Pentingnya Menjaga Keamanan Bekal Anak untuk Mencegah Risiko Kesehatan
Menyediakan bekal makanan yang sehat dan bergizi bagi anak adalah prioritas utama setiap orang tua. Namun, terkadang, bekal tersebut bisa menjadi sumber bakteri jika tidak disimpan dengan benar. Hal ini sangat penting diperhatikan karena makanan yang tidak dijaga suhunya dapat menjadi tempat berkembang biaknya kuman penyebab penyakit. Bakteri yang tumbuh dalam bekal bisa menyebabkan anak sakit saat mereka mulai makan di sekolah.
Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Salah satu faktor utama dalam menjaga keamanan bekal anak adalah menjaga suhu makanan. Suhu yang tepat membantu mencegah pertumbuhan bakteri dan menjaga kualitas makanan hingga waktu makan. Menurut aturan umum, makanan yang berada pada suhu antara 4°C hingga 60°C termasuk dalam “Zona Bahaya” karena bakteri dapat berkembang sangat cepat di rentang suhu tersebut. Oleh karena itu, penting untuk menjaga makanan tetap pada suhu yang aman, baik dengan mendinginkannya di bawah 4°C atau memanaskannya di atas 60°C.
Aturan Penting dalam Menjaga Keamanan Makanan Bekal Sekolah
Menjaga keamanan makanan bekal sekolah sangat penting untuk mencegah risiko penyakit akibat kontaminasi. Berikut empat aturan yang wajib diperhatikan saat menyiapkan dan menyimpan bekal anak:
-
Bersihkan
Cuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik sebelum menyentuh makanan. Jika tangan Bunda memiliki luka atau lecet, gunakan sarung tangan saat menyiapkan makanan. -
Pisahkan
Pastikan daging mentah selalu dipisahkan dari makanan yang sudah siap santap. Hal ini penting untuk mencegah kontaminasi silang dan menjaga keamanan makanan. -
Masak
Gunakan termometer makanan pada bagian paling tebal untuk memastikan daging dan unggas matang sempurna dengan suhu aman. Contohnya, unggas, daging cincang, dan daging isi harus mencapai suhu 74°C, sedangkan makanan laut, steak, dan panggangan cukup mencapai 63°C. -
Dinginkan
Segera simpan makanan di lemari es atau freezer setelah dibeli. Buang makanan yang dibiarkan di suhu ruang lebih dari dua jam.
Tips Praktis untuk Mencegah Bekal Anak Menjadi Sarang Bakteri
Spesialis Urusan Publik dari USDA Food Safety and Inspection Service, Kenneth King, memberikan beberapa tips praktis agar makanan tetap aman dikonsumsi hingga waktu makan siang tiba:
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
-
Jaga Makanan Dingin Tetap Dingin dan Makanan Panas Tetap Panas
Gunakan kotak makan berinsulasi dan simpan setidaknya dua sumber dingin seperti kantong gel beku atau botol air beku. Kantong kertas tidak direkomendasikan karena tidak mampu menjaga suhu secara efektif. -
Simpan Sup atau Semur dalam Kontainer Panas
Sup atau semur yang ingin dibawa sebagai bekal sebaiknya disimpan dalam wadah berinsulasi agar tetap hangat di atas 60°C (140°F). Dengan begitu, makanan tidak mudah tercemar bakteri dan tetap lezat saat disantap. -
Siapkan Termos Sesuai Jenis Makanan
Untuk menjaga suhu makanan panas tetap stabil, bilas termos terlebih dahulu dengan air sangat panas sebelum diisi. Sebaliknya, untuk makanan dingin seperti salad, bilas termos dengan air es terlebih dahulu agar makanan tetap segar. -
Aturan Porsi dan Waktu Penyimpanan
Siapkan porsi makan siang secukupnya sesuai dengan kemampuan anak menghabiskannya. Hindari sisa makanan yang berisiko terkontaminasi. Selain itu, jangan membiarkan kantong bekal berada di suhu ruang terlalu lama. Sebaiknya bekal baru dikeluarkan dari kulkas atau freezer sesaat sebelum berangkat.
Makanan Berisiko Tinggi yang Perlu Diwaspadai
CDC menyarankan untuk waspada terhadap makanan berisiko tinggi seperti daging dan unggas kurang matang, telur mentah, keju tidak dipasteurisasi, produk susu, kecambah mentah, serta ikan atau kerang mentah. Gejala penyakit akibat makanan biasanya meliputi gangguan pencernaan seperti mual, muntah, dan diare. Kondisi ini bisa sangat serius, terutama bagi anak-anak, orang tua, perempuan hamil, dan mereka dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Untuk mencegah kontaminasi silang selama proses persiapan, para ahli menyarankan untuk mencuci talenan dan peralatan dengan air panas dan sabun setelah setiap jenis makanan. Selain itu, pisahkan daging, unggas, dan makanan laut dari bahan lain saat menyiapkan makanan.