PESAWARAN INSIDE
– Beberapa area di Kota Bandar Lampung sering mengalami kebanjiran tiap tahunnya tanpa henti. Baru-baru ini, beberapa daerah lagi-lagi dilanda banjir walaupun disebabkan oleh fenomena alam, tetapi hal-hal tertentu disepelekan dan tidak dipertimbangkan dengan baik. Salah satunya adalah ketidakpedulian dalam menjaga aspek lingkungan.
“Iya, sebenarnya Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung perlu merancang ulang tatanan ruang publik di area itu mulai dari hulu hingga hilir. Mereka harus memperbarui Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) serta aturan-aturannya,” ungkap Direktur Lembaga Konservasi Lingkungan Hidup (LK) 21, Ir. Edy Karizal saat berbicara dengan jurnalis pada hari Minggu, tanggal 18 Mei 2025.
Edy mengatakan bahwa sumber utama dari banjir itu bukan cuma disebabkan oleh kondisi cuaca dan perubahan iklim saja, tetapi juga karena keputusan tentang pemanfaatan tanah, kurangnya sarana prasarana yang cukup, serta tingkah laku orang-orang sampai dengan kerusakan pada zona khusus untuk suatu fungsi tertentu.
” Karena itu berkurangnya serapan air, kemudian bangunan liar dan drainase tak memadai turut berkontribusi di permukiman penduduk, kawasan industri, pertokoan, serta pelabuhan, ditambah aliran sungai alami pendangkalan,” ungkap salah satu senior Pemerhati Lingkungan Hidup Provinsi Lampung itu.
Edy menambahkan bahwa situasi semakin memburuk akibat penumpukan sampah, selain itu pipa saluran air dan kabel bawah tanah juga mengganggu sistem drainase di jalur utama di Bandar Lampung, terlebih lagi di daerah Kecamatan Panjang dan Kecamatan Bumi Waras, yang notabene merupakan area berisiko tinggi akan bencana.
“Itulah hal yang perlu dipertimbangkan meskipun bukan hanya di dua kecamatan itu saja. Meski dari segi ekonomi memang ada manfaatnya, akan tetapi jika pengabaian terhadap aspek lingkungan berlangsung, maka sangat penting bagi Pemerintah Kota untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan alam serta menjaga kelangsungan lingkungan tanpa harus saling menyalahkan,” tegasnya.
Sebaliknya, lanjut Edy, penyelesaiannya melibatkan sinergi dan kemitraan di antara Pemerintah Provinsi dengan pusat beserta kabupaten-kabupaten, selain itu juga perlu partisipasi dari masyarakat dan beberapa stakeholder lainnya dalam mengatur sumber daya alam serta menyusun kebijakan pembangunan yang ramah lingkungan untuk menjadi responsif terhadap bencana.
“Sekadar penjelasan, tanggung jawab bukanlah beban sepihak tanpa perlu menyalahkan siapa pun. Namun demikian, semua pihak yang berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan tentang pemakaian lahan serta penyusunan kebijakan pembangunan harus bertanggung jawab atas upaya memerangi banjir,” ungkapnya kembali.
Meski begitu, Edy menambahkan bahwa Pemerintah Kota Bandar Lampung punya peranan signifikan dalam menyusun pemakaian tanah yang lestari serta melestarikan keseimbangan ekosistem sebab infrastrukturnya yang kurang memadai malahan ikut mendorong timbulnya banjir atau musibah alam lainnya.
“Itu tampak sering kali muncul di pemukiman warga, area perindustrian, pelabuhan, dan pusat perbelanjaan yang belum mempunyai sistem Drainase yang handal untuk menghadapi curah hujan tinggi. Di sini, pemerintah kota bertanggung jawab sebagai lembaga yang berwenang dalam merancang dan menjalankan fasilitas umum secara optimal,” jelasnya.
Menurut Edy, tingkah laku warga juga mempengaruhi timbulnya bencana banjir. Salah satunya adalah kebiasaan buang sampah di tempat yang tidak seharusnya. Hal ini bisa mengakibatkan sumbatan pada drainase air sehingga arus air menjadi tersendat.
“Edukasi bagi publik tentang konservasi alam amat dibutuhkan serta memahami pengaruh tindakan rutin mereka pada lingkungan dapat membantu mencegahi terjadiannya bencana banjir,” katanya.
Selain itu, menurut Edy, minimal harus menggalakkan kesadaran publik tentang betapa vitalnya memelihara alam serta berperilaku siapsiaga terhadap bencana dengan mensosialisasikan krusialnya melestarikan lingkungan sebagai tindakan konkret untuk membentuk ekosistem yang lebih bersih dan sehat.
“Dalam hal ini, mempunyai kesadaran terhadap bencana serta melestarikan alam menjadi elemen utama dalam menjamin kelangsungan hidup manusia dan ekosistem supaya bisa menghasilkan dampak positif bagi penerus bangsa kami. Marilah kita bergabung tangan demi masa depan bersama,” ungkapnya.