Bagaimana Ibu Tetap Melakukan Olahraga di Tengah Padatnya Jadwal Sehari-hari?

Bagaimana Ibu Tetap Melakukan Olahraga di Tengah Padatnya Jadwal Sehari-hari?

Banyak yang bilang, saat kita menjadi ibu, kita telah kehilangan sebagian dari diri kita. Benar begitu?

Menjadi ibu bisa dibilang adalah tahapan hidup perempuan yang paling penuh warna dan ragam cerita, di samping tentunya paling menguras tenaga, waktu, pikiran, dan perasaan.

Waktu 24 jam seolah tidak cukup bagi ibu untuk membereskan semua urusan; mempersiapkan kebutuhan anak, mengelola dapur dan rumah tangga, mengerjakan tugas kantor, bahkan sekadar untuk berolahraga.

Dikutip dari

Motherly

, sebuah survei State of Motherhood pada 2023 lalu melaporkan bahwa 62 persen ibu hanya memiliki waktu kurang dari 1 jam untuk dinikmati oleh diri mereka sendiri setiap hari.

Merujuk survei tersebut, ”

me time

“-nya para ibu memang sangat sempit.

Namun, ketika ibu akhirnya mendapatkan jeda waktu di tengah kesibukan, tidak ada salahnya dimanfaatkan sepenuhnya untuk fokus membahagiakan diri sendiri.

Menurut
pedoman
aktivitas fisik tahun 2021 yang dirilis oleh Department of Health and Human Services di AS, orang dewasa Amerika sebenarnya hanya memerlukan sedikitnya 150 menit per minggunya untuk aktivitas aerobik dengan intensitas sedang.

Waktu tersebut setara dengan 20 menit sehari untuk melakukan gerakan seperti jalan cepat, bersepeda, atau berenang.

Berdasarkan pedoman di atas, setidaknya ibu bisa menyediakan waktu 20-30 menit per hari untuk beraktivitas fisik demi memenuhi kebutuhan kesehatan.

Kabar baiknya, olahraga ternyata tidak sekadar bermanfaat untuk kesehatan fisik.

Laporan dari Sport Information Resource Centre (
SIRC
) di Canada menyebut bahwa aktivitas fisik dalam jumlah kecil—bahkan selama 10 hingga 15 menit—dapat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Manfaatnya semakin besar apabila aktivitas dilakukan di luar ruangan.

Selain itu, olahraga juga dapat memberdayakan ibu karena membantu menenangkan pikiran negatif dan memberikan waktu istirahat sejenak dari beban pengasuhan.

Pendeknya, ibu mendapatkan ruangnya sendiri untuk merasa puas, kuat, dan terhubung dengan tubuh mereka.

Ibu-Ibu yang Berolahraga di Tengah Kesibukan

Nira (30) ibu dengan balita 22 bulan asal Bekasi, selalu berupaya untuk meluangkan waktu berolahraga secara rutin di tengah kesibukan.

Nira mengatakan ia melakukan aktivitas olahraga setidaknya lima kali dalam seminggu. Komposisinya terdiri atas tiga kali latihan kardio dengan jalan kaki selama satu jam, dan dua kali angkat beban ringan di rumah selama 30 menit.

Ia bercerita, setelah salat Subuh adalah waktu yang ia pilih untuk berolahraga. Sebab, saat itulah anaknya masih tertidur lelap.

“Kadang kalau anak terbangun, aku gendong pakai gendongan. Jadi angkat beban secara tidak langsung,” tutur Nira.

Nira termasuk ibu rumah tangga dengan mobilitas yang cukup tinggi. Selain mengasuh anak, ia masih segudang aktivitas lain seperti bekerja dan kegiatan sosial lainnya.

Meski sempat vakum berolahraga selama tiga bulan usai melahirkan, Nira bercerita, olahraga selalu jadi rutinitas dalam kesehariannya, bahkan sejak masih kuliah.

Senada dengan Nira, Caroline (35) tetap aktif berolahraga meski memiliki segudang aktivitas. Kesibukannya sehari-hari, selain mengasuh dua orang anak, adalah mengelola rumah makan.

Menurut ibu yang biasa disapa Olin ini, ia terbiasa olahraga 5-6 kali dalam seminggu.

Apabila jadwalnya sedang cukup padat, ia masih bisa menyempatkan berolahraga setidaknya sebanyak 3 kali seminggu.

“Dulunya cuma aerobik dan zumba, tapi sejak kenal gym malah ketagihan karena penuh tantangan,” tutur Olin.

Olin tak menampik bahwa untuk berolahraga secara rutin dibutuhkan konsistensi, dan itu jelas tidak mudah. Di satu sisi, ia sadar bahwa kebiasaan baik ini merupakan “investasi” bagi kesehatannya di masa depan.

Olin mengalokasikan waktu setidaknya satu jam setiap hari untuk berolahraga. Ia sepakat dengan suami untuk olahraga bergantian. Sesekali waktu, keduanya juga olahraga bersama.

“Waktu si kecil masih bayi, aku dan suami olahraga setelah gantian menjaga anak—misal aku jaga anak pagi, suami jaga malam. Kadang juga nge-

gym

bareng saat anak-anak sudah tidur jam 8 malam atau pagi setelah anak-anak berangkat sekolah,” paparnya.

Tip Olahraga untuk Ibu yang Sibuk

Di tengah-tengah menjalani kesibukan sebagai seorang ibu, selain anak dan suami, perempuan juga harus memprioritaskan diri sendiri.

Instruktur zumba (ZIN) dan ibu rumah tangga, Balqis Utami, membagikan beberapa tip untuk para ibu dalam mengelola waktu untuk berolahraga di tengah berbagai kesibukan.

Hal pertama adalah tetapkan tujuan.

Menurut Balqis, “menjadi ibu” bukanlah tujuan akhir dari seorang perempuan. Yang perlu digali dengan penuh kesadaran adalah jawaban atas pertanyaan; apa tujuan menjadi ibu?

Misalnya, tujuan Balqis menjadi ibu, selain mengurus anak, adalah untuk menyaksikan anak tumbuh dan dapat menemaninya hingga dewasa kelak.

“Aku sadar semua tujuan itu tidak bisa terwujud kalau aku sekadar melakukan rutinitas di rumah. Nah, menjaga kesehatan menjadi salah satu cara terwujudnya tujuan hidupku. Karena itu, aku memilih menjadi ibu rumah tangga yang aktif bergerak,” kata Balqis.

Selain itu, kata Balqis, niat adalah fondasi untuk tetap fokus pada tujuan. Saat tujuan telah ditetapkan, maka niat menjadi dasar dari pergerakan.

Tip yang ketiga adalah

time management

atau pengelolaan waktu.

Menurutnya, masalah waktu sering kali menjadi penghalang untuk para ibu rutin berolahraga. Apalagi, ibu harus membagi waktunya untuk mengurus anak dan pekerjaan lainnya. Maka, cobalah untuk mengalokasikan waktu dan rencana harian secara rapi agar setiap agenda dapat dijalani dengan baik.

Selanjutnya yang tak kalah penting adalah membentuk

support system

. Ibu bisa mengomunikasikan rencana dan tujuannya berolahraga dengan orang-orang terdekat.

“Diskusi dengan orang rumah tentang bagaimana melibatkan mereka dalam pengasuhan anak. Yang terpenting, lapangkan hati dan bijaksanalah jika terkadang keinginan kita tidak sesuai dengan harapan—setidaknya komunikasikan dulu dengan baik,” paparnya.

Agar terasa lebih ringan dilakukan, Balqis menyarankan ibu-ibu untuk memilih olahraga yang sesuai dengan karakternya dan tentu saja disukai.

Jika kamu adalah ibu dengan bayi yang masih belum bisa ditinggal, maka bisa melakukan olahraga dari rumah, seperti menonton kanal Youtube olahraga seperti zumba, aerobik, yoga, atau latihan beban.

“Sementara buat kamu yang tergolong ibu rumah tangga dengan kepribadian ekstrovert, biasanya akan lebih senang berolahraga di luar rumah seperti aktivitas di studio senam, atau ikut komunitas lari,” ujar Balqis.

Tidak bisa dimungkiri, menjadi ibu adalah pengalaman yang sungguh menguras waktu dan energi. Namun, jangan lupa, menyempatkan diri berolahraga juga bentuk cinta pada diri sendiri.

Pada akhirnya, segalanya kita upayakan demi mewujudkan keluarga yang kuat, sehat, dan bahagia.

Setuju, Bu?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com