news  

BRIN Umumkan 5 Profesor Riset Baru, Bidang Elektrokimia hingga Kupu-kupu

BRIN Umumkan 5 Profesor Riset Baru, Bidang Elektrokimia hingga Kupu-kupu

Pengukuhan Lima Peneliti sebagai Profesor Riset oleh BRIN

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali mengukuhkan lima peneliti ahli utama menjadi profesor riset. Prosesi ini merupakan yang kedua kalinya dilakukan BRIN sepanjang tahun 2025. Kelima peneliti tersebut berasal dari berbagai bidang keilmuan, seperti kesuburan tanah, biodiversitas, kesehatan masyarakat, penginderaan jauh, serta teknologi elektrokimia.

Berikut adalah lima peneliti yang dikukuhkan:

  • A. Arivin Rivaie: Ahli kesuburan tanah dan nutrisi tanaman.
  • Djunijanti Peggie: Spesialis biosistematika dan konservasi kupu-kupu.
  • Woro Riyadina: Pakar epidemiologi penyakit tidak menular.
  • Parwati: Ahli teknik ekstraksi informasi geo-bio-fisik lingkungan terestrial.
  • Aris Mukimin: Pakar teknologi elektrokimia.

Pengukuhan ini dilakukan melalui Keputusan Kepala BRIN Nomor 138/I/HK/2025 yang ditetapkan pada 2 Juni 2025. Proses ini bertujuan untuk membentuk Majelis Pengukuhan Profesor Riset.

Kontribusi BRIN dalam Peningkatan Sumber Daya Manusia

Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, menyampaikan bahwa pengukuhan ini merupakan bentuk kontribusi nyata lembaga dalam mendukung keunggulan sumber daya manusia nasional. Menurutnya, jumlah profesor riset mencerminkan tingkat keunggulan peradaban dan teknologi suatu negara.

Hingga saat ini, BRIN telah mengukuhkan lebih dari 70 profesor riset. Dari jumlah tersebut, lima peneliti terbaru juga termasuk dalam daftar. Menurut Amarulla, gelar profesor riset diberikan kepada peneliti dan perekayasa ahli utama yang telah mencapai jenjang tertinggi dalam karir risetnya. Selain itu, para profesor memiliki tanggung jawab besar sebagai teladan bagi peneliti muda.

Menjadi profesor bukan hanya simbol prestasi, tetapi juga bentuk pengakuan atas kecakapan, profesionalisme, dan dedikasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini juga mencerminkan komitmen tinggi terhadap riset dan inovasi.

Orasi Ilmiah dari Para Profesor Riset

A. Arivin Rivaie, peneliti dari Pusat Riset Tanaman Pangan, menyampaikan orasi dengan judul Akselerasi Inovasi Teknologi Fosfo-kompos dalam Meningkatkan Produktivitas Lahan Kering Masam Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya penggunaan fosfo-kompos berbasis fosfat alam sebagai solusi ramah lingkungan dan ekonomis untuk mengatasi masalah lahan kering masam di Indonesia.

Djunijanti Peggie, peneliti dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, menyampaikan orasi dengan judul Biodiversitas, Konservasi, dan Akselerasi Pengetahuan Kupu-kupu Indonesia. Ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki sekitar 650 spesies kupu-kupu endemik—terbanyak di dunia. Strategi citizen science dengan dukungan teknologi menjadi sarana akselerasi ilmu kupu-kupu nasional. Ia juga menyebut pencapaian penting seperti temuan spesies baru dan konservasi.

Woro Riyadina, peneliti dari Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi, memaparkan orasi berjudul Model Prediksi dengan Pendekatan Biopsikososial dalam Menurunkan Risiko Stroke di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa intervensi komprehensif terhadap faktor biologis, psikologis, dan sosial dapat menurunkan risiko stroke hingga 77 persen. Metode prediksi ini dikembangkan dalam bentuk instrumen untuk menghitung risiko baik secara individu maupun populasi.

Parwati, peneliti dari Pusat Riset Geoinformatika, menyampaikan orasi Smart Monitoring Berbasis Teknologi Satelit Penginderaan Jauh untuk Pengelolaan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Indonesia. Ia menjelaskan bahwa model pemantauan berbasis satelit yang dikembangkan timnya dapat diaplikasikan di seluruh tahapan manajemen bencana karhutla. Model ini juga bisa ditingkatkan melalui integrasi AI serta teknologi satelit generasi terbaru.

Aris Mukimin, peneliti dari Pusat Riset Lingkungan dan Teknologi Bersih, menyampaikan orasi dengan judul Aplikasi Teknologi Elektrokimia untuk Peningkatan Pengolahan Air Limbah Industri. Ia menyoroti potensi teknologi elektrokimia dalam mengolah air limbah industri yang mengandung polutan berbahaya, termasuk zat warna dan antibiotik, demi menjaga kualitas lingkungan perairan.