Harga Beras Medium Melampaui HET di Seluruh Wilayah
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, melaporkan bahwa harga beras medium telah melebihi harga eceran tertinggi (HET) per 4 Juli 2025. Dalam rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Senin, 7 Juli 2025, Arief menyatakan bahwa harga beras medium di atas HET untuk semua zona.
Perbedaan Harga Berdasarkan Zona
Berdasarkan pembagian wilayah, harga beras di zona 1 yang terdiri dari Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi mencapai Rp 13.701 per kg atau 9,61 persen di atas HET. Sementara itu, harga beras di zona 2 yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, serta Kepulauan Bangka Belitung, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan mencapai Rp 14.334 per kg atau 9,24 persen di atas HET.
Adapun harga beras di zona 3, yaitu Maluku dan Papua, senilai Rp 16.050 atau 18,89 persen di atas HET. Berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional, rata-rata harga beras medium secara nasional pada 8 Juli 2025 mencapai Rp 12.864 per kilogram. Sementara itu, HET beras medium berkisar antara Rp 12.500 hingga Rp 13.500 per kilogram.
Upaya Stabilisasi Harga Beras
Arief menjelaskan bahwa Bapanas berupaya menstabilisasi harga melalui penyaluran bantuan pangan dan kebijakan stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) berupa beras. Saat ini, anggaran untuk bantuan pangan dan SPHP telah diterima dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Bapanas sebesar Rp 6,39 triliun.
Penyaluran bantuan pangan beras ditugaskan kepada Perum Bulog. Penugasan tersebut diinstruksikan melalui surat penugasan nomor 170/TS.03.03/K/7/2025 tanggal 4 Juli 2025. Tujuan penyaluran bantuan ini adalah untuk 18.277.083 penerima yang ditentukan berdasarkan data tunggal sosial ekonomi nasional (DTSEN). Setiap penerima akan menerima 10 kilogram beras setiap bulan. Bantuan tersebut diberikan dengan alokasi dua bulan, yaitu Juni dan Juli secara satu kali salur.
Dana untuk Program Penyaluran Beras
Setelah rapat kerja, Arief mengungkapkan bahwa pemerintah telah menyetujui pengucuran dana sebesar Rp 1,3 triliun untuk program penyaluran beras. “Sekarang sudah masuk, Rp 1,3 triliun,” kata Arief kepada wartawan setelah rapat dengan Komisi IV DPR, Senin, 7 Juli 2025.
Arief berharap program stabilisasi ini dapat mengatasi kenaikan harga beras yang melampaui HET sebesar 5–10 persen. “Kita atasi dengan intervensi pemerintah. Stok Bulog sangat cukup sekitar 4,2 juta ton,” ujarnya. Dengan stok yang cukup, pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga beras di seluruh wilayah Indonesia.