news  

BI Diperkirakan Kuat Hadapi Tekanan Tarif Trump dan Sinyal The Fed

BI Diperkirakan Kuat Hadapi Tekanan Tarif Trump dan Sinyal The Fed

Prediksi BI-Rate pada Rapat Dewan Gubernur

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate di tingkat 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang akan diumumkan pada hari Rabu (16/7). Sejumlah analis ekonomi menilai bahwa ketidakpastian global dan tekanan arus modal keluar masih menjadi faktor utama dalam keputusan BI untuk tetap menjaga suku bunga saat ini.

Pandangan dari Ekonom BSI

Chief Economist Bank Syariah Indonesia (BSI), Banjaran Surya Indrastomo, mengatakan bahwa penurunan suku bunga belum akan terjadi pada bulan ini. Ia memperkirakan bahwa momen penurunan BI-Rate kemungkinan besar akan terjadi pada September 2025.

“Ketika belanja pemerintah mulai mengalir dan pelaku usaha mulai bergairah menangkap peluang melalui pembiayaan modal kerja,” ujarnya pada Selasa (15/7).

Pandangan serupa juga disampaikan oleh Head of Macroeconomic and Financial Market Research PermataBank, Faisal Rachman. Menurutnya, BI lebih cenderung berhati-hati dalam menghadapi situasi global, terutama setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan putaran terbaru tarif resiprokal terhadap mitra dagang utamanya.

Dampak Kebijakan Tarif Trump

Kebijakan tarif Trump dinilai memicu sentimen risk-off di pasar global, yang berpotensi memberi tekanan terhadap rupiah dalam jangka pendek. Hal ini menjadi pertimbangan utama bagi BI dalam mengambil keputusan.

Selain risiko tarif dagang, pelaku pasar juga memantau kebijakan The Federal Reserve (The Fed). The Fed diperkirakan akan memangkas Fed Funds Rate (FFR) dalam pertemuan FOMC September 2025. Jika hal ini terjadi, maka BI akan memiliki ruang lebih besar untuk melonggarkan kebijakan moneternya.

PermataBank memprediksi bahwa ruang penurunan BI-Rate memang ada, namun kemungkinan baru akan terbuka pada September 2025, ketika ketegangan dagang mereda dan arah kebijakan perdagangan AS lebih jelas.

Perbedaan Pandangan dari Bank Mandiri

Berbeda dengan BSI dan PermataBank, Ekonom Bank Mandiri, Reny Eka Putri, memperkirakan bahwa BI berpeluang menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,25% pada bulan ini.

“Kami melihat BI-Rate dapat diturunkan sebesar 25 bps menjadi 5,25% pada RDG kali ini,” kata Reny.

Menurut Reny, peluang pelonggaran terbuka jika tekanan eksternal mereda dan fundamental domestik tetap kuat. Ia menyoroti beberapa aspek seperti perlambatan ekonomi, inflasi yang terjaga, stabilitas rupiah, kecukupan likuiditas, hingga ekspektasi bisnis sebagai pertimbangan utama BI.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan BI

Beberapa faktor penting yang dipertimbangkan BI dalam mengambil keputusan antara lain:

  • Stabilitas ekonomi domestik: Pertumbuhan ekonomi yang stabil serta inflasi yang terkendali.
  • Kondisi pasar keuangan: Arus modal keluar dan fluktuasi nilai tukar rupiah.
  • Kebijakan moneter global: Tindakan bank sentral negara-negara lain seperti The Fed.
  • Ketegangan geopolitik: Terutama terkait kebijakan perdagangan internasional.

Dengan kondisi yang masih dinamis, BI harus menjaga keseimbangan antara menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan. Meski prediksi mengenai BI-Rate berbeda-beda, satu hal yang pasti adalah BI akan terus memantau perkembangan situasi secara cermat sebelum mengambil keputusan.