news  

BRIN Temukan Bukti Tsunami Purba di Sekitar Bandara NYIA Kulon Progo

BRIN Temukan Bukti Tsunami Purba di Sekitar Bandara NYIA Kulon Progo

Penemuan Endapan Tsunami Purba di Wilayah Selatan Jawa

Di kawasan selatan Jawa, para peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan endapan tsunami yang berusia sekitar 1.800 tahun. Temuan ini ditemukan di beberapa lokasi, termasuk di area pantai selatan Kulon Progo. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah tersebut pernah mengalami bencana alam yang sangat besar dalam sejarahnya.

Periset Sedimentologi BRIN, Purna Sulastya Putra, menjelaskan bahwa temuan tersebut menunjukkan adanya lapisan-lapisan yang lebih muda di daerah Kulon Progo. Lapisan-lapisan ini sebelumnya telah ditemukan di lokasi lain seperti Lebak dan Pangandaran. Dari data tersebut, dapat disimpulkan bahwa kejadian tsunami besar kemungkinan terjadi berulang kali di wilayah ini.

Purna menyoroti pentingnya memperhatikan risiko bencana saat melakukan pembangunan di sekitar kawasan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kabupaten Kulon Progo. Endapan tsunami purba ditemukan pada jarak sekitar dua kilometer dari bandara YIA. Hal ini menjadi peringatan bahwa wilayah ini memiliki potensi bahaya yang tidak bisa diabaikan.

Dalam perkembangan pembangunan di sekitar kawasan tersebut, banyak fasilitas baru seperti hotel, restoran, dan pusat perbelanjaan dibangun. Meskipun hal ini memberikan dampak positif secara ekonomi kepada masyarakat, namun secara tidak langsung meningkatkan kerentanan wilayah terhadap potensi bencana.

Purna menilai bahwa pembangunan yang berlangsung secara masif tanpa mempertimbangkan risiko kebencanaan justru dapat memperbesar dampak jika terjadi peristiwa ekstrem seperti tsunami. Ia menekankan bahwa setiap pembangunan tentu memiliki manfaat, tetapi di wilayah rawan bencana, penting bagi semua pihak untuk membangun dengan kesadaran akan risiko dan berpijak pada data ilmiah.

Riset kebencanaan geologi menjadi semakin penting dalam konteks pembangunan yang pesat. Informasi dari riset ini dapat menjadi dasar perencanaan dan mitigasi risiko. Salah satu metode yang digunakan adalah kajian paleotsunami, yaitu studi tentang kejadian tsunami masa lalu.

Purna menekankan bahwa sains harus menjadi bagian tak terpisahkan dari proses perencanaan dan pembangunan, terutama di wilayah rawan bencana. Dengan kolaborasi antar pemangku kepentingan, hasil riset seperti ini diharapkan tidak hanya berhenti sebagai dokumen ilmiah, tetapi menjadi pijakan nyata dalam mewujudkan pembangunan yang adaptif, aman, dan berkelanjutan.

Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:

  • Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko bencana.
  • Memastikan perencanaan pembangunan mempertimbangkan data ilmiah.
  • Melibatkan ahli kebencanaan dalam proses pengambilan keputusan.
  • Mengedepankan pendekatan berbasis risiko dalam setiap proyek pembangunan.
  • Mendorong kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan masyarakat.

Dengan demikian, pembangunan di wilayah rawan bencana dapat dilakukan dengan lebih bijak dan aman, sehingga mengurangi risiko yang mungkin terjadi di masa depan.

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com