PIKIRAN RAKYAT
– Pemkot Cirebon berkolaborasi dengan BBWS Cimanuk Cisanggarung akan membersihkan muara sungai serta membangun waduk penampungan air guna mengatasi permasalahan banjir yang semakin serius di wilayah tersebut.
Kepala BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Dwi Agus Kuncoro, ST, MM, menyebutkan bahwa ada dua tindakan penting yang akan diterapkan secara cepat untuk meminimalkan ancaman banjir di Kota Cirebon.
“Tiada satupun daerah yang benar-benar lepas dari ancaman banjir. Akan tetapi, kita dapat mengurangi efek negatifnya,” jelas Agus, pada hari Sabtu (12/4/2025).
Pertama-tama, akan dilakukan penyesuaian muara sungai beserta sejumlah cabangnya yang melintasi area Kota Cirebon. Kegiatan tersebut direncanakan untuk memulai pada awal bulan Mei tahun 2025.
Agus menyatakan bahwa normalisasi adalah landasan utama dalam usaha mengontrol banjir.
“Saat ini kami bersama Pemerintah Kota Cirebon sedang mengidentifikasi jalur-jalur sungai untuk menentukan lokasi di mana mesin berat dapat mencapai daerah hulu,” jelasnya.
Agus mengerti bahwa pembersihan tidak dapat diselesaikan dengan cepat. Akan tetapi, hal itu sangat penting untuk segera diambil tindakan sehingga akses ke peralatan berat menjadi fokus utama guna memastikan kesinambungan dari tahap normalisasi tersebut.
Pembangunan kolam retensi
Langkah kedua meliputi konstruksi kolam retensi yang bertindak sebagai wadah penyimpanan air secara temporary.
Kolam retensi ini sangat vital dikarenakan posisi geografis Kota Cirebon yang terletak di area pesisir, sehingga sering kali mendapatkan sisa aliran air dari daerah hulu.
Kolam retensi akan didirikan diatas tanah milik BBWS serta Pemerintah Kota Cirebon. Ini merupakan suatu keharusan untuk menyelesaikan masalah banjir akibat kiriman yang sulit ditebak.
Bukan hanya masalah infrastrukturnya saja, pengaturan ruang juga jadi fokus utama. BBWS menggarisbawahi kebutuhan untuk membenarkan pembangunan liar di area tepi sungai yang sering kali mencegah arus air lancar.
Secara keseluruhan, area di sekitar sungai akan dirubah menjadi ruang terbuka hijau semacam taman Sungai atau Kebun Sungai.
Area ini kelak bisa digunakan oleh publik untuk kegiatan berwisata dan bersenang-senang.
“Kami berharap agar masyarakat tak sekadar dilindungi dari banjir, tetapi juga mempunyai area umum yang menyenangkan untuk bergaul,” jelas Agus. ***