LONDON – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Anindya Bakrie, menyampaikan komitmen Indonesia untuk mempercepat upaya dekarbonisasi melalui langkah nyata. Salah satu inisiatif utama adalah membangun pasar karbon bersertifikat sebagai bagian dari pengembangan keuangan hijau.
Pernyataan ini disampaikan Anindya dalam pidatonya di Indonesia Investment Forum yang berlangsung di London, Inggris, pada Jumat, 22 November 2024. Ia menekankan bahwa pasar karbon ini bertujuan untuk memobilisasi aliran dana dari negara maju, yang dikenal sebagai Global Utara, ke negara berkembang atau Dunia Selatan.
“Kami akan mengembangkan pasar karbon bersertifikat di Indonesia untuk memastikan aliran keuangan dari negara-negara Global Utara menuju Dunia Selatan,” ujar Anindya.
Target Reboisasi dan Infrastruktur Energi
Dalam forum tersebut, Anindya juga menjelaskan rencana ambisius pemerintah Indonesia untuk merehabilitasi 12 juta hektar lahan terdegradasi melalui program reboisasi skala besar. Program ini merupakan bagian dari strategi keberlanjutan yang sejalan dengan agenda lingkungan global.
“Melalui reboisasi besar-besaran ini, kami berkomitmen untuk memulihkan 12 juta hektar lahan yang rusak di seluruh Indonesia,” lanjutnya.
Selain itu, Anindya mengungkapkan pembangunan infrastruktur energi sebagai bagian dari langkah dekarbonisasi. Proyek utama yang direncanakan adalah pengembangan jaringan transmisi sepanjang 70.000 kilometer untuk menghubungkan pulau-pulau besar di nusantara. Ia menekankan pentingnya kolaborasi dengan mitra internasional, termasuk Inggris, untuk merealisasikan proyek tersebut.
Kolaborasi dengan Inggris
Anindya menyampaikan apresiasinya terhadap Inggris yang berperan sebagai pemimpin global dalam pembangunan berkelanjutan dan pusat keuangan dunia. Ia melihat keahlian dan pengalaman Inggris sebagai pelengkap bagi ambisi pasar Indonesia.
“Pandangan kami sejalan dengan prinsip hubungan bilateral RI-Inggris yang menekankan Manusia, Planet, Kemakmuran, dan Perdamaian. Untuk mewujudkan visi ini, diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan pemangku kepentingan internasional,” katanya.
Anindya juga mengumumkan bahwa inisiatif bersama antara Indonesia dan Inggris akan diluncurkan tahun depan. Kemitraan ini diharapkan dapat memperkuat kerja sama di bidang investasi, teknologi ramah lingkungan, dan inovasi.
“Kami tidak hanya berfokus pada membangun perekonomian yang lebih tangguh, tetapi juga berusaha bersama untuk mengatasi tantangan global,” tutupnya.
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia menunjukkan komitmen serius untuk berkontribusi pada agenda keberlanjutan global sekaligus meningkatkan daya saing ekonominya di tengah persaingan internasional.