Dampak Perselingkuhan terhadap Anak dan Cara Menghadapinya
Perselingkuhan dalam sebuah hubungan rumah tangga tidak hanya merusak ikatan antara pasangan suami istri, tetapi juga berdampak besar pada anak-anak. Anak yang menjadi saksi langsung atau bahkan mengetahui secara tidak sengaja tentang perselingkuhan orang tua bisa mengalami tekanan emosional yang sangat berat.
Salah satu dampak utama adalah keruntuhan kepercayaan terhadap figur orang tua. Rumah adalah tempat pertama bagi anak untuk membangun kelekatan dan rasa aman. Ketika mereka menyadari bahwa salah satu atau kedua orang tua mereka melakukan pengkhianatan, hal ini dapat menciptakan ketidakamanan dan kebingungan yang mendalam.
“Ketika anak tahu bahwa orang tuanya berselingkuh, biasanya mereka akan merasa tidak aman, cemas, dan bingung karena realitas yang mereka alami berbeda dari citra orang tua yang selama ini mereka percayai,” ujar Ratna Sari SPsi MPsi Psikolog CH CHt CPHt.
Anak sering kali mengalami konflik internal saat menghadapi situasi seperti ini. Mereka mungkin merasakan ketegangan akibat pertengkaran atau perubahan sikap orang tua. Hal ini membuat mereka menjadi lebih waspada dan khawatir akan kemungkinan terburuk, seperti perceraian. Akibatnya, anak bisa kehilangan rasa aman, menjadi lebih sensitif, mudah marah, sedih, serta kesulitan mengelola emosi mereka sendiri.
Dampak psikologis ini bisa bertahan hingga masa dewasa, terutama jika tidak dikelola dengan baik. Anak yang pernah menyaksikan atau mengetahui perselingkuhan orang tuanya seringkali sulit mempercayai orang lain, baik dalam pertemanan maupun hubungan asmara. Banyak klien yang datang ke konselor memiliki masalah seperti kecemasan kronis atau kesulitan dalam mengungkapkan perasaan mereka.
“Beberapa klien saya, saat dewasa, mengalami kecemasan yang terus-menerus. Ada juga yang mematikan emosinya sebagai mekanisme bertahan hidup. Misalnya, saat ditanya ‘kamu senang?’ jawabannya biasa saja: ‘biasa saja’,” tambah Ratna.
Bagaimana Orang Tua Harus Menangani Situasi Ini?
Jika anak sudah mengetahui adanya perselingkuhan, penting bagi orang tua untuk tidak berbohong atau menyangkal secara total. Yang paling penting adalah meluruskan pikiran anak dan memberi validasi terhadap perasaan mereka. Jangan mengabaikan atau meremehkan perasaan anak.
Ratna menekankan bahwa penjelasan harus disesuaikan dengan usia anak. Untuk anak-anak, cukup menjelaskan bahwa terjadi konflik antara ayah dan ibu, sambil menekankan bahwa cinta orang tua kepada anak tetap sama. Sedangkan untuk remaja, ajak mereka berdiskusi terbuka tentang pilihan hidup orang dewasa tanpa menjelekkan salah satu pihak.
Namun, bagaimana jika anak belum mengetahui soal perselingkuhan? Ratna menyarankan agar tidak menceritakan detail jika anak benar-benar belum tahu. Fokuslah pada pemenuhan kebutuhan emosional dan rasa aman anak.
“Tapi kalau anak mulai curiga atau justru mengetahui dari orang lain, jangan disangkal mentah-mentah karena justru bisa merusak kepercayaan anak kepada kita,” lanjut Ratna.