Tragedi Kemanusiaan di Gaza: Kematian Marwan al-Sultan dan Runtuhnya Rumah Sakit Indonesia
Gaza, sebuah wilayah yang terus bergulat dengan konflik tak berkesudahan, kembali menyaksikan tragedi kemanusiaan yang mengguncang. Di tengah kepungan ketegangan politik dan militer, nyawa Marwan al-Sultan, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, menjadi korban serangan udara brutal. Ia tewas bersama istri dan anak-anaknya dalam serangan yang terjadi pada Rabu, 2 Juli 2025, di sebuah bangunan perumahan di barat daya Kota Gaza.
Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Kisah Marwan tidak hanya tentang kehilangan seorang tokoh medis, tetapi juga cerminan betapa rapuhnya kondisi warga sipil di wilayah konflik. Sebagai direktur rumah sakit, ia tidak hanya bertugas mengelola fasilitas kesehatan, tetapi juga menjadi suara bagi masyarakat Gaza, khususnya di wilayah utara, yang kerap disampaikan melalui media internasional.
Kerusakan Parah Rumah Sakit Indonesia
Sebelum tragedi kematian Marwan, Rumah Sakit Indonesia sendiri telah mengalami kerusakan parah akibat serangan udara yang terjadi pada Mei 2025. Menurut laporan dari MER-C, organisasi kemanusiaan yang mengelola rumah sakit tersebut, kondisi bangunan sangat memprihatinkan. Kaca jendela pecah, plafon roboh, dan alat-alat medis tertimpa reruntuhan setelah guncangan bom mengguncang area sekitar rumah sakit.
Fasilitas seperti ruang perawatan intensif (ICU), instalasi gawat darurat (IGD), dan ruang operasi mengalami gangguan serius, sehingga layanan medis darurat terpaksa dibatasi. Padahal, dalam situasi perang, kebutuhan akan pelayanan kesehatan semakin tinggi. Ribuan warga Palestina mengandalkan keberadaan rumah sakit ini untuk mendapatkan pertolongan medis.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Marwan al-Sultan berkali-kali menyerukan kepada komunitas internasional agar memberikan perlindungan khusus bagi tenaga medis dan fasilitas kesehatan di Gaza. Sayangnya, seruan itu tak cukup kuat untuk menghentikan rangkaian serangan yang kemudian berujung pada hilangnya nyawanya sendiri beserta seluruh keluarganya.
Serangan Brutal Memicu Kecaman Internasional
Serangan terbaru yang menewaskan Marwan al-Sultan memicu gelombang kecaman dari berbagai organisasi kemanusiaan global. Banyak pihak menilai bahwa serangan terhadap fasilitas sipil dan medis merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional, khususnya Konvensi Jenewa yang menjamin perlindungan bagi warga sipil dalam situasi perang.
Organisasi seperti Palang Merah Internasional (ICRC) dan Amnesty International turut menyatakan keprihatinan mereka atas meningkatnya eskalasi kekerasan yang berdampak langsung pada rakyat biasa. Rumah sakit, sekolah, dan tempat ibadah seharusnya menjadi zona aman, bukan target serangan.
Duka di Tengah Puing-Puing Peradaban
Di antara puing tembok yang runtuh dan bau obat serta debu yang menyatu, Gaza terus berusaha mempertahankan sisa-sisa kemanusiaannya. Potongan kaca jendela Rumah Sakit Indonesia yang masih berkilau di bawah cahaya senja menjadi saksi bisu dari sebuah tragedi yang sulit dilupakan.
Marwan al-Sultan adalah simbol keteguhan seorang pejuang kemanusiaan di tengah badai konflik. Kehidupannya yang diabdikan untuk menyelamatkan nyawa kini harus berakhir tragis, bersama keluarga yang dicintainya. Kisahnya mengingatkan dunia bahwa di balik angka-angka statistik korban perang, ada manusia-manusia dengan harapan, cita-cita, dan cinta yang ikut musnah dalam ledakan bom.
Dunia mungkin bisa berlari dari tanggung jawab, tetapi sejarah akan mencatat bagaimana Gaza terus berdiri tegak meski dikelilingi kepungan.