news  

Cara Sembuhkan Hepatitis A dan B di Rumah

Cara Sembuhkan Hepatitis A dan B di Rumah

Penyebab dan Gejala Hepatitis A

Ketika tubuh mengalami kelelahan, nyeri di bagian kanan atas perut, serta tidak lagi menikmati makanan, bisa jadi tanda-tanda dari hepatitis A. Infeksi ini disebabkan oleh virus yang menyerang hati dan menular melalui berbagai cara. Meski gejalanya bisa ringan atau bahkan tidak terasa selama beberapa minggu, namun ada juga kasus yang membutuhkan waktu hingga beberapa bulan untuk pulih sepenuhnya. Meski demikian, hepatitis A umumnya tidak membahayakan kehidupan, asalkan tubuh diberi kesempatan untuk pulih secara alami.

Namun, jika seseorang terinfeksi hepatitis B atau C, situasi bisa lebih berat. Kedua jenis hepatitis ini disebabkan oleh virus yang berbeda dan penularannya juga berbeda. Hepatitis B dapat menyebar melalui jarum suntik, darah, atau cairan tubuh lainnya. Bahkan ibu hamil bisa menularkan virus ini kepada bayinya. Tingkat bahaya dari hepatitis B dan C lebih tinggi dibandingkan hepatitis A karena bisa menyebabkan kerusakan hati dalam jangka panjang, seperti sirosis atau kanker hati.

Proses Pemulihan dan Perawatan

Sebagian besar orang yang terinfeksi hepatitis A akan pulih tanpa mengalami kerusakan hati permanen. Setelah sembuh, tubuh juga akan memiliki kekebalan seumur hidup terhadap virus ini. Selama sistem imun bekerja melawan virus, beberapa langkah dapat dilakukan untuk meringankan gejala dan mempercepat proses pemulihan.

1. Penggunaan Obat-obatan

Tidak ada obat spesifik untuk mengobati hepatitis A. Namun, penggunaan obat pereda nyeri atau penurun demam seperti parasetamol harus dibatasi, dengan dosis maksimal 2.000 miligram per hari. Penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat apa pun, termasuk obat-obatan yang dijual bebas.

2. Perubahan Gaya Hidup

Beberapa perubahan gaya hidup dapat membantu menjaga kesehatan hati saat tubuh sedang pulih. Berikut tips yang bisa diterapkan:

  • Istirahat cukup: Terutama jika masih demam atau mengalami penyakit kuning.
  • Konsumsi cairan yang cukup: Minum air putih, kaldu, atau smoothie untuk menjaga gizi dan energi.
  • Hindari alkohol: Alkohol bisa memperparah kerusakan hati.
  • Batasi makanan berlemak atau gorengan: Makanan ini bisa menyebabkan mual dan muntah.

3. Penanganan Nyeri

Tidak ada obat khusus untuk meredakan nyeri akibat hepatitis A. Jadi, sebaiknya hindari konsumsi obat pereda nyeri tanpa rekomendasi dokter.

4. Vaksinasi

Orang yang mungkin terpapar hepatitis A sebaiknya segera menghubungi tenaga kesehatan untuk pencegahan. Vaksin hepatitis A dapat diberikan dalam waktu dua minggu setelah terpapar virus. Meski butuh dua sampai tiga dosis untuk perlindungan penuh, satu dosis saja sudah cukup untuk mencegah infeksi. Suntikan immune globulin juga bisa menjadi alternatif bagi yang tidak bisa divaksinasi.

5. Pendekatan Pelengkap

Meskipun sebagian besar orang akan pulih sendiri, beberapa orang memilih mencoba pendekatan pelengkap seperti suplemen atau herbal. Namun, penting untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan sebelum mencoba hal-hal tersebut.

6. Tindakan Bedah

Tindakan bedah untuk hepatitis A sangat jarang dilakukan. Namun, pada kasus yang sangat langka, hepatitis A dapat menyebabkan gagal hati mendadak. Risiko ini lebih tinggi pada lansia, orang dengan HIV, pengguna obat imunosupresan, atau mereka yang sudah memiliki masalah hati sebelumnya. Dalam kasus seperti ini, transplantasi hati mungkin diperlukan.

Pencegahan Penularan

Setelah didiagnosis dengan hepatitis A, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan agar tidak menularkan virus ke orang lain. Beberapa cara yang bisa dilakukan antara lain:

  • Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah buang air atau mengganti popok, serta sebelum menyiapkan makanan.
  • Beri tahu orang yang tinggal bersama atau pasangan seksual bahwa kamu terinfeksi. Mereka perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengecek apakah perlu vaksinasi.
  • Hindari kontak seksual selama masa infeksi.

Hepatitis A hanya bisa tertular sekali. Setelah itu, tubuh akan memiliki kekebalan terhadap virus ini.