– Terminal Bus Tipe A Purabaya atau Bungurasih di Sidoarjo kembali menjadi perhatian setelah video viral yang menunjukkan awak bus yang marah karena toilet di area keberangkatan bus antarkota tidak bisa digunakan.
Ternyata, toilet tidak dapat digunakan karena saluran pembuangan tersumbat. Akibatnya, penumpang maupun kru bus tidak bisa menggunakan toilet tersebut. Kondisi ini tentu menimbulkan ketidaknyamanan bagi para calon penumpang.
Di dalam video yang berdurasi satu menit, seorang petugas bus tampak marah dan mengeluh karena toilet di area keberangkatan bus di Terminal Purabaya tidak dapat digunakan. Meski baru saja dipublikasikan, video tersebut telah ditonton oleh ribuan netizen.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
“Terminal Purabaya mengalami krisis toilet. Wah, toilet gratis tersumbat. Sayangnya bagi para wanita (jika ingin ke toilet). Perut sakit, mules, tidak bisa ke toilet. (Toilet) barat dan timur ditutup,” kata pria dalam video tersebut.
Pengawas Satuan Pelayanan (Wassatpel) Terminal Tipe A Purabaya, Eko Hadi Prasetyo mengakui bahwa video yang viral dibuat di depan salah satu kamar mandi yang sedang tidak berfungsi.
Menurut Eko, pengelolaan toilet yang berada di terminal Purabaya sering mengalami kendala sejak diambil alih oleh pihak terminal. Sebelumnya, toilet dikelola oleh pihak ketiga.
“Saya telah melakukan pemeriksaan bersama rekan-rekan di lapangan serta telah meninjau kondisi dan situasi toilet yang tersedia,” kata Eko, Rabu (13/8) sebagaimana dilaporkan oleh Radar Sidoarjo.
Sebelumnya, ketika masih berbayar dan dikelola oleh pihak ketiga, hampir tidak pernah muncul masalah terkait toilet umum tersebut.
Setelah diambil alih oleh pihak terminal, fasilitas toilet tersebut menjadi gratis. Sejak saat itu, berbagai masalah muncul.
“Terkadang saluran pembuangan tersumbat, salurannya putus, berbagai macam masalah,” jelasnya.
Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam mengelola fasilitas toilet. Terlebih lagi, terminal Purabaya memiliki ukuran yang besar dan luas.
“SDM kami memang terbatas. Kemarin tidak ada masalah, setelah kami ambil jadi bermasalah,” tambahnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan komunikasi yang lebih intensif dengan pengelola toilet sebelumnya guna menyelesaikan masalah tersebut.
“Kita juga akan sampaikan kepada BPTD (Balai Pengelola Transportasi Darat) agar mencari solusi terbaik,” katanya.
Untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut, rencananya pihak terminal akan kembali menyerahkan pengelolaan toilet kepada pihak ketiga. Namun, sebelumnya pihak tersebut akan lebih dahulu berkoordinasi dengan BPTD.