.CO.ID – NEW YORK
. Bursa saham di Wall Street meningkat pada hari Jumat (2/5). Penguatan ini didukung oleh laporan ekonomi AS yang positif serta kemungkinan adanya penurunan tensi dalam perselisihan dagang antara AS dan Cina.
Pada Jumat (2/5), Dow Jones Industrial Average meningkat sebesar 564,47 poin, atau 1,39%, mencapai angka 41.317,43. Selain itu, indeks S&P 500 memperoleh kenaikan hingga 82,54 poin, atau 1,47%, sehingga berakhir di level 5.686,68. Sedangkan Nasdaq Composite pun ikut melambung dengan pertambahan 266,99 poin, atau 1,51%, sampai ke posisi 17.977,73.
Seperti dikutip
Reuters
Perekonomian Amerika Serikat menambahkan 177.000 pekerjaan baru di bulan April tahun 2025 dan ini melebihi perkiraan, sedangkan tingkat pengangguran masih bertahan di posisi 4,2%.
Informasi itu membantu mengurangi ketakutan tentangperlambatanekonomiAS setelahlaporanDepartemenPerdangandahalmenunjukkankontraksiprodukdalambrutodomestikkinternalUSuntukpertamakali dalammasajarih tigarahun,karena dipengaruhibanjinimportsebabbea.
“Pasar saham bergembira merespons laporan upah pagi hari ini, namun perlu disampaikan bahwa peningkatan pekerjaan mulai melandai dalam bulan ini dan tidak banyak yang membahas hal tersebut,” jelas Talley Leger, kepala strategi pasar di The Wealth Consulting Group sebagaimana dilaporkan.
Reuters
.
China mengumumkan pada hari Jumat bahwa pihaknya sedang mempertimbangkan penawaran dari Washington untuk melakukan diskusi terkait tariff sebesar 145%, yang dijatuhkan oleh Presiden Donald Trump pada barang-barang impor asal China.
Persaingan tarif antara kedua negara dengan ekonomi terkuat di planet ini sudah menyebabkan para pemegang saham cemas, karena masing-masing pihak enggan tunduk dalam pertikaian perdagangan yang telah mempengaruhi pangsa pasar global.
Akan tetapi, perubahan sejumlah tarif yang dilakukan Trump sudah mendorong indeks saham AS untuk kembali pulih dari kerugian terbarunya.
“Menurut pendapat saya, poin utama yang disampaikan hari ini adalah bahwa kondisi ekonomi ternyata jauh lebih sehat dibandingkan dengan harapan banyak orang serta mampu bertahan terhadap berbagai bea masuk dan kekhawatiran akan adanya bea tersebut,” ungkap Thomas Hayes, ketua dari Great Hill Capital di New York.