Setiap umat Islam disarankan untuk melaksanakan mandi junub (wajib) setelah melakukan hubungan intim antara suami dan istri, menstruasi serta masa nifas bagi wanita, setelah melahirkan, mimpi basah, dan hal-hal lainnya.
Dilansir dari buku Panduan Shalat Wajib dan Sunnah yang Mudah dan Lengkap Sesuai Ajaran Nabi Muhammadkarya Ust. Abd Hamid, M.Ag, dkk, mandi junub dijelaskan sebagai tindakan membasuh seluruh tubuh dengan niat, syarat, dan rukun yang telah ditentukan.
Selanjutnya, dalil mengenai mandi junub yang terdapat dalam firman Allah SWT yaitu Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 43 yang berisi sebagai berikut:
Saya tidak dapat memahami teks yang diberikan karena tampaknya berisi karakter yang tidak terbaca atau tidak dalam bahasa Indonesia yang benar. Jika Anda memiliki teks dalam bahasa Indonesia yang ingin saya parafraze, silakan kirimkan kembali.
y¢ ayyuhalladz®na ¢man» l¢ taqrabush-shal¢ta wa antum suk¢r¢ ḫatt¢ taâlam» m¢ taq»l»na wa l¢ junuban ill¢ â¢bir® sab®lin ḫatt¢ taghtasil», wa ing kuntum mardl¢ au âal¢ safarin au j¢’a aḫadum mingkum minal-gh¢’ithi au l¢mastumun-nis¢’a fa lam tajid» m¢’an fa tayammam» shaâ®dan thayyiban famsaḫ» biwuj»hikum wa aid®kum, innall¢ha k¢na âafuwwan ghaf»r¢
Artinya:
Kepada orang-orang yang beriman, janganlah mendekati shalat dalam keadaan mabuk hingga kamu sadar akan apa yang kamu ucapkan, dan jangan (pula datang ke masjid) dalam keadaan junub, kecuali sekadar lewat saja sampai kamu mandi (junub). Jika kamu sakit, sedang bepergian, salah seorang dari kalian pulang dari buang air, atau kamu telah menyentuh perempuan, namun tidak menemukan air, maka gunakanlah debu yang bersih untuk tayamum. Usaplah wajah dan tanganmu (dengan debu tersebut). Sesungguhnya Allah sangat pengampun lagi pemaaf.
Mandi wajib sama dengan mandi keramas menggunakan shampo. Namun, mungkin masih banyak umat muslim yang bertanya apakah diperbolehkan mandi junub tanpa menggunakan shampo?
Apakah boleh mandi junub tanpa menggunakan shampo?
Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama RI,setidaknya terdapat dua rukun yang wajib dipenuhi ketika seseorang hendak menghilangkan hadas besar. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh para ulama fiqih, antara lain adalah Syekh Salim bin Sumair Al-Hadlrami dalam kitabSafinatun Najah, sebagai berikut:
Pemimpin Partai Buruh Inggris dan Partai Sosialis Inggris mengumumkan keputusan mereka.
Artinya:
Sholat mandi junub terdiri dari dua hal, yaitu niat dan mengoleskan seluruh tubuh dengan air.
Dapat dipahami bahwa mandi junub tetap sah, meskipun tidak menggunakan sampo atau sabun selama dua rukun di atas terpenuhi, Bunda. Hanya saja, agar lebih mudah dalam melaksanakan rukun mandi yang kedua, yaitu mengguyur seluruh tubuh, bisa dibantu dengan bilasan sampo.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali dalam bukunyaBiddayatul Hidayahmengemukakan beberapa amalan sunnah saat melaksanakan mandi wajib, di antaranya yaitu mengusap rambut dan jenggot.
Melakukan sunnah ini tentu akan lebih mudah dilakukan dengan menggunakan sampo. Selain itu, sampo juga bisa membantu rambut menjadi lebih bersih, rapi, dan terasa nyaman, Bu.
Bolehkah menunda mandi junub?
Kementerian Agama Republik Indonesia menyampaikan bahwa sebenarnya tidak wajib segera melaksanakan mandi wajib karena alasan cuaca yang dingin, kesibukan yang padat, dan lainnya. Dalam sebuah hadis disebutkan:
Saya ingin mengatakan bahwa saya sangat menikmati buku ini. Buku ini memberikan wawasan yang mendalam tentang berbagai topik yang menarik. Saya sangat merekomendasikan buku ini kepada siapa pun yang tertarik dengan topik ini. Buku ini juga memiliki gaya penulisan yang sangat menarik dan mudah dipahami. Saya sangat senang telah membaca buku ini. (Pengarang: Nama Penulis)
Artinya:
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam bertemu dengannya di salah satu jalan kota Madinah, sedangkan ia masih dalam keadaan junub. Lalu ia segera pergi dan segera mandi. Nabi shallallahu alaihi wasallam pun mencari-carinya. Ketika ia datang menghadap Nabi, beliau berkata, ‘Kamu dari mana, wahai Abu Hurairah?’ Ia menjawab, ‘Wahai Rasulullah, tadi Anda menemui saya dalam keadaan junub, maka saya tidak merasa nyaman untuk duduk bersama Anda sehingga saya terlebih dahulu mandi.’ Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata, ‘Subhanallah, sesungguhnya seorang mukmin itu tidak najis.’ ” (Muttafaqun ‘alaih)
Menurut Ibnu Hajar, hadis ini menunjukkan bahwa seseorang diperbolehkan menunda mandi junub dari waktu yang wajib. Namun, sebenarnya lebih baik untuk segera melakukannya.
Namun, menunda mandi junub memiliki batasannya, yaitu selama waktu shalat belum hampir habis. Ibn Rajab al-Hanabali menjelaskan:
Saya mengirimkan salinan dokumen yang diperlukan kepada pihak berwenang dan juga memberi tahu mereka bahwa saya akan segera mengajukan permohonan.
Artinya:
Seseorang yang junub diperbolehkan menunda mandi junubnya selama waktu shalat belum hampir habis.
Jika sengaja menunda, maka hukumnya adalah dosa. Hal ini dikarenakan ia telah bangun dari tidur, namun tidak mengerjakan salat Subuh sesuai waktunya. Rasulullah SAW bersabda:
Tidak ada yang bisa menghentikan mereka. Mereka berada di jalan yang benar dan tidak akan berhenti sampai tujuan tercapai. Tapi, kita harus waspada. Ada bahaya yang mengancam.
Artinya:
“Tidak ada kelalaian saat tidur, kelalaian terjadi ketika seseorang bangun dari tidur.” (HR. Ahmad Sahih)
Cara melaksanakan atau tata cara mandi junub
Berikut tiga rukun dalam mandi junub yang dijelaskan oleh Imam Tqiuddin Al-Hisni dalam kitabnyaKifayatul Akhar, yaitu:
1. Membaca niat
Rukun mandi pertama adalah membaca niat, sebagaimana hadis Rasulullah SAW, “Sesungguhnya segala perbuatan tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Berikut teks niat mandi junub:
Pemimpin Partai Buruh mengatakan bahwa partainya akan terus berjuang untuk kepentingan rakyat.
Niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar dari junub, fardhu karena Allah Ta’ala
Artinya:
Saya berniat berwudhu untuk menghilangkan hadas besar akibat junub, wajib karena Allah Ta’ala.
2. Menghilangkan najis
Rukun yang kedua ialah membersihkan najis dari tubuh jika ada. Jika terdapat najis, Ibu harus menghilangkannya terlebih dahulu dengan niat untuk mengangkat hadas dan membersihkan najis.
3. Membasahi seluruh tubuh hingga mencapai kulit dan rambut
Dalam mandi junub, wajib dilakukan dengan membasahi seluruh tubuh mulai dari rambut hingga kulit. Bahkan, menurut Imam Ar-Rafi’i, seluruh rambut di tubuh kita termasuk dalam kondisi junub, sehingga air harus disiram ke seluruh rambut hingga menyentuh kulit.
Sunah mandi junub
Terdapat pula beberapa sunnah yang bisa dilakukan saat mandi junub. Berikut di antaranya:
- Membasuh tangan tiga kali
- Menghilangkan semua kotoran atau najis yang melekat pada tubuh
- Berwudu dengan sempurna
- Membasahi kepala sebanyak tiga kali, sambil berniat menghilangkan hadas besar
- Membasahi sisi tubuh sebelah kanan sebanyak tiga kali, lalu dilanjutkan dengan sisi tubuh sebelah kiri juga tiga kali.
- Menggosok tubuh, bagian depan dan belakang, sebanyak tiga kali
- Menyela-nyela rambut dan jenggot
- Mengalirkan air ke bagian-bagian kulit yang berlipat dan akar rambut. Lebih baik menghindari tangan menyentuh alat kelamin, jika terkena sebaiknya melakukan wudu kembali.
Nah, ini penjelasan mengenai apakah boleh atau tidak menggunakan sampo saat mandi junub serta cara pelaksanaannya yang perlu diketahui. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk joinkomunitas Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!

Maha Suci Allah dan Subhanallah: Saat yang Tepat untuk Mengucapkannya
Kapan Waktu Mengucapkan Astagfirullah?
Doa untuk Kesembuhan Orang Tua, Diri Sendiri, dan Anak-anak




