– Anak usia 9 tahun dari Sukabumi ditangkap petugas kepolisian lantaran telah menghanguskan 13 tempat tinggal penduduk pada hari Sabtu, tanggal 3 Mei 2025.
Dilansir dari
, Rabu (7/5/2025), kejadian ini pertama kali viral di media sosial X oleh salah satu akun yang mengunggah video kebakaran itu.
Support kami, ada hadiah spesial untuk anda.
Klik di sini: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Postingan itu juga dilengkapi dengan kata-kata,
Bocah berusia 9 tahun yang terinspirasi oleh permainan daring menyebarkan kekerasan dengan membakar 13 rumah penduduk.
Selanjutnya, pihak kepolisian menyebutkan bahwa tersangka diketahui kemungkinan besar mencontoh adegan dari sebuah film atau
game
yang ditontonnya.
Dia dengan sengaja membakar beberapa rumah penduduk menggunakan kompor gas setelah menunaikan salat.
Support us — there's a special gift for you.
Click here: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Anak itu diamankan oleh petugas ronda pada hari Sabtu (3/5/2025) malam dan diantarkan ke Polsek Citamiang guna dilakukan pemeriksaan tambahan.
“Dalam kasus anak yang melawan hukum (ABH) membakar sesuatu dengan mengenai api gas akibat rasa iseng serta dipicu oleh obsesinya pada sebuah acara film di TV. Anak tersebut saat ini telah dikembalikan kepada orangtuanya setelah proses musyawarah keluarga berhasil diselesaikannya permasalahan ini di Polsek Citamiang,” jelas Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Tatang Mulyana.
Banyak korban mengalami dampak finansial serta menderita luka batin yang parah akibar peristiwa tersebut.
Bagaimana KPAI merespons insiden itu?
Komisi Perlindungan Anak Indonesia berikan komentar mengenai insiden perbuatan membakar rumah oleh seorang anak di bawah umur.
KPAI mencurigai bahwa insiden anak membakar rumah di Sukabumi tidak hanya dipicu oleh penayangan film saja.
Dilansir dari
Antara
, Jumat (23/5/2025), Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra menasihati publik agar tidak serta-merta mempercayai berita tentang pembakaran rumah yang diklaim berasal dari inspirasi film tertentu.
“Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menghimbau kepada publik untuk tidak serta-merta menelan mentah-mentah informasi bahwa kasus ini terinspirasi oleh sebuah film. Penting bagi kita untuk lebih mendalami kejadian pada si anak berumur 9 tahun itu sehingga kita bisa menyaksikan secara keseluruhan pengalamannya,” penjelasan Jasra Putra, Jumat (23/5/2025).
Karena itu, KPAI menilai bahwa akar dari tingkah laku anak tersebut berasal dari beberapa sebab, bukan hanya disebabkan oleh satu alas an saja.
“KPAI yakin bahwa faktor-faktor di balik tingkah laku itu bukan hanya satu saja. Terdapat beberapa elemen lain yang turut berperan dan harus dibongkar,” katanya.
Menurutnya, membakar rumah itu adalah indikasi bahwa situasi sang anak harus dianalisis lebih lanjut untuk mengidentifikasi asal-usul masalah dan mencegah kejadian serupa terjadi lagi di masa depan.
“Terdapat 13 titik kebakaran tersebut merupakan indikasi bahwa ada hal penting yang harus ditelusuri lebih lanjut terkait dengan situasi sang anak,” ujar Jasra Putra.
“Karena, bila kejadian sebenarnya tak diketahui dan penyebabnya juga tidak jelas, tindakan tersebut berpotensi terjadi lagi karena asal-usul masalah belum terkuak,” lanjutnya.
Dia menyebutkan pula bahwa anak-anak sering kali merasakan ketidakpercayaan saat mengungkapkan pengalaman mereka, terlebih lagi kepada orang-orang di sekitar mereka.
KPAI juga telah mengharapkan agar pihak kepolisian setempat menyelidiki kasus tersebut bersama-sama dengan pembimbing anak yang terlibat dalam masalah hukuman.