.CO.ID – JAKARTA.
Dalam kelima sesi perdagangan terkini, pasar modal di wilayah Asia menunjukkan fluktuasi yang berbeda-beda. Pada akhir pekan ini, pada hari Jumat (30/5), Indeks Nikkei 225 (Jepang) naik menjadi 37.964,88 dengan pertambahan sekitar 2,03%, sedangkan Indeks Hang Seng (Hong Kong) turun ke angka 23.289,78 setelah merosot sebanyak 0,92%.
Sebaliknya, Indeks Shanghai Composite (Shanghai) mengalami pertambahan minimal sebesar 0,03% hingga mencapai angka 3.347,48. Sementara itu, Indeks KOSPI (Korsel) menunjukkan peningkatan signifikan yaitu 3,82% sampai pada titik 2.697,68, diikuti oleh Indeks Straits Times (Singapura) yang meningkat sedikit yakni 0,35% menuju posisi 3.894,61.
Analisis Investasi dari Profina Visindo, Indy Naila, menekankan bahwa faktor pendorong utama di pasar saham Asia minggu ini tetap berpusat pada pengawasan terhadap keputusan tariff oleh Presiden AS, Donald Trump.
Pelaku pasar dan investor pun tetap mengawasi berbagai data ekonomi Amerika Serikat, termasuk di antaranya adalah informasi tersebut.
Personal Consumption Expenditures
(PCE) AS dan data
Purchasing Managers Index
(PMI) dari China,” ujar Indy kepada, Jumat (30/5).
Sementara itu, untuk minggu mendatang, Indy memperkirakan bahwa pergerakan bursa Asia kemungkinan besar akan berarah seperti ini:
sideways
, sambil tetap memantau pergerakan tarif yang akan datang dari Donald Trump serta merilis data ekonomi dari negara-negara Asia lainnya.
Indy pun menduga bahwa beberapa indikator penting di wilayah Asia kemungkinan akan bervariasi seperti ini: Nikkei (Jepang) diperkirakan berkisar antara 36.838 hingga 38.400, Shanghai Composite (Shanghai) pada titik 3.286 sampai dengan 3.400, Hang Seng (Hong Kong) berada di sekitar 22.589 sampai 23.827, serta Straits Times Index (Singapura) mungkin mencapai jarak dari 3.800 hingga 3.955.
Menurut Fath Aliansyah, yang merupakan kepala specialist investasi Maybank Sekuritas Indonesia, pasar di Asia sekarang ini tetap waspada terhadap perkembangan mengenai perubahan kebijakan tariff dari Amerika Serikat.
“Fath mengatakan kepada bahwa situasi tersebut menyebabkan peningkatan volatilitas pasar secara singkat,” dijelaskan pada hari Jumat, 30 Mei.
Kemungkinan besar, pada minggu mendatang, Fath berpendapat bahwa aktivitas di pasar saham Asia akan menunjukkan variasi yang luas karena adanya kemungkinan perubahan dalam kebijakan tariff bisa membawa dampak substansial terhadap volatilitas pasar dalam jangka pendek.