Delapan Sekolah Dasar Negeri di Ponorogo Tidak Mendapatkan Siswa Baru untuk Tahun Ajaran 2025/2026
Di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, terdapat delapan Sekolah Dasar Negeri (SDN) yang tidak menerima siswa baru dalam Tahun Ajaran 2025/2026. Hal ini berarti, ketika kegiatan belajar mengajar dimulai pada Senin (14/7/2025), sekolah-sekolah tersebut tidak memiliki murid kelas 1.
Sekolah-sekolah yang termasuk dalam daftar tersebut antara lain:
- SDN Setono di Kecamatan Jenangan
- SDN Nambak di Kecamatan Bungkal
- SDN 03 Pomahan di Kecamatan Pulung
- SDN 4 Tempuran di Kecamatan Sawoo
- SDN 3 Ngilo Ilo, SDN Nailan, dan SDN Truneng, yang semuanya berada di wilayah SDN Slahung
- SDN Nampan Sukorejo
Kepala Dinas Pendidikan (Kadindik) Ponorogo, Nurhadi Hanuri, menyampaikan bahwa masih ada beberapa sekolah dasar yang belum diminati oleh masyarakat, sehingga tidak menerima peserta didik baru. Meski demikian, secara regulasi, sekolah-sekolah tersebut tetap diperbolehkan membuka pendaftaran agar memiliki kesempatan mendapatkan siswa baru.
“Karena sambil evaluasi, apakah semua masyarakat sudah sekolahkan anak mereka,” ujarnya. Jika belum sekolah, masyarakat tetap diberi kesempatan untuk mendaftarkan anaknya ke SDN yang kosong. Dengan begitu, layanan pendidikan tetap hadir dan memberikan akses bagi masyarakat.
Menurut Nurhadi, penyebab utama kurangnya minat masyarakat terhadap sekolah-sekolah tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh jumlah Taman Kanak-Kanak (TK) di sekitar lingkungan yang tidak memadai. Selain itu, ia menilai perlu adanya inovasi dari kepala sekolah dan warga sekolah untuk dapat menarik minat masyarakat agar lebih tertarik mengirimkan anaknya ke sekolah tersebut.
Pengalaman di SDN Setono
Salah satu sekolah yang tidak menerima siswa baru adalah SDN Setono, yang terletak di Kelurahan Setono, Kecamatan Jenangan. Ini merupakan tahun ajaran kedua sekolah ini tidak menerima siswa baru.
Pada hari pertama masuk sekolah, Senin (14/7/2025), tidak terlihat keramaian seperti biasanya. Hanya beberapa orang tua murid yang mengantarkan anaknya ke sekolah. Sementara siswa lainnya berjalan kaki atau menggunakan sepeda pancal. Mereka mengenakan pakaian surjan maupun kaos bergambar batik, sedangkan para guru juga mengenakan baju surjan.
Imbauan Bupati Ponorogo tentang penggunaan baju surjan selama momen Ponorogo Rikolo Semono, mulai Rabu (9/7/2025) hingga Selasa (15/7/2025), menjadi alasan utama penggunaan pakaian tersebut.
Di ruang kelas I dan II, terlihat kosong karena tidak ada siswa. Guru hanya membuka ruang kelas dan membersihkannya. Terlihat banyak sarang laba-laba, yang menunjukkan bahwa ruang kelas tersebut tidak digunakan dalam waktu lama.
Dalam situasi ini, sekolah-sekolah yang tidak memiliki siswa baru harus terus berupaya meningkatkan daya tarik dan kualitas layanan pendidikan agar bisa menarik minat masyarakat. Dengan adanya kesempatan pendaftaran, diharapkan sekolah-sekolah tersebut dapat kembali memiliki siswa baru di masa depan.