Bukan setiap orang dapat dengan tegas dikategorikan sebagai pemalu atau sosialita. Terdapat kelompok tertentu yang malahan terletak di antara kedua sifat tersebut, disebut dengan istilah ambivert.
Seseorang yang berjenis kepribadian ambivert mampu berteman dengan mudah tapi juga perlu waktu sendirian untuk merecharge tenaga mereka.
Mereka dapat berdiri dengan percaya diri di antara kerumunan, namun mereka juga sungguh-sunguh menghabiskan waktu sendirian.
Mengherankan, banyak individu yang tak sadar mereka merupakan tipe ambivert lantaran karakter tersebut kerap kali tersamar dibalik tingkah laku yang kelihatannya selalu beralih.
Berdasarkan informasi dari situs Global English Editing pada hari Selasa (20/5), di bawah ini adalah delapan karakteristik orang ambivert yang memiliki kepribadian unik sebagai campuran antara sifat introvert dan ekstrovert.
1. Menikmati berinteraksi dengan orang lain, namun hingga suatu titik tertentu saja
Orang dengan sifat ambivert biasanya senang ketika berada dalam situasi sosial, misalnya saat berkumpul dengan teman-teman, ikut serta dalam acara yang penuh kegembiraan, ataupun bercengkerama bersama banyak orang karena hal itu dapat membuat mereka merasa gembira dan termotivasi.
Akan tetapi, berbeda dari seorang ekstrovert sejati yang sepertinya tidak pernah kehilangan tenaga, seorang ambivert mempunyai batas tertentu ketika berhubungan secara sosial.
Setelah berinteraksi selama beberapa lama, umumnya ada dorongan untuk mengisolasi diri sejenak dan merasakan kedamaian.
Bukan dikarenakan perasaan terganggu atau ketidaksukaan pada orang lain, tetapi karena stok energinya telah habis dan memerlukan waktu untuk mengisi ulang.
Lama waktu dihabiskan sendiri merupakan sesuatu yang amat berharga untuk mereka guna memulihkan ketenangan pikiran serta mengembalikan vitalitas pada tubuh.
2. Cepat adaptif terhadap lingkungan baru
Dikenal karena kebolehannya beradaptasi dengan beragam situasi sosial, ambivert mampu bersinar ketika berada di lingkungan yang ramai. Di sana, mereka dapat bertindak secara percaya diri, menghabiskan waktu untuk bicara lebih banyak, serta turut serta sepenuhnya dalam obrolan tersebut.
Akan tetapi, saat suasana menjadi lebih damai, mereka pun dapat mengapresiasi waktu itu tanpa perasaan sungkan.
Pada suatu hari, seseorang dengan cenderung ambivert mungkin akan hadir dalam sebuah pertemuan besar berisi banyak orang, namun pada esok harinya mereka dapat memutuskan untuk menikmati waktu mereka sendiri di tempat yang tenang dan sepi.
Kelenturannya menjadikannya sebagai seseorang yang dengan mudah dapat diterima di berbagai lingkaran masyarakat.
Di banyak keadaan, apakah itu resmi atau informal, ciri khas dari tipe ambivert membolehkan mereka tetap merasa tenang tanpa perlu menyesuaikan diri dengan kepribadian yang tidak sesuai.
3. Cenderung lebih menikmati obrolan yang mendalam dan bernilai makna
Banyak orang dengan sifat ambivert menganggap bahwa obrolan dangkal atau formalitas berlebih dapat menjadi monoton.
Walaupun bisa melakukan hal lain jika dibutuhkan, di dalam lubuk hatinya yang paling dalam, mereka justru lebih berminat pada percakapan yang bermakna.
Sebagai contoh, mengulas tentang impian, prinsip kehidupan, petualangan spiritual, atau topik-topik yang menyinggung perasaan dan pikiran mereka. Diskusi semacam itu dipandang sebagai sesuatu yang memberikan rasa puas baik secara emosi maupun otak.
Studi bahkan mengindikasikan bahwa individu yang rutin berpartisipasi dalam dialog mendalam cenderung merasakan level kepuasan hidup yang lebih tinggi.
Untuk orang berjenis kelamin ambivert, diskusi tentang topik-topik pribadi atau bersifat pemikiran mendalam dapat membantu membangun ikatan yang lebih erat dengan pasangan dialognya.
4. Kadang-kadang terasa dimengerti salah oleh orang-orang di sekitarnya.
Karena terletak di antara dua jenis kepribadian, yaitu introvert dan ekstrovert, seseorang dengan ciri-ciri ambivert kerap kali dianggap membingungkan.
Suatu hari mereka bisa tampil sangat ramah dan terbuka, lalu di hari berikutnya tampak pendiam dan lebih tertutup.
Perubahan ini terkadang menyebabkan kesalahpahaman oleh oranglain, yang justru menilainya sebagai sikap tak stabil atau berganti-ganti tanpa alasan.
Sebenarnya, hal-hal tersebut adalah bagian integral dari pola normal yang dijalani oleh seorang ambivert. Tindakan ini menunjukkan keperluan untuk menjaga keseimbangan tenaga dalam dirinya, dan tidak semata-mata pertanda gangguan stabilitas.
Walaupun kadang sulit untuk mengungkapkan hal ini pada orang lain, seseorang dengan kepribadian ambivert masih harus menyadari dan menerima bahwa mereka unik serta kondisi tersebut merupakan sesuatu yang normal.
5. Dapat mengerti perspektif beragam oranglain
Satu keunggulan utama dari seseorang dengan orientasi kepribadian ambivert adalah kemampuan mereka untuk mengerti individu yang berasal dari beragam latar belakang.
Oleh karena bersifat introvert yang sensitif serta ekstrovert yang ramah, seorang ambivert mampu memandang sebuah situasi dari beragam perspektif.
Sebagai contoh, saat seseorang tengah berduka, dia dapat menjadi pendengar yang tepat dan menawarkan belas kasihan. Di waktu yang sama, apabila temannya merasa senang, dia pun turut serta dalam menyemarakkan kegembiraan tersebut dan menguatkan mereka.
Ketanggapan dalam beralih peran ini menjadikannya sahabat, kekasih, atau mitra bisnis favorit bagi sebagian besar orang.
Ambivert tak cuma mendengarkan, tapi juga berusaha sungguh-sunguh untuk mengerti perasaan orang lain, entah itu saat mereka bahagia atau sedih.
6. Menjadi merasa nyaman serta menerima keadaan asli diri sendiri
Walaupun kadang-kadang merasa susah dipahami oleh orang lain, seseorang yang memiliki kepribadian ambivert dan seimbang secara emosi masih akan merasa tenang dengan diri mereka sendiri.
Tidak diperlukan untuk senantiasa mencuri perhatian, namun juga tak boleh merasa canggung ketika berada dalam sorotan publik. Seorang ambivert mengenali bahwa dirinya merupakan campuran dari dua ekstrem yang saling melengkapi, dan keduanya memiliki nilai yang setara.
Ketika memiliki keinginan untuk berinteraksi sosial, mereka akan melakukannya dengan penuh antusiasme. Namun ketika butuh waktu sendirian, mereka tak akan merasa bersalah untuk mengisolasi diri dari orang lain.
Terima kasih atas penerimanyaan akan dirinya sendiri itu menghasilkan kepercayaan diri yang tinggi pada mereka, sebab mereka cenderung tak perlu bersusahkan hati untuk berpura-pura jadi orang lain. Itulah faktor utama yang menjadikan ambivert begitu unik dan spesial.
7. Memiliki keterampilan pendengaran yang luar biasa
Tidak hanya mahir dalam berkomunikasi ketika dibutuhkan, orang bertipe ambivert ini juga terkenal karena kemampuan mendengarkan mereka yang sabar serta sangat peduli.
Ketika orang lain berbicara, mereka tak sekadar memperhatikan perkataan saja, melainkan juga mengamati emosi, tindakan non-verbal, serta arti tersirat dari narasi yang disampaikan.
Ciri khas tersebut menjadikan orang yang diajak berbicara merasa didengar dan dimengerti. Saat sedang berbincang, seorang ambivert tak akan dengan cepat memotong ucapan atau mendominasi konversi.
Malahan lebih condong untuk menyediakan area supaya individu lain dapat mengekspresikan perasaannya dengan bebas. Kemampuan mendengar ini lah yang menjadikan interaksi sosial terasa lebih hangat serta dipenuhi oleh rasa kepercayaan bersama.
8. Perlu waktu sendirian untuk mengecharge kembali tenaga.
Walaupun seseorang dengan tipe ambivert dapat menjadi sangat aktif dan menyukai momen-momen bersama orang banyak, ini tidak berarti bahwa mereka selalu menginginkan dirinya terlibat dalam kehidupan sosial yang ramai.
Terjadi beberapa momen ketika mereka merasa lebih baik jika bersendirian, jauh dari campur tangan eksternal. Momen-momen sepi ini cukup krusial untuk memulihkan tenaga yang telah habis akibat bergaul dengan begitu banyak pihak.
Mungkin ada orang yang kelihatan bahagia di pagi hari, tetapi mereka mungkin memutuskan untuk meninggalkan tempat kerja lebih cepat pada malamnya supaya dapat menghabiskan waktu sebatas dirinya sendiri di rumah.
Pada saat-saat ini digunakan untuk meditasi, belajar, atau hanya bersantai tanpa adanya hingar binging kebisingan.
Untuk orang dengan ciri kedua tipe kepribadian tersebut, menjaga kesetaraan di antara lingkungan sosial dan waktu sendirian merupakan hal penting agar terus merasa baik dari segi psikologis maupun emosi.