news  

Asal Muasal Hujan Lebat yang Mengguyur Jakarta dan Bogor Hari Ini

Asal Muasal Hujan Lebat yang Mengguyur Jakarta dan Bogor Hari Ini

Prakiraan Cuaca Jakarta dan Wilayah Sekitar Pada 7 Juli 2025

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi mengenai prakiraan cuaca di wilayah Jakarta pada hari ini, Senin, 7 Juli 2025. BMKG menyatakan bahwa hujan lebat masih berpotensi terjadi di sebagian besar wilayah Jakarta. Namun, wilayah Jakarta Selatan diprediksi hanya akan mengalami hujan ringan.

Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Selain Jakarta, wilayah sekitarnya seperti Kabupaten dan Kota Bogor serta Kota Depok juga memiliki potensi hujan yang merata dan bisa disertai dengan petir. Sementara itu, beberapa daerah lainnya seperti Bekasi dan Tangerang diperkirakan akan mengalami cuaca berawan sepanjang hari ini.

BMKG sebelumnya telah memperkirakan adanya pertumbuhan awan yang signifikan di wilayah Indonesia, khususnya bagian selatan dan timur. Potensi pembentukan awan hujan masih tinggi karena Monsun Australia terindikasi lemah. Hal ini menyebabkan kelembapan atmosfer di sebagian besar wilayah Indonesia bagian selatan tetap tinggi.

Fenomena Awan Kumulonimbus dan Dampaknya

Peneliti dari Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Erma Yulihastin menjelaskan bahwa fenomena Kumpulan Klaster Awan Kumulonimbus atau Mesoscale Convective Complex (MCC) menjadi penyebab hujan intensitas tinggi yang terjadi di Jabodetabek dan daerah lainnya di Indonesia bagian selatan akhir pekan kemarin. Hujan intensitas tinggi tersebut bahkan menyebabkan banjir dan longsor.

Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Erma menjelaskan bahwa MCC dan badai Squall Line terbentuk di Sumatera akibat efek vorteks siklonik di Samudra Hindia. Fenomena ini diperkirakan akan terus berlangsung dan menjalar ke Kalimantan dan Jawa. “Pola ini akan berulang selama dasarian 1 (sepuluh hari), efek siklonik vortek Samudra Hindia,” ujar Profesor Riset bidang Klimatologi tersebut pada Minggu malam, 6 Juli 2025.

Perkembangan MCC dan Pengaruh Suhu Laut

Pada Senin pagi ini, 7 Juli 2025, Erma menambahkan bahwa butuh waktu sekitar 6-9 jam bagi kumpulan dan barisan awan kumulonimbus yang membawa potensi hujan lebat untuk menjalar ke Kalimantan. Sedangkan untuk Jawa, diperlukan waktu antara 12-24 jam. Meskipun demikian, MCC yang telah meluruh dapat diperkuat kembali karena interaksi dengan suhu laut Jawa yang menghangat.

“Sehingga MCC yang terbentuk di Jabodetabek tak hanya hasil penjalaran dari Sumatera, tapi juga mengalami proses penguatan sehingga saat terbentuk di atas Jabodetabek menjadi sistem yang meluas hingga Purwakarta dan Bandung,” jelas Erma. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi cuaca di wilayah Jabodetabek masih sangat rentan terhadap hujan lebat dan potensi bencana alam yang terkait.

Perlu Waspada Terhadap Perubahan Cuaca

Dengan perkembangan cuaca yang terus berubah, masyarakat diharapkan tetap waspada dan mengikuti informasi terbaru dari BMKG maupun instansi terkait. Kesiapsiagaan terhadap hujan lebat dan potensi banjir sangat penting agar dapat mengurangi risiko dampak negatif yang mungkin terjadi.