Jakarta, IDN Times
– Ekonomi negara bagian California sudah melebihi ukuran ekonomi Jepang. Menurut laporan dari Dana Moneter Internasional (IMF) serta Biro Analisis Ekonomi Amerika Serikat, Produksi Domestik Bruto (PDB) nominil California saat ini mencapai sekitar 4,1 triliun dolar AS. Ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka Jepang yang berada di posisi 4,02 triliun dolar AS.
Setelah mencapai prestasi itu, California kini hanya tertinggal dari Amerika Serikat (AS) yang memiliki nilai 29,18 triliun dolar AS, China dengan 18,74 triliun dolar AS, serta Jerman senilai 4,65 triliun dolar AS. Sebelumnya, wilayah negara bagian ini sudah menempati peringkat lima teratas secara global setelah mengungguli Britania Raya selama enam tahun terakhir.
“California bukan sekadar pengikut – tetapi pemimpin dalam menetapkan laju perkembangan. Perekonomian kita tumbuh seiring dengan investasi di bidang manusia, penekanan pada keberlanjutan, serta keyakinan pada daya saing inovatif,” ujar Gubernur California Gavin Newsom melalui pernyataan resmi seperti dilansir dari
The Guardian
, Sabtu (26/4/2025).
1. Newsom kritik kebijakan tarif Trump yang dinilai merugikan
Newsom menyebut kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump berpotensi mengancam kemajuan yang telah dicapai California seraya menyerukan perlindungan terhadap kepentingan negara bagian. Ia menyampaikan kekhawatiran itu dalam konferensi pers saat mengumumkan gugatan negara bagian terhadap kebijakan tarif federal.
“Dan, saat kami merayakan kesuksesan ini, kami menyadari bahwa kemajuan kami terancam oleh kebijakan tarif sembrono dari pemerintahan federal saat ini. Ekonomi California menggerakkan negara ini, dan harus dilindungi,” kata Newsom, dikutip dari
BBC
, Sabtu (26/4/2025).
California menjadi negara bagian pertama yang secara resmi menggugat pemerintah federal atas kebijakan tarif tersebut. Newsom menyebut tindakan Trump melanggar konstitusi karena hanya Kongres yang memiliki kewenangan mengenakan tarif. Dalam konferensi pers, ia juga menyampaikan bahwa tidak ada negara bagian yang lebih siap kehilangan dibanding negara bagian California.
“Ini merupakan saat yang mendalam dan dipenuhi kecemasan, dan akan menjadi bohong bila saya katakan situasi ini dapat langsung diakhiri,” lanjutnya.
2. Industri dan sektor pertanian menjadi fondasi utama.
California terkenal secara luas sebagai sentra untuk industri teknologi dan hiburan di Amerika Serikat. Akan tetapi, peranannya dalam perekonomian negeri tidak hanya berasal dari dua sektor tersebut melainkan juga dari bidang manufaktur dan peternakan. California menjadi penghasil produk pertanian dengan skala tertinggi serta salah satu pembuat barang hasil produksi yang signifikan bagi negara ini.
Dengan populasi mendekati 40 juta jiwa, California telah mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang melampaui banyak negara. Tahun lalu, pertumbuhan ekonominya mencapai 6 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan AS secara keseluruhan yang tumbuh 5,3 persen, China 2,6 persen, dan Jerman 2,9 persen.
Di samping itu, California juga merupakan kontributor fiskal utama untuk pemerintahan federal. Berdasarkan laporan dari kantor gubernur, negara bagian tersebut mentransfer uang sebanyak 83 miliar dolar AS lebih banyak kepada pemerintah pusat daripada jumlah yang diterima kembali.
3. Masalah perumahan dan biaya mempengaruhi sektor wisata di Kanada
Meski menghadapi krisis perumahan yang memicu meningkatnya jumlah tunawisma, populasi California terus bertambah dalam beberapa tahun terakhir. Di sisi lain, sektor pariwisata menunjukkan performa gemilang sepanjang tahun lalu. Negara bagian ini mencatat rekor tertinggi dalam belanja wisatawan.
Meskipun demikian, tidak semua penunjuk-penunjuk petualangan berubah menjadi lebih baik. Pergantian pelancong dari Kanada di bulan Februari mengalami kemerosotan 12% jika kita bandingkan dengan masa serupa di tahun sebelumnya. Hal ini diperkirakan disebabkan oleh pertikaian cukai yang digulirkan oleh pihak administrasi Trump.
Pemerintah federal di bawah Trump telah memberlakukan tarif sebesar 10 persen untuk hampir semua negara pengekspor ke AS. Tarif tambahan sebesar 25 persen juga dikenakan untuk produk dari Meksiko dan Kanada.
Sementara itu, kebijakan paling tajam menyasar China. Trump memberlakukan pajak impor hingga 145 persen untuk barang-barang China. Sebagai balasan, China mengenakan tarif 125 persen terhadap produk Amerika.
Pemerintah menyebut tarif itu bertujuan membawa kembali pabrik dan lapangan kerja ke dalam negeri. Kebijakan itu juga didukung pemangkasan suku bunga guna menurunkan biaya pinjaman bagi warga.