Berita  

Apakah Musik Klasik Membuat Anak Lebih Cerdas? Ini Temuan Penelitian

Apakah Musik Klasik Membuat Anak Lebih Cerdas? Ini Temuan Penelitian

Mungkin Ibu pernah mendengar mengenai teori musik dan perkembangan otak. Sejak masih di dalam kandungan, beberapa ibu hamil memutarkan musik klasik untuk bayinya. Pertanyaannya adalah, apakah benar bahwa mendengarkan musik klasik membuat anak menjadi lebih cerdas?

Ternyata, fakta ini masih menjadi perdebatan. Karena tidak ada bukti yang mendukung hal tersebut, Ibu. Penelitian menunjukkan bahwa musik klasik dapat menurunkan detak jantung dan pernapasan bayi baru lahir, serta mengurangi stres mereka. Mendengarkan waltz atau konser bisa membantu mempercepat perkembangan otak, khususnya pada bayi yang lahir lebih awal.

Namun, apakah mendengarkan musik klasik untuk bayi dapat membuat mereka lebih cerdas? Hal ini masih diperdebatkan.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

Dikutip dari Baby Center,konsep bahwa mendengarkan musik klasik dapat membuat bayi lebih cerdas dikenal sebagai “efek Mozart”. Hal ini berawal dari sebuah penelitian tahun 1993 yang dilakukan oleh psikolog Francis Rauscher, yang menemukan bahwa mahasiswa memiliki skor lebih baik dalam tes pemahaman spasial sementara setelah mendengarkan sonata karya Mozart.

Efek Mozart merujuk pada konsep bahwa seseorang mengalami peningkatan sementara dalam kecerdasan setelah mendengarkan sonata piano yang diciptakan oleh komposer terkenal ini. Konsep ini didasarkan pada temuan penelitian yang melibatkan mahasiswa, bukan bayi.

Pada tahun 1993, para ilmuwan dari University of California di Irvine pertama kali melaporkan temuan ini, dan pada tahun 1995, kelompok yang sama melakukan penelitian serupa. Para peneliti menemukan bahwa mahasiswa yang mendengarkan sonata Mozart selama beberapa menit sebelum mengikuti tes yang mengukur kemampuan hubungan spasial menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang mengikuti tes setelah mendengarkan musisi lain atau tanpa mendengarkan musik sama sekali, Ibu.

Efek terhadap mahasiswa bersifat sementara (hanya berlangsung selama 15 menit) dan selalu memicu perdebatan. Meskipun begitu, media dan para politisi ikut-ikutan mendukung efek Mozart, menyatakan bahwa mendengarkan musik tersebut memberikan berbagai manfaat dan mampu mengurangi masalah kesehatan fisik serta mental.

Berbeda dengan itu, bukti bahwa mendengarkan musik klasik membuat seseorang lebih cerdas ternyata sangat tidak kuat, Ibu.

Peneliti utama dalam penelitian U.C. Irvine yang dibahas di halaman tersebut.Forbesmenyatakan bahwa gagasan musik klasik bisa mengatasi masalah kesehatan dan membuat bayi lebih cerdas “tidak sesuai dengan kenyataan,” meskipun ia yakin bahwa mendengarkan sonata Mozart dapat melatih otak untuk menyelesaikan soal matematika.

Media menyebarkannya secara luas, tetapi mereka salah memahami penelitian tersebut dengan menyatakan bahwa musik klasik membuat anak-anak menjadi lebih pintar secara keseluruhan, padahal hal itu bukan yang ditemukan. Siswa hanya menunjukkan peningkatan dalam kemampuan spasial, dan efeknya bersifat sementara.

Namun, musik bukanlah tanpa manfaat. Musik mampu memberikan dampak positif terhadap perkembangan pikiran.

Musik membantu anak bersosialisasi?

Dilansir dari situs Unicef, mendengarkan musik atau bermain alat musik bersama orang lain memiliki daya tarik khusus, sehingga membuat kita merasa terhubung dengan orang-orang di sekitar.

Dosen di Universitas Amerika Lebanon yang menjabat sebagai kepala program musik di Universitas Internasional Lebanon, Dr. Ibrahim H. Baltagi, menyatakan bahwa musik pada usia dini membantu anak-anak dalam mengekspresikan diri dan membagikan perasaan mereka. Bahkan pada usia muda, mereka bisa bergerak, melompat, serta mengayunkan tangan mereka sebagai tanggapan terhadap musik yang mereka dengar.

“Mereka bahkan mampu menghasilkan lagu sendiri. Mereka belajar tertawa, mengulangi kata-kata, dan musik membantu mereka menggunakan kata-kata tersebut serta menghafalnya,” tulisnya.

Kami telah mempelajari berbagai cara musik memengaruhi kemampuan kita untuk berhubungan satu sama lain dengan memengaruhi jalur otak yang terkait dengan empati, kepercayaan, dan kerja sama, yang mungkin menjelaskan mengapa musik dapat bertahan di setiap budaya di seluruh dunia.

Musik hadir dalam kehidupan, dalam berbagai aspek. Di rumah, musik bisa menjadi bagian dari pengalaman sehari-hari kita.

Sejak lahir, orang tua memanfaatkan musik untuk menenangkan dan menghibur anak-anak, menyampaikan kasih sayang, kebahagiaan, serta untuk berpartisipasi dan berkomunikasi.

Orang tua bisa mengembangkan insting alami ini dengan memahami cara musik memengaruhi pertumbuhan anak, meningkatkan keterampilan sosial, serta memberikan manfaat bagi anak-anak di berbagai usia.

Jenis lagu yang paling cocok untuk bayi

Tidak perlu musik klasik seperti Mozart untuk memperkaya pengalaman. Mendengarkan berbagai jenis musik, baik itu pop, folk, jazz, atau hip-hop, juga bermanfaat bagi anak-anak, Ibu.

Bergabung secara aktif dalam dunia musik jauh lebih menyenangkan. Bersama anak-anak Anda, nyanyikan lagu-lagu anak dan lagu-lagu yang diiringi gerakan, sepertiTwinkle, Twinkle, Bintang Kecil, Roda-Roda Bus, dan Itsy-Bitsy Spider. Menggabungkan musik dengan gerakan dapat membantu mendukung perkembangan bahasa anak.

Ajak anak kecil untuk bermain drum mainan atau menekan tuts piano sambil mengikuti alunan musik yang kita sukai. Ketika anak sudah lebih dewasa, daftarkan mereka ke kelas musik. Ada beberapa bukti yang menunjukkan bahwa belajar dan bermain musik memberikan pengalaman yang lebih kaya dibanding hanya mendengarkannya.

Untuk Ibu-ibu yang ingin berbagi tentang pengasuhan anak dan bisa mendapatkan banyak hadiah, ayo bergabung dengan komunitas Squad. Daftar dengan klik diSINI. Gratis!