news  

Benjamin Netanyahu Ingin Kuasai Gaza dengan Serahkan Pemerintahan ke Non-Hamas untuk Keamanan Israel

Benjamin Netanyahu Ingin Kuasai Gaza dengan Serahkan Pemerintahan ke Non-Hamas untuk Keamanan Israel

– Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengungkapkan keinginan negaranya untuk menguasai seluruh Jalur Gaza, tetapi tidak berniat memimpin wilayah tersebut.

Dikutip dari situs Al-Jazeera pada Sabtu (9/8), Netanyahu menyatakan tujuan utama adalah memastikan keamanan negara Israel, mengusir Hamas, serta menyerahkan pemerintahan kepada pihak sipil yang tidak mendukung penghancuran Israel.

Netanyahu juga menyatakan bahwa Israel menginginkan batas keamanan dan berencana menyerahkan wilayah Gaza kepada pasukan Arab.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Pernyataan Netanyahu mendadak memicu respons tajam dari Hamas. Dalam pernyataan resminya, Hamas menganggap rencana tersebut sebagai kudeta di tengah proses negosiasi gencatan senjata Gaza.

Hamas menuduh Netanyahu bersedia mengorbankan tawanan Israel demi kepentingan pribadinya, seiring dengan rencana perluasan operasi militer di area yang padat penduduk dan diduga menjadi tempat para tawanan.

Di sisi lain, ratusan warga Israel melakukan demonstrasi di dekat kantor perdana menteri di Yerusalem, meminta adanya kesepakatan untuk membebaskan tawanan.

Aksi terjadi saat rapat kabinet keamanan dimulai, di tengah meningkatnya tekanan global terhadap Israel karena krisis kemanusiaan di Gaza.

Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Lembaga PBB mengingatkan tentang risiko kelaparan yang semakin memburuk, sementara Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan jumlah total 197 kematian akibat kelaparan, termasuk 96 anak-anak, sejak Oktober 2023.

Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, dilaporkan menolak rencana pendudukan penuh Gaza. Menteri Pertahanan Israel, Katz, mengatakan bahwa kepala staf memiliki hak untuk menyampaikan pandangan, namun akhirnya keputusan tetap berada di tangan pemerintah.

Zamir menekankan kemandirian militer serta komitmen dalam menyampaikan pendapat secara terbuka.

Zamir mengatakan pihaknya sedang menghadapi masalah hidup dan mati dalam menjaga keamanan negara, sambil menatap langsung para tentara dan warga Israel.

PBB, melalui perwakilan Sekretaris Jenderal Farhan Haq, mengingatkan adanya risiko krisis kemanusiaan yang sangat besar jika konflik semakin memburuk. Ia menekankan pentingnya mencegah kelaparan besar-besaran dan meningkatkan kondisi kemanusiaan di Gaza.

Jurnalis asal Israel, Gideon Levy, dari koran Haaretz, menganggap pernyataan Netanyahu tentang pihak ketiga yang mengelola wilayah Gaza sebagai tidak realistis.

Levy menganggap tujuan sesungguhnya dari perang ini adalah pembersihan etnis dan mendorong penduduk Gaza ke kamp konsentrasi kemanusiaan sebelum diberi kesempatan untuk meninggalkan wilayah tersebut.