Chandra Asri Pacific (TPIA) Perkuat Eksposur Pasar dengan Strategi Ekspansi yang Semakin Agresif, Ini Saran Para Ahli

Chandra Asri Pacific (TPIA) Perkuat Eksposur Pasar dengan Strategi Ekspansi yang Semakin Agresif, Ini Saran Para Ahli


.CO.ID – JAKARTA

Emiten yang dimiliki oleh Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (
TPIA
) dengan sangat agresif mengekspansi bisnisnya ke sektor industri petrokimia dan infrastruktur selama tahun 2025 yang berlangsung.

Seperti yang sudah tercatat, pada tanggal 1 April 2025 kemarin, TPIA berhasil menuntaskan proses pengambilalihan bersama dengan Glencore dari saham Shell dalam bisnis Shell Energy dan Chemicals Park. Kini entitas tersebut bernama Aster Chemicals and Energy (Aster).

Langkah penting ini, yang diterapkan lewat kerja sama berupa investasi bersama bernama CAPGC Pte. Ltd., adalah gerakan signifikan untuk mengembangkan jejak internasional Grup Chandra Asri di bidang kimia, energi, serta infrastruktur.

Memanfaatkan kemampuan unggul Aster dalam hal pengolahan dan perniagaan, TPIA berkomitmen untuk meningkatkan stabilitas energi Indonesia, mengurangi ketergantungan pada barang impor, serta membentuk nilai ekonomi dengan cara mentransfer laba kembali dan menanamkannya lagi demi mendukung perkembangan negara dan peningkatan jumlah pekerjaan.

“Diharapkan Aster akan menyumbangkan pertambahan yang berarti bagi daya tahan serta performa finansial Chandra Asri, hasilnya akan dirilis dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Direktur TPIA Suryandi melalui pengumuman resmi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari Kamis (1/5).

Sebagai bagian dari arus pertumbuhan yang terjadi, TPIA secara resmi menyatakan bahwa telah ada penanaman modal senilai US$ 185 juta di PT Chandra Daya Investasi (CDI Group). Modal tersebut berasal dari dua pihak yaitu Chandra Asri Group serta EGCO Group dengan komitmen investasi berturut-turut adalah US$ 90 juta dan US$ 95 juta.

Investasi ini menunjukkan keyakinan EGCO pada potensi perkembangan jangka panjang CDI dan sejalan dengan janji TPIA untuk menghasilkan infrastruktur yang bertahan lama dan bermutu unggul di seluruh kawasan ASEAN.

CDI akan tetap meningkatkan rangkaiannya guna menciptakan manfaat jangka panjang dengan mengembangkan infrastuktur secara bertanggung jawab.

CDI diperkirakan akan segera melaksanakan Penawaran Umum Perdana Saham atau IPO.
Initial Public Offering
(IPO), CDI diketahui menargetkan dana senilai Rp 2,37 triliun melalui penawaran umum saham tersebut.

Suryandi tak membalas saat mencoba untuk mengonfirmasi kemajuan rencana IPO CDI.

Investasi Analis dari Provina Edvisor Visindo Indy Naila menyatakan bahwa tindakan TPIA yang melakukan akusisi terhadap SECP serta mendorong CDI agar go public utamanya bertujuan untuk memperluas kemampuan produksinya dan juga merambah lebih jauh ke dalam pasaran global sebagai salah satu pemainnya.

Ekspansi ini pun diharapkan karena potensi industri petrokimia dan infrastuktur tetap menguntungkan bersamaan dengan aktifitas produksi manufaktur yang cukup tinggi.

“Dampaknya akan menguntungkan bagi TPIA karena ekspansi ini akan membuka akses menuju proyek-proyek strategis, sehingga berdampak pada profitabilitas jangka panjang,” kata dia, Minggu (4/5).

Senior Market Analyst dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, enggan berkomentar tentang rencana penawaran umum perdana (IPO) PT Catur Dharma Indah (CDI) serta pengaruhnya terhadap PT Triputra Investama Arytaadia (TPIA). Meski demikian, ia menilai bahwa akuisisi PT Sentra Energi Cahaya Persada (SECP), harusnya dapat memperkuat posisi TPIA sebagai aktor utama internasional dalam industri petrokimia.

Dia pun yakin bahwa SECP yang telah berubah namanya menjadi Aster akan dengan cepat memberikan kontribusi positif terhadap performa finansial TPIA di kuarter-kuater mendatang, termasuk mengurangi kerugian neto perusahaan tersebut.

“Akuisisi ini bertujuan pula untuk memperbaiki dasar-dasar performa TPIA,” ungkapnya pada hari Minggu, 4 Mei.

Perlu dicatat bahwa TPIA berhasil mencatat pendapatan bersih sebesar US$ 622,1 juta di akhir kuartal I-2025, naik tajam 31,8% secara tahunan (Year on Year/ YoY) dari capaian pendapatan bersih perseroan pada kuartal I-2024 yang berada di angka US$ 471,9 juta.

Rugi bersih TPIA pada kuartal I-2025 juga berkurang 27,7% YoY dari US$ 32,6 juta pada kuartal I-2024 menjadi US$ 23,6 juta pada kuartal I-2025.

Nafan tidak memberi rekomendasi saham untuk TPIA. Adapun Indy merekomendasikan beli saham TPIA dengan target harga jangka panjang ke level Rp 9.000 per saham.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com