–Para peneliti dari Universitas Rutgers, Amerika Serikat, berhasil mengidentifikasi fungsi penting sebuah protein otak yang dikenal sebagaicypinyang dianggap mampu meningkatkan daya ingat dan kemampuan belajar. Temuan ini membuka kesempatan baru dalam pengembangan pengobatan untuk penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan Parkinson, serta cedera otak akibat trauma.
Dikutip dari Science Advances, tim peneliti menemukan bahwa cypinmemainkan peran dalam menjaga kelancaran koneksi antar sel otak atau sinaps. Sinaps merupakan “jalur komunikasi” di mana neuron mengirim dan menerima sinyal. Kelancaran sinaps sangat penting untuk proses belajar dan mengingat.
Penelitian kami menunjukkan bahwa pengobatan yang berfokus padacypindapat meningkatkan komunikasi antar sel otak, sehingga kemampuan berpikir dan mengingat menjadi lebih baik,” kata Bonnie Firestein, profesor di Departemen Biologi Sel dan Neurosains, Rutgers University, sebagaimana dilaporkan dalam laporan resmi.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Cara Cypin Menjaga Komunikasi Otak
Selama lebih dari dua dekade, Firestein melakukan penelitian cypin. Temuan terbaru menunjukkan bahwa protein ini berperan dalam melekatkan “tanda molekuler” pada protein di sambungan saraf. Tanda tersebut memastikan protein berada di lokasi yang benar sehingga sinyal antar neuron dapat diteruskan secara efisien.
Tak hanya itu, cypinjuga berhubungan dengan proteasom, kompleks protein yang bertugas menghancurkan protein yang rusak atau tidak diperlukan.
Saat cypinmelekat pada proteasome, proses penguraian menjadi lebih lambat sehingga protein tertentu dapat terakumulasi. Akumulasi ini justru bermanfaat karena mendukung komunikasi antar sel otak.
Meningkatkan Memori Melalui Bantuan Sinaps
Penelitian juga menunjukkan bahwa tingkatcypinyang lebih tinggi meningkatkan jumlah protein penting di sambungan saraf. Protein ini menjadi bahan dasar utama untuk proses belajar dan pengingatan.
Cypinbahkan mampu meningkatkan aktivitas protein lain yang disebut UBE4A, yang juga berperan dalam proses penandaan molekuler tersebut.
Menurut laporan dari ScitechDaily, temuan ini merupakan penelitian dasar, tetapi memiliki potensi besar untuk digunakan dalam bidang klinis. Firestein dan timnya saat ini sedang melakukan penelitian terapan, jenis penelitian yang menghubungkan temuan laboratorium menjadi pengobatan nyata.
Karena ketergangguan pada sinaps sering terjadi dalam penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson, serta pada kondisi cedera otak, cypindianggap sebagai objek yang menjanjikan untuk memulihkan atau meningkatkan fungsi otak.
Kemampuan cypin mendorong plasticityyaitu fleksibilitas sinaps untuk menjadi lebih kuat atau lebih lemah seiring berjalannya waktu, dianggap penting dalam melawan kerusakan pada jaringan saraf.
Penelitian ini didanai oleh National Institutes of Health (NINDS), Coalition for Brain Injury Research, serta beberapa individu pemberi sumbangan.
(*)