Begini Saran Saham KLBF Pasca Dividen

Begini Saran Saham KLBF Pasca Dividen


.CO.ID – JAKARTA.


PT Kalbe Farma Tbk (

KLBF

Memilih untuk mendistribusi 52% dari keuntungan bersih tahun buku 2024 sebagai dividen tunai bagi para pemilik saham, total dana yang dibagikan sebesar Rp 1,7 triliun atau senilai dengan Rp 36 tiap lembar saham.

Pada hari perdagangan Kamis (22/5), nilai penutupan saham Kalbe Farma berada di posisi Rp 1.440 per saham. Dengan menggunakan data awal, tingkat ini menunjukkan perkiraan yield dividen sekitar 2,5 persen.

KLBF mengambil langkah pembagian dividen saat perusahaan mencatat performa positif untuk kuartal I tahun 2025. Perusahaan tersebut menyatakan laba bersih senilai Rp 1,07 triliun pada periode itu, naik 12,44% dari laba kuartal I tahun sebelumnya yang berada di angka Rp 957,56 miliar.

Analis Senior Pasar dari Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menyatakan bahwa aspek dasar atau fundamental PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) terbilang kuat. Mengingat performanya yang positif pada triwulan pertama tahun ini, dia berpendapat bahwa kondisi perusahaan masih sangat menunjukkan prospek baik dalam hal fundamenternya.

“Dalam perspektif teknikal, saham KLBF sekarang sedang mengalami tren bullish, tetapi untuk sementara waktu saya hanya menunggu dan melihat,” jelasnya kepada, Kamis (22/5).

Sementara itu, Associate Director of Research and Investment dari Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, mengusulkan untuk membeli dividen KLBF dan menetapkan sasarannya pada harga saham KLBF sebesar Rp 1.675 per saham, dengan anjuran hold.

Di hari yang sama,

KLBF lewat anak perusahaannya PT Global Onkolab Farma (GOF) telah mengumumkan ekspansi fasilitas produksinya untuk obat-onkologi di Indonesia guna meningkatkan persediaan pengobatan kanker.

Menurut Nafan, tindakan Kalbe mengembangkan produksi obat kanker adalah sebuah strategi yang layak dipuji sebab hal ini bisa meningkatkan kemampuan serta keahlian perusahaan, tidak hanya untuk pangsa pasar lokal tetapi juga internasional.

“Peningkatan sektor onkologi dapat mendukung marjin laba Kalbe di masa datang, karena permintaan untuk pengobatan kanker di Indonesia sangat penting,” jelasnya.

Setuju pula Nico bahwa perluasan produksi onkologi oleh Kalbe ini bisa mendukung profitabilitas, serta merupakan tindakan strategis untuk meminimalkan ketergantungan terhadap impor bahan mentah yang hampir mencapai 80%.

“Padahal, investasi awal yang dibutuhkan untuk mengembangkan hal ini cukup besar, namun dalam rentang waktu menengah sampai panjang, diperkirakan aset tersebut akan berkontribusi positif terhadap performa dan nilai saham Kalbe sejalan dengan peningkatan jumlah kasus kanker di Indonesia,” tandasnya.



Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com