklim ekstrim di daerah pegunungan Tasikmalaya.
Mirip dengan insiden longsoran tanah di Desa Sukakerta, Kecamatan Jatiwaras, yang awalnya disebabkan oleh hujan lebat. Dua tempat tinggal rusak parah akibarnya, sementara satu hunian lain menderita kerusakan ringan. Lima bangunan tambahan juga dalam bahaya. Beruntungnya, tak ada korban meninggal dunia; namun, tujuh kepala keluarga harus dievakuasi ke rumah saudara untuk mencari perlindungan.
“Tim kami segera menuju tempat kejadian guna mengevaluasi situasi dan bekerja sama dengan penduduk lokal beserta otoritas setempat. Kami juga akan melanjutkan tindakan-tindakan yang diperlukan demi mendukung proses pemulihan para korban,” jelas Jembar pada hari Minggu, 25 Mei 2025.
Di luar itu, pada hari Sabtu, 24 Februari 2025, terjadi pula bencana tanah longsor dan pergeseran tanah yang menyeret tiga tempat lain di wilayah Kecamatan Sukaraja. Tiga titik tersebut adalah Kampung Bojongsirma, Kampung Cimanggu, serta Kampung Pengkolan Anggres, semua berada di Desa Leuwibudah. Curah hujan tinggi membuat air mengaliri bagian dalam rumah warga dan melemahkan dinding pembatas, sehingga tujuh hunian ikut rusak dengan salah satunya menderita kerusakan parah.
“Selanjutnya, di kampung Patra, desa Sirnajaya, terjadi longsoran dan pohon roboh yang menghalangi jalannya menuju Citatah dan Warung Bungur, sekaligus merusak rute jalan dari Sukaraja ke Cibalong. Rumah satu unit pun dinyatakan hancur parah di area tersebut,” ungkap Jembar.
Akhirnya, di Kampung Puskemas Sukaraja, Desa Sukapura, terjadi runtuhnya sebuah benteng yang menimpa gedung Poned Puskesmas Sukaraja serta satu buah rumah penduduk; kedua bangunan tersebut menderita kerusakan parah. Beruntung sekali, tak ada korban tewas atau orang harus dievakuasi dari kejadian-kejadian itu.
Pasukan bersama yang terdiri atas Petugas Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Kepolisian Sektor Sukaraja, Prajurit Militer, Pejabat Desa, serta warga lokal langsung bekerja sama untuk membersihkan sisa-sisa longsor dan menyelamatkan harta benda.
Rumah Ambruk di Tanjungjaya, Dapur serta Toilet Ikut Tersapu Longsoran
Pada hari yang sama, Sabtu (24/5/2025), sebuah musibah lagi-lagi menimpa warga di Kampung Pengkolan Jaya, Desa Cibalanarik, Kecamatan Tanjungsari. Hujan lebat serta sistem pembuangan air yang tidak baik menyebabkan gerusan tanah sehingga merusak dapur dan toilet hunian milik Bapak Ahmad Somantri dan Asep Somantri. Musibah tersebut mempengaruhi dua kelompok keluarga atau sekitar delapan orang.
“Sudah kami lakukan penilaian dan koordinasikan dengan pihak-pihak concerned guna mendukung masyarakat yang terkena dampaknya,” ungkap Jembar.
Jembar menyebut bahwa prioritas timnya adalah menjamin suplai bantuan yang cukup dapat cepat dirasakan oleh penduduk setempat sehingga mereka bisa merestart aktivitas harian seperti biasanya. Satgas Tagana di kabupaten Tasikmalaya terus menjalin kerjasama erat dengan beberapa entitas lain guna memastikan respons pada situasi darurat berlangsung lancar dan tepat sasaran, juga menghimbau kepada publik untuk selalu siaga karena risiko bencana atmosferika masih sangat besar. (Aris Mohamad Fitrian)
FOTO :
Banjir longsor menimpa kawasan Kampung Patra, Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya, sehingga beberapa hunian penduduk mengalami kerusakan serta retakan pada dindingnya, pada hari Minggu (25/5/2025).