Koleksi Baru Barbie yang Mewakili Kehidupan Anak Penderita Diabetes Tipe 1
Barbie kembali menghadirkan koleksi boneka baru yang sangat menarik perhatian. Boneka ini memiliki tampilan yang berbeda dari biasanya, dengan desain yang mencerminkan kehidupan seorang anak penderita diabetes tipe 1. Penyelenggaraan acara Breakthrough T1D Children’s Congress di Washington, Amerika Serikat, menjadi momen penting dalam peluncuran boneka ini. Acara tersebut bertujuan untuk mempertemukan anak-anak dengan diabetes agar saling mendukung dan mendorong pengembangan program khusus.
Boneka ini bukan sekadar mainan biasa, melainkan simbol keberanian dan kepercayaan diri bagi anak-anak yang hidup dengan kondisi medis. Dengan adanya boneka ini, para anak penderita diabetes bisa merasa lebih terwakili dan dihargai. Desainnya sangat detail, mulai dari selotip hati hingga aplikasi di ponsel, semua dirancang dengan empati dan ketelitian tinggi.
Selain itu, boneka ini juga menjadi simbol semangat hidup sehat. Dalam desainnya, terdapat pompa insulin di pinggang dan monitor glukosa di lengannya yang ditempel dengan selotip berbentuk hati. Selain itu, ada tas kecil berisi camilan dan perlengkapan medis yang biasa digunakan oleh anak-anak dengan diabetes. Semua elemen ini dirancang agar mewakili kehidupan sehari-hari mereka secara nyata.
Emily Mazreku, direktur pemasaran Breakthrough T1D, ikut serta dalam proses desain boneka ini. Ia sendiri hidup dengan diabetes tipe 1 dan ingin agar boneka ini terasa dekat dengan anak-anak yang mengalaminya. Menurutnya, melalui boneka ini, anak-anak bisa belajar memahami kehidupan orang lain dan menumbuhkan empati sejak dini.
Menurut dr. Sian Jones dari Queen Margaret University, bermain dengan boneka disabilitas membuat anak lebih peka terhadap perbedaan. Anak jadi lebih memahami bahwa setiap orang punya tantangan masing-masing. Konsep ini berasal dari teori mirrors and windows karya Rudine Sims Bishop, di mana anak-anak perlu melihat diri mereka dalam karakter dan memahami kehidupan orang lain.
Boneka ini merupakan hasil kerja keras selama dua tahun. Emily Mazreku melibatkan banyak keluarga dan anak-anak penderita diabetes untuk memastikan Barbie benar-benar mencerminkan pengalaman nyata mereka. Setiap detail dipikirkan dengan saksama, termasuk grafik gula darah di ponsel Barbie yang diambil dari data asli Mazreku sendiri.
Boneka ini tak hanya hadir secara visual, tapi juga membawa pesan kuat tentang semangat dan kepercayaan diri. Ia menggambarkan bahwa kondisi kesehatan tidak menghalangi anak untuk merasa berdaya. Bagi Mazreku, representasi itu penting agar anak-anak tak merasa sendiri dalam perjuangannya.
Sebelumnya, Mattel juga merilis boneka dengan alat bantu dengar, kaki prostetik, dan vitiligo untuk mewakili berbagai kondisi anak. Yang membanggakan, boneka tunanetra dan sindrom Down jadi produk terlaris global di 2024. Ini bukti bahwa mainan yang beragam sangat dibutuhkan dan dihargai.
Keberhasilan ini menunjukkan, bahwa masyarakat semakin terbuka dengan representasi yang lebih inklusif. Mainan bukan hanya soal hiburan, tapi juga mencerminkan kehidupan nyata. Anak-anak dengan kebutuhan khusus pun bisa merasa lebih diterima dan dihargai. Mereka tak lagi merasa asing karena melihat diri mereka dalam mainan sehari-hari.
Lewat boneka-boneka ini, anak-anak yang merasa “berbeda” bisa tahu bahwa mereka tetap layak dihargai. Jadi, mari dukung mainan yang bukan hanya menyenangkan, tapi juga menanamkan nilai positif sejak dini.