Apakah Bisa Hamil Lagi Sebelum Menstruasi Setelah Melahirkan?

Apakah Bisa Hamil Lagi Sebelum Menstruasi Setelah Melahirkan?

Setelah melahirkan umumnya perempuan tidak mengalami haid berbulan-bulan. Jika belum haid setelah melahirkan, apakah bisa hamil lagi?

Bunda mungkin termasuk yang bingung ataupun khawatir dengan kemungkinan hamil usai melahirkan. Melansir

NHS,

Bunda akan mengalami pendarahan vagina setelah melahirkan atau dikenal dengan nifas.

Pendarahan ini akan berlangsung selama beberapa minggu. Warnanya akan berubah kecokelatan secara bertahap dan berkurang hingga akhirnya berhenti.

Kapan haid lagi setelah melahirkan?

Sulit untuk memastikan kapan Bunda mulai menstruasi setelah melahirkan, karena setiap orang berbeda-beda.  Jika Bunda memberi susu botol kepada bayi, atau menggabungkan pemberian susu botol dengan menyusui, menstruasi pertama dapat dimulai paling cepat 5 hingga 6 minggu setelah melahirkan.

Jika Bunda menyusui sepenuhnya (termasuk di malam hari) tanpa pemberian susu botol, menstruasi mungkin belum akan dimulai lagi hingga Bunda mulai mengurangi pemberian ASI. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dengan metode LAM (

Lactational Amenorrhea Method

), jika bayi disusui secara eksklusif), haid bisa tertunda hingga 6 bulan atau lebih.

Menyusui memang dapat menunda haid lebih lama. Namun, waktu mulai menstruasi setelah melahirkan juga ditentukan kadar hormon prolaktin yakni hormon yang menghambat ovulasi saat menyusui. Selain itu dipengaruhi faktor individu, baik itu genetik, berat badan atau stres).

Mungkinkan bisa hamil meski belum haid setelah melahirkan?

Banyak orang yang mengira selama belum haid maka tidak mungkin hamil. Padahal Bunda bisa hamil lagi hanya 3 minggu setelah kelahiran bayi. Bahkan jika Bunda menyusui dan mulai menstruasi lagi.

Kenapa bisa hamil meski belum haid? Sebuah studi di

Obstetrics & Gynecology

menemukan bahwa 7 persen perempuan yang belum haid pasca-melahirkan ternyata sudah berovulasi. Jika pasangan suami istri (pasutri) berhubungan seksual saat ovulasi dan tidak menggunakan kontrasepsi maka dapat terjadi kehamilan.

Asisten Dokter di Santa Maria, Holly D. Ernst, PA, menjelaskan bahwa titik terjadinya ovulasi bervariasi dari orang ke orang, yang berarti beberapa perempuan bisa hamil lebih awal daripada yang lain.

“Terkadang, ovulasi terjadi sebelum menstruasi, jadi seorang perempuan juga mungkin hamil sebelum mengalami periode pascapersalinan pertama,” ujar Ernst dilansir dari

MedicalNewsToday.

Ernst menjelaskan, ovulasi terjadi ketika ovarium melepaskan sel telur untuk pembuahan. Jika sel telur tidak dibuahi, tubuh mengeluarkan sel telur, lapisan rahim, dan darah dalam periode menstruasi.

Ovulasi harus terjadi agar seorang perempuan bisa hamil, dan menstruasi yang teratur merupakan tanda bahwa seorang perempuan telah berovulasi.

Tinjauan penelitian sebelumnya pada tahun 2011 menemukan bahwa perempuan berovulasi untuk pertama kalinya antara 45 hingga 94 hari setelah melahirkan. Kebanyakan perempuan tidak mulai berovulasi hingga setidaknya 6 minggu setelah melahirkan, tetapi beberapa berovulasi lebih cepat.

Namun, siklus ovulasi pertama seorang perempuan mungkin terjadi sebelum dia mendapatkan periode pascapersalinan pertamanya.

“Ini berarti bahwa seorang perempuan mungkin hamil sebelum menstruasi dimulai lagi,” ujar Ernst.


Ilustrasi/ Foto: Getty Images/iStockphoto/Doucefleur

Faktor yang meningkatkan risiko kehamilan

Biasanya, perempuan yang tidak menyusui berovulasi lebih cepat setelah melahirkan daripada perempuan yang menyusui. Tidak menyusui ekslusif meningkatkan peluang ovulasi.

Pola menyusui yang tidak teratur juga dapat menurunkan efek kontrasepsi alami. Bahkan, Bunda yang memiliki riwayat siklus haid yang pendek sebelum hamil juga dapat berovulasi lebih cepat.

Tanda-tanda Bunda subur meski belum haid

Bunda, meskipun belum haid tetap bisa mengalami tanda-tanda subur, seperti:

  • Keputihan bening dan licin seperti putih telur.
  • Nyeri di salah satu sisi perut bawah (mittelschmerz).
  • Libido meningkat.
  • Suhu tubuh basal naik.

Jika Bunda mengalami tanda-tanda seperti disebutkan di atas, ada kemungkinan Bunda sedang ovulasi.

Berapa lama harus menunggu untuk mencoba hamil lagi?

WHO menyarankan untuk menunggu 24 bulan sebelum mencoba untuk memiliki bayi lagi. Sementara Lembaga amal March of Dimes menyarankan untuk menunggu setidaknya 18 bulan.

Ernst bilang, hamil lagi terlalu cepat setelah melahirkan meningkatkan risiko hasil yang merugikan bagi perempuan dan bayi. Pemulihan pascapersalinan membutuhkan waktu, terutama jika ada komplikasi.

Perempuan yang pernah mengalami keguguran, lahir mati, pendarahan, atau operasi mungkin perlu menunggu lebih lama. Bicaralah dengan bidan atau dokter untuk membantu mengatur waktu kehamilan berikutnya.

“Beberapa perempuan tidak dapat membayangkan memiliki bayi lagi setelah melahirkan, sementara yang lain tidak sabar untuk mulai merencanakan kehamilan berikutnya,” kata Ernst.

Pilihan Redaksi

  • Belum Setahun Melahirkan, Hailey Bieber Curhat Punya 2 Kista Ovarium yang Buat Perut Buncit

  • Pedoman Perawatan setelah Melahirkan Lengkap dari Pervaginam dan Caesar

  • Mengenal Kesehatan Reproduksi dan Seksual Perempuan

Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas Squad. Daftar klik di

SINI.

Gratis!