— Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, memberikan perintah tegas kepada seluruh sekolah di wilayahnya, mulai dari tingkat TK hingga SMA/SMK, agar menghentikan proses belajar mengajar secara online.
Dedi menekankan bahwa situasi di Jawa Barat saat ini dalam keadaan aman dan terkendali, sehingga tidak ada alasan bagi lembaga pendidikan untuk kembali menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh.
Melalui unggahan di akun TikTok pribadinya, @dedimulyadiofficial, pada Rabu (3/9/2025), Dedi Mulyadi menyatakan, “Tidak boleh ada yang menganggap kegiatan belajar di rumah sebagai hal yang biasa. Saya berharap sekolah kembali berjalan normal, dan saya memastikan Provinsi Jawa Barat dalam kondisi normal, tertib, serta terkendali.”
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Dedi juga menyampaikan bahwa pemerintah provinsi belum pernah mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh dalam kondisi saat ini.
Semoga kita semua dapat kembali bersama-sama menjalankan tugas seperti biasanya, dan pemerintah Provinsi Jawa Barat hingga saat ini belum memberikan perlakuan terhadap kegiatan belajar di rumah, kegiatan belajar jarak jauh, atau kegiatan belajaronline,” lanjutnya.
Peraturan dari Dinas Pendidikan Jawa Barat Dicabut Secara Lisan
Keputusan ini juga mengubah surat edaran yang sebelumnya dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Barat pada hari Senin (1/9/2025). Surat edaran tersebut pernah memerintahkan seluruh sekolah untuk melaksanakan pembelajaran secara online sementara waktu.
Berkaitan dengan pernyataan ini, seluruh komponen pendidikan di Jawa Barat diminta untuk kembali menitikberatkan pada proses belajar mengajar secara langsung dan menjaga suasana yang kondusif.
“Mari kita pertahankan kondusivitas, produktivitas bagi Jawa Barat khususnya,” tutup Dedi Mulyadi.
Tindakan ini diharapkan mampu memulihkan kegiatan belajar mengajar secara maksimal, sekaligus memastikan tidak terjadi gangguan yang tidak perlu dalam dunia pendidikan Jawa Barat.
Orang tua siswa tampaknya tidak terlalu mengkhawatirkan larangan kegiatan belajar secara daring. Beberapa dari mereka justru menyampaikan masalah yang berbeda. Misalnya, masih ada pihak sekolah yang memaksakan kegiatan berenang siswa serta tugas rumah yang terlalu banyak.