Penemuan Video Detik-Detik Sebelum Kematian Arya Daru Pangayunan
Video yang merekam aktivitas diplomat muda Arya Daru Pangayunan sebelum meninggal dalam kondisi mengenaskan akhirnya terungkap. Rekaman CCTV menunjukkan kejadian-kejadian penting yang terjadi di kamar kosannya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.
Setelah tiba di kamar kosan pada Senin (7/7/2025), rekaman CCTV memperlihatkan apa saja yang dilakukan oleh Arya Daru selama beberapa jam sebelum ditemukan meninggal dunia. Mantan Kabareskrim Polri Susno Duadji turut menganalisis rekaman tersebut dan memberikan penjelasan mendalam tentang peristiwa yang terjadi.
Arya Daru ditemukan dalam kondisi kepala dililit lakban dan tubuhnya ditutupi selimut. Penemuan jasadnya pertama kali dilaporkan oleh penjaga kosan bernama Siswanto pada Selasa (8/7/2025) pukul 07.40 WIB. Ternyata, delapan jam sebelum ditemukan tak bernyawa, Arya masih hidup dan tertangkap kamera CCTV.
Dalam rekaman CCTV, Arya Daru terlihat baru pulang ke kamar kosan sekira pukul 23.23 WIB pada hari itu. Dalam rekaman tersebut, ia keluar kamar sembari membawa plastik hitam diduga sampah. Saat itu, ia masih mengenakan pakaian lengkap, yaitu kemeja hitam yang dikancing dan celana panjang hitam.
Beberapa menit kemudian, Arya kembali berjalan menuju kamar kosan. Namun, saat masuk, terlihat perbedaan pada pakaian yang ia kenakan. Ia membuka semua kancing kemejanya sehingga bagian dadanya terlihat. Dengan memegang kemejanya, ia pun masuk ke kamarnya.
Analisa Susno Duadji
Susno Duadji, yang memiliki pengalaman puluhan tahun di bidang kepolisian, menjelaskan perbedaan antara kematian wajar dan tidak wajar. Menurutnya, kasus kematian Arya Daru termasuk dalam kategori tidak wajar. Ia menyebutkan bahwa kematian bisa disebabkan oleh bunuh diri, kecelakaan, atau pembunuhan.
Untuk menentukan apakah kematian tersebut wajar atau tidak, hasil pengolahan TKP (Tempat Kejadian Perkara) menjadi sangat penting. Susno juga menekankan pentingnya fokus pada beberapa aspek seperti sidik jari dan ponsel korban.
“Kita harus memeriksa kondisi korban, apakah ada sidik jari di TKP. Sidik jari yang paling mungkin adalah lakban di kepalanya. Lakban itu hanya milik korban atau ada orang lain,” ujarnya.
Selain itu, Susno menyarankan agar polisi juga memeriksa ponsel korban untuk mengetahui dengan siapa dia berkomunikasi dan apa isi percakapannya. CCTV juga perlu diperiksa secara menyeluruh, bukan hanya cuplikan saat pintu didobrak.
Momen Buang Sampah
Susno juga menyoroti momen ketika Arya Daru membuang sampah. Ia meminta agar polisi menganalisis apakah ada orang lain yang masuk ke kamar Arya setelah ia membuang sampah. Rekaman CCTV tidak merekam tepat di depan kamar, sehingga kemungkinan adanya orang lain tidak bisa diabaikan.
“Jika dia membuang sampah, lalu masuk lagi, apakah ada orang lain yang masuk ke kamar itu beberapa jam setelah dia membuang sampah? Karena saat itu dia masih hidup dan berjalan masuk,” kata Susno.
Karena curiga bahwa kematian Arya Daru terkait dengan pembunuhan, Susno meminta penyidik untuk lebih jeli dan tidak langsung menghakimi. Setiap orang yang dekat dengan korban, terutama yang ada di sekitar korban sebelum meninggal, harus dicurigai. Meski begitu, kecurigaan ini harus dibuktikan melalui penyelidikan.
“Kemeninggalan seseorang yang tidak wajar pasti ada sebabnya. Bisa karena alasan ekonomi, dendam, asmara, atau persaingan. Semua hal ini harus diungkap,” ujarnya.
Menurut Susno, proses pengungkapan kasus ini dimulai dari teman terdekat di kantor, atasan, rekan-rekan lain, hingga istri korban. Istri sering menjadi tempat untuk menyampaikan keluhan atau informasi penting.