Tidak semua aplikasi di Google Play Store aman. Beberapa aplikasi yang mengandung ancaman berbahaya dari para peretas telah diungkapkan oleh Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri.
Merujuk Kaspersky, Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mengungkapkan play store saat ini memiliki lebih dari 3 juta aplikasi yang terus diperbarui. Google dan timnya tidak bisa selalu mengantisipasi penyusupan file berbahaya oleh peretas karena mereka tidak dapat memverifikasi setiap perubahan yang dibuat.
Dalam akun X.com @CCIPolri, Bareskrim juga menyatakan bahwa malware berbahaya tertanam dalam aplikasi di Google, yang saat ini memiliki lebih dari 600 juta unduhan.
Selanjutnya, Bareskrim Polri mengidentifikasi tiga aplikasi yang dianggap berbahaya di Google Play Store.
1. iRecorder—50.000 unduhan
Aplikasi perekam layar untuk smartphone Android bernama iRecorder pertama kali dirilis di Google Play Store pada September 2021. Pada November 2022, pengembang aplikasi menambahkan fitur berbahaya, termasuk kode Trojan akses jarak jauh AhMyth. Fungsi ini membuat rekaman yang dibuat oleh pengguna dikirim ke pengembang setiap 15 menit.
Pembaca telah mengunduh aplikasi perekam layar ini lebih dari 50.000 kali sejak modus ini terbongkar.
2. Beauty Slimming Photo Editor—620.000 Unduhan
Seperti namanya, Beauty Slimming Photo Editor adalah aplikasi yang berfungsi sebagai editor foto.
Pada Mei 2023, para peneliti Kaspersky menemukan bahwa aplikasi mengandung Trojan Fleckpe. Aplikasi ini memasukkan malware ke smartphone korban tanpa sepengetahuan korban. Kemudian, Trojan terhubung ke server command and control dan mengambil data informasi negara, termasuk data pribadi operator seluler.
3. Black Box Master Diamond 35 Juta Unduhan
Black Box Master Diamond adalah modifikasi dari game Minecraft. Pada April 2023, 38 game Minicraft yang dikloning ditemukan, dan ada 35 juta unduhan aplikasi malware yang disebut HiddenAds. Adware ini tidak menimbulkan ancaman serius, tetapi dapat mempengaruhi kinerja perangkat dan masa pakai baterai.