, TARUTUNG –
Pada hari ini, Jumat (30/5/2025), KSPPM dikagetkan dengan serangan terhadap mantan Direktur KSPPM, Delima Silalahi.
Jenazah seekor burung yang masih mengalir dengan darah diposisikan dalam suatu kotak dan ditaruh di area terbuka di depan rumah Delima Silalahi.
Peristiwa tersebut pertama kali diinformasikan oleh Delima Silalahi pada pukul 08:15 WIB. Sampai sekarang, penjahatnya masih belum ditemukan.
Terkait dengan masalah itu, Komisaris Komnas HAM Saurlin Siagian menyuaratkan penolakannya terhadap tindakan tersebut.
“Komnas HAM mengutuk tegas pemesanan mayat yang dikemas dalam kotak untuk Delima Silalahi. Tindakan ini dianggap sebagai ancaman serius terhadap para pendukung hak asasi manusia danaktivis lingkungan,” kata Saurlin Siagian dari Komnas HAM, Jumat (30/5/2025).
Berikutnya, dia menyebutkan tentang Delima Silalahi, seorangaktivis lingkungan yang sudah dikenali secara global.
“Sdr Delima dikenali sebagai figur terkenal dalam bidang hak asasi manusia dan perlindungan lingkungan yang telah mendapat penghargaan dari Goldman Prize Award, sebagaimana diajarkan kepada kita,” lanjutnya.
Oleh karena itu, dia mengharapkan kepolisian di Polda Sumatera Utara untuk segera menyelidiki insiden yang terjadi.
“Saya berharap kepolisian di Sumatera Utara secepatnya bertindak dan menyelidiki insiden tersebut,” lanjutnya.
“Ancaman serta pengancaman terhadapaktivis lingkungan dianggap sebagai tindakan serius yang mungkin melanggar HAM,” katanya.
Dia juga menyampaikan tentang perlunya perlindungan hukum bagiaktivis lingkungan dan hak asasi manusia.
“aktivis lingkungan pun dijamin oleh Undang-Undang Dasar serta Permendikbud No. 10 Tahun 2024 yang membahas soal pelindungan hukum untuk para pemimpin dalam bidang konservasi alam,” jelas dia.
“Kasus ini akan saya bawa dalam rapat internal Komnas HAM, supaya ada upaya serius mengungkap pelaku. Dan supaya ada upaya perlindungan negara kepada Delima Silalahi,” lanjutnya.
Sehubungan dengan hal ini, Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan pun ikut berkomentar. Dia mengatakan bahwa pelaku serangan itu diberi pengampunan serta dipanjatkan doanya. Selain itu, dia mendoakan agar Delima Silalahi beserta keluarganya senantiasa dilindungi oleh Tuhan.
“Saya mohon semoga Inang Delima serta kita semua dilindungi oleh Tuhan,” ungkap Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan, Jumat (30/5/2025).
Dia juga menekankan bahwa menyatakan pendapat dengan sopan sangat penting, tidak seperti apa yang dialami oleh Delima Silalahi melalui serangan teror tersebut.
“Warisan terpenting dari leluhur kita yang perlu kita jaga hingga kini dan di masa mendatang adalah: kebaikan hati. Itulah tanda seseorang bermartabat,” katanya.
“Berbeda pandangan atau posisi tentang suatu masalah merupakan hal biasa dan normal. Penting bagi kita untuk menciptakan sebuah budaya debat yang sehat berdasarkan rasa hormat satu sama lain,” jelasnya.
Pelaku serangan teroris harus mengerti bahwa ada metode yang lebih halus untuk menyuarakan pandangan yang bertentangan.
“Metode-metode tersebut sebaiknya kita jauhi. Bagi pelaku, mari kita mendoaki dan memaafkan mereka. Semoga kedepannya tindakan-tindakan semacam ini tak akan terulang lagi di tanah air Indonesia yang menghargai nilai-nilai kemanusiaan beradab,” tambahnya.
Dia juga menginginkan agar gerakan tidak menurun akibat dari ancaman tersebut.
“Teroris seperti biasa ini umumnya tidak menghambat semangat. Justru meningkatkan tekad untuk berjuangan demi kebenaran,” katanya.
Sekarang, seorang aktivis lingkungan yang pernah menjabat sebagai Direktur KSPPM Parapat, Delima Sillahi, menerima ancaman dalam bentuk kepala binatang dengan bercak-bercak darah pada hari Jumat (30/5/2025). Kejadian tersebut cukup mengguncangkan bagi keluarganya.
Meskipun begitu, Delima Silalahi bersumpah untuk terus mengemukakan fakta, terutama berkaitan dengan penutupan perusahaan yang merusak ekosistem di sekitar Danau Toba.
Berikutnya, dia menceritakan urutan peristiwa tersebut. Pada awalnya, dia tak menyadari adanya hadiah atau paket yang ditujukan untuk dirinya. Berdasarkan kenangannya, tidak ada saudara maupun anggota keluarga yang berencana mengirimkannya sesuatu.
Meskipun begitu, dia bersama keluarganya membuka hadiah yang dikemas dengan koran dan ditujukan untuknya. Tentunya, dia terkejut ketika menemui seekor burung mati yang masih bercak-bercak darah di atas sehelai kain yang ada di dalam kotak tersebut.
“Sekitar pukul 8.15 WIB, Eda yang biasanya berada di tempat ini menyampaikan kepada kita sedangkan kita tengah membersihkan halaman bahwasannya ada sebuah paket tiba,” jelas Delima Silalahi pada hari Jumat (30/5/2025) petang.
Dia telah meragukan hal itu. kotaknya terlalu enteng.
“Ketika saya pegang, ternyata lumayan enteng. Karena tidak ada alamat pengiriman, jadi kami kebingungan paket tersebut asalnya dari mana,” jelasnya.
“Sesudah membukanya, aku terkejut menemukan bahwa di dalam box tersebut terdapat seekor burung yang telah meninggal dunia serta bercak-bercak darah menggunung. Banyak sekali darah ini seolah basah namun ternyata sudah mulai kering, berserakan di antara lipatan-lipatan kertas higienis,” imbuhnya.
Hadiah itu diaanggap seperti ancaman. Informasi ini tersebar dengan cepat dan jadi topik perbincangan dalam tubuh organisasi KSPPM. Banyak tanggapan muncul. Dia mengatakan bahwa hadiah itu merupakan bentuk kekerasan simbolis.
“Kami bisa melakukan internal KSPPM komunikasi langsung secara daring. Ini merupakan contoh kekerasan simbolis,” jelasnya.
Saya menduga bahwa hal ini berhubungan dengan aktivitas yang sedang dilancarkan oleh beberapa kelompok. Aliansi Pergerakan Rakyat (Gerak) Tutup TPL sudah mulai demo di jalanan. Selain itu, ada juga grup lain bernama Gerakan Masyarakat – Buruh Bersatu yang melaksanakan protes pada 26 Mei 2025 di Toba untuk menyerukan penahanan Delima Silalahi, Roganda Simanjuntak, serta Rocky Pasaribu.
“Selayaknya kami menduga hal ini disebabkan oleh gerakan kami baru-baru ini mengenai penutupan TPL. Di dalam demonstrasi yang diadakan sekelompok individu yang menamakan dirinya sebagai serikat pekerja, spesifik pada tanggal 26 Mei 2025 kemarin, mereka menyatakan bahwa ketiganya harus ditahan yaitu: saya sendiri, Rocky Pasaribu, serta Roganda Simanjuntak,” tambahnya.
Meskipun tidak dapat ditentukan siapa yang mengirimkan hadiah itu atau alasannya, dia berpikir bahwa perbuatan tersebut merupakan usaha untuk menyensornya.
“Kita tidak dapat memastikan adanya hubungan antara keduanya. Namun satu hal yang jelas, ini merupakan bagian dari usaha untuk membungkam dan menakuti orang-orang atas penyampaian aspirasi kita di wilayah Tano Batak ini,” tambahnya.
Dia tidak gentar menghadapi ancaman semacam itu. Akan tetapi, metode demikian dianggap kurang halus dan beradab.
Ia melanjutkan, ‘Teror semacam ini tidak membuat kami gentar.’
Ini juga membangkitkan kenangannya dari pertempuran sebelumnya.
“Sebelumnya, sering kali kita menerima ancaman lewat pesan singkat, namun hal tersebut tidak menyebabkan ketakutan pada kami. Kami menganggap bahwa mereka hanyalah individu tanpa tanggung jawab,” jelasnya selanjutnya.
“Ini merupakan kali pertama kami merasakan hal serupa. Kami turut prihatin dengan orang yang melakukannya karena mereka harus menyembelih hewan. Ini menunjukkan bahwa mereka kurang peduli pada alam sekitar,” jelasnya.
Dirinya akan terus kukuh dalam menyebarkan kebenaran.
“Famili terus menguatkan diri untuk melanjutkan penyampaian kejujuran,” tuntasnya.
(cr3/)
Update berita
TRIBUN MEDAN
lainnya di
Google News
Perhatikan pula data dan detail tambahan disini
Facebook
,
Instagram
dan
Twitter
dan
WA Channel
Berita viral lainnya di
Tribun Medan
pharmacie en ligne fiable: kamagra en ligne – acheter Kamagra sans ordonnance