Banjir Hebat di Karangligar Karawang: Janji Rumah Panggung Gubernur Diuji Kembali

Banjir Hebat di Karangligar Karawang: Janji Rumah Panggung Gubernur Diuji Kembali



PIKIRAN RAKYAT

– Meskipun telah memasuki musim kemarau tahun 2025, desa Karangligar di Kecamatan Telukjambe Barat tetap dilanda banjir besar pada Minggu (18/5/2025). Hal ini menyebabkan 425 penduduk terpaksa dievakuasi ke lokasi yang lebih tinggi dan aman.

“Seperti biasanya, penduduk yang terkena dampak banjir merupakan warga dari Dusun Kampek dan Dusun Pengasinan. Mereka telah mengalami genangan air deras sejak hari Minggu kemarin di awal pagi,” ungkap anggota BPBD Karawang, Kaming.

Kami mengetahui dari Kaming bahwa banjir tersebut disebabkan oleh keluapaan Sungai Cibeet dan Citarum. Dua-dua aliran air ini mengalami peningkatan yang signifikan seiring dengan turunnya hujan lebat di daerah Karawang pada hari Sabtu malam (17/5/2025).

Tingkat kedalaman air yang menenggelamkan rumah penduduk beragam, mulai dari 30 sentimeter sampai dengan 150 centimeter. Sampai hari Minggu pada waktu siang, air masih belum surut dan ada kekhawatiran bahwa hal ini mungkin bertambah dalam apabila hujan lagi terjadi di daerah Hulu Sungai Cibeet.

Kali ini, banjir telah menenggelami 203 rumah di Dusun Kampek dan Karangligar, tempat tinggal bagi sebanyak 838 orang. Beberapa penduduk telah berpindah ke area yang dipandang lebih aman dari ancaman banjir.

Desa Karangligar sebenarnya dikenal sebagai area rawan banjir di wilayah Kabupaten Karawang. Pada saat musim penghujan tiba, banjir dapat terjadi berulang kali. Oleh karenanya, penduduk desa ini biasanya dipanggil dengan julukan “pengungsi gumbal-gembol” karena mereka seringkali harus dievakuasi dan menyelamatkan barang-barang pentingnya.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, sempat menggarap janji untuk mendirikan 1.000 unit rumah panggung dalam wilayah tersebut. Akan tetapi, ide tersebut tak sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Badan Wilayah Sungai (BWS) Citarum.

BBWS tahun ini menyediakan Dana sebesar Rp 55 Miliar guna merancang area tepi sungai Cibeet serta Citarum sehingga tak akan kembali membanjiri pemukiman penduduk. Program tersebut dijadwalkan dilanjutkan pada tahun 2026 dengan penambahan Anggaran senilai Rp 66 Miliar.

Meskipun demikian, sampai saat ini masyarakat belum mengamati indikasi awal pekerjaan proyek itu dimulai. “Kelihatannya belum ada aktivitas perencanaan. Tidak tahu menanti apa lagi,” ungkap Agus Tohaeri, seorang penduduk dari Dusun Pengasingan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com