Cerita Pedagang Ikan Hias Tentang Kerugian Akibat Pemadaman Listrik di Bali

Cerita Pedagang Ikan Hias Tentang Kerugian Akibat Pemadaman Listrik di Bali





,


Jakarta


– Tak sedikit pengusaha
ikan hias
di Bali yang dipenuhi kemacetan akibat
pemadaman listrik
Di Pulau Dewata minggu lalu, Jumat. Seorang pedagang bernama I Komang Adi Kumara harus menghentikan sementara kegiatan menjual ikan koi dari tokonya selama kurang lebih seminggu. “Penjualannya pasti berhenti total, jadi tidak dapat dilakukan apa-apa,” ujarnya ketika diwawancara pada hari Minggu, tanggal 4 Mei 2025.

Akibat pemadamannya, sang pemilik Showroom Hand Cold Nishikigoi yang ada di Tabanan tersebut menegaskan bahwa ikannya harus melewati masa karantina. Ia menjelaskan bahwa selama periode ini, tubuh ikan koi akan menyusut sebab tak dapat dimanjakan dengan pemberian makan untuk sementara waktu. “Selain itu, kita pun ragu memindahkan mereka dari area isolasi lantaran fluktuasi pada temperatur dan komposisi air.”

Dia cemas bahwa kesehatan ikan mungkin menurun jika segera dipindahkan kembali ke kolam aslinya. “Saat kita melepaskannya, tingkat stres mereka pasti bertambah, karena setelah menjalani karantina dan menghadapi defisit oksigen,” ujarnya.

Komang Adi Kumara pun kurang suka untuk segera menawarkan ikannya ke pembeli. Alasannya adalah karena terdapat kemungkinan ikan tersebut dapat meninggal. “Jika dijual dalam kondisi masih segar dan aktif, namun ketika sampai di tempat tinggal konsumen malah telah mati atau sakit,” jelasnya.

Walaupun sudah memiliki generator set, dia masih merasakan ketakutan saat terjadinya pemutusan daya listrik. Ini disebabkan karena dia harus menukar oksigen untuk memastikan bahwa ikan koi tetap selamat. Dia menyampaikan bahwa tak ada satupun dari ikan-ikannya yang meninggal akibat insiden pemadam listrik tersebut.

Meskipun tak ada korban jiwa, Komang masih mengalami kerugian akibat pemelankaan daya tersebut. Ikan-iannya yang awalnya berkisar ukuran besar perlu dipedulangkan lagi serta disediakannya pakan baru karena badannya mengecil.

Ia juga bercerita harus mengeluarkan uang sebesar Rp 1 juta untuk 500 gram pakan untuk ikan koi impor. “Mungkin secara awam merasa oke gak ada yang mati, tapi lama lagi mengurusnya, akhirnya butuh pakan lagi,” kata dia.

Biasanya, dalam satu pekan Komang bisa menghasilkan uang sekitar Rp 5–10 juta. Pendapatannya bisa melonjak menjadi Rp 15–20 juta lebih jika sedang musim kontes ikan. “Kalau secara perputaran uang, pasti berdampak,” tuturnya.

Komang Adi Kumara menyebutkan sebelumnya tidak menerima informasi akan ada pemadaman listrik di Bali. Selain itu, ia juga mengaku tidak mendapatkan kompensasi dari PLN. “Mana ada peduli seperti itu, terlebih ini usaha personal, tidak terafiliasi dengan dinas perikanan,” kata dia.

Pemadaman besar-besaran atau blacklist yang melanda Bali berlangsung kira-kira pada jam 16:00 WITA. Direktur Utama PTصندIntialized
PLN
(Direktur Utama) Darmawan Prasodjo menyampaikan bahwa adanya masalah dalam sistem pengiriman kabel bawah laut diduga sebagai faktor utama dari pemadaman listrik tersebut. Akan tetapi, hal itu baru sebatas dugaan semata. “Penyebab pastinya sedang diselidiki dan tidak berkaitan dengan serangan cyber atau hal-hal lain,” ungkap Darmawan lewat pernyataan tertulis pada hari Sabtu, tanggal 3 Mei 2025.

Darmawan menjelaskan bahwa pada saat ini arus listrik telah pulih sepenuhnya di Bali. Menurutnya, semua konsumen PLN di Bali dapat menikmati pasokan listrik dengan normal mulai subuh tadi jam 03:00 WITA. ” Kami mohon maaf atas gangguan yang dialami,” tuturnya.


Riri Rahayu

bersumbang dalam penyusunan artikel ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com