news  

Apakah Teka-Teki Silang Baik untuk Kesehatan Otak?

Apakah Teka-Teki Silang Baik untuk Kesehatan Otak?

Permainan Teka-Teki Silang: Manfaat dan Sejarahnya

Teka-teki silang adalah permainan yang terdiri dari deretan kotak kosong yang disusun secara horizontal dan vertikal. Permainan ini tidak hanya menjadi aktivitas hiburan, tetapi juga dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi pemainnya. Selain sudoku dan pencarian kata, teka-teki silang telah lama dianggap sebagai latihan untuk otak. Namun, apakah permainan ini benar-benar bermanfaat untuk kesehatan otak?

Studi tentang Teka-Teki Silang dan Otak

Beberapa studi menunjukkan bahwa teka-teki silang merupakan aktivitas yang sering dilakukan untuk melatih otak dan mendapatkan manfaat kognitif. Pada tahun 2020, sebuah studi yang diterbitkan dalam Frontiers in Human Neuroscience menemukan bahwa teka-teki silang termasuk salah satu aktivitas paling umum untuk melatih otak.

Selain itu, pada tahun 2022, sebuah penelitian yang diterbitkan di NEJM Evidence menemukan bahwa individu dengan gangguan kognitif ringan (MCI) yang mengerjakan teka-teki silang selama 12 minggu menunjukkan peningkatan kognitif, meskipun tidak signifikan. Studi lain pada 2024 juga menunjukkan hubungan antara teka-teki silang dan kemampuan kognitif yang lebih baik. Penelitian ini mempelajari gaya hidup lebih dari 9.000 orang dan menyimpulkan bahwa permainan papan dan teka-teki silang merupakan prediktor terkuat untuk keterampilan penalaran serta daya ingat dan kemampuan verbal.

Namun, penting untuk dicatat bahwa hubungan antara teka-teki silang dan kesehatan otak dalam penelitian tersebut bersifat korelasi, bukan kausalitas. Artinya, belum ada bukti pasti bahwa teka-teki silang secara langsung memengaruhi kesehatan otak, tetapi mungkin ada faktor-faktor lain yang turut berkontribusi.

Apakah Teka-Teki Silang Bisa “Mempertajam” Otak?

Banyak pemain teka-teki silang tampak memiliki otak yang lebih tajam seiring bertambahnya usia. Salah satu alasan mungkin adalah karena kebanyakan pemain teka-teki silang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi. Mereka juga cenderung mengikuti kebiasaan lain yang sehat untuk otak, seperti aktif secara sosial dan fisik.

Dr. Gary Small, kepala psikiatri di Hackensack University Medical Center, menjelaskan bahwa untuk mengaktifkan sirkuit saraf dan melatih otak, teka-teki silang harus memiliki tingkat tantangan yang tepat. Seperti halnya latihan otot, mengerjakan teka-teki silang secara teratur bisa menjadi cara untuk melatih dan memperkuat otak. Meski begitu, seperti banyak hal dalam ilmu saraf, penerapannya tidak sesederhana itu.

Small berpendapat bahwa menjaga otak tetap aktif membantu membangun cadangan kognitif, yaitu kemampuan otak untuk beradaptasi dan tetap kuat meskipun menua atau menghadapi tantangan seperti penyakit atau cedera. Semakin banyak upaya yang dilakukan untuk memperkuat otak, termasuk bermain teka-teki silang, semakin siap otak menghadapi penuaan dan penurunan kognitif.

Sejarah Singkat Teka-Teki Silang

Teka-teki silang pertama kali muncul pada 21 Desember 1913, dibuat oleh seorang jurnalis bernama Arthur Wynne selama Perang Dunia I. Pada masa itu, teka-teki silang menjadi hiburan yang digemari masyarakat dan menjadi pelarian dari tekanan perang.

Arthur membutuhkan sebuah permainan baru untuk mengisi kolom di koran New York World. Ia membuat kotak pencarian kata kosong dan menyusun petunjuk agar pembaca dapat mengetahui huruf-hurufnya. Permainan ini dinamai “FUN’s Word-Cross Puzzle”. Namun, teka-teki silang pertama yang dibuat oleh Arthur pada 1913 berbeda dari teka-teki silang yang kita kenal saat ini. Teka-teki silang pertama berbentuk ketupat dengan lubang di tengah dan tidak memiliki kotak hitam.

Kehadiran teka-teki silang disambut antusias oleh para pembaca dan menjadi hobi baru yang populer. Pada 1924, Richard Simon dan M Lincoln Schuster, pemilik percetakan di New York, menerbitkan buku teka-teki silang. Kesuksesan teka-teki silang juga mendorong koran-koran besar untuk memuat permainan serupa dalam rubrik mereka.