Anak 9 Tahun Bakar 13 Rumah di Sukabumi: KPAI Sebut Tak Hanya karena Film!

Anak 9 Tahun Bakar 13 Rumah di Sukabumi: KPAI Sebut Tak Hanya karena Film!



Insiden pembakaran rumah oleh seorang bocah berumur 9 tahun di Sukabumi menggemparkan masyarakat serta pengguna internet. Namun, KPAI atau Komisi Perlindungan Anak Indonesia menyarankan agar tidak terlalu cepat membuat kesimpulan bahwa perilaku tersebut hanya disebabkan oleh peniruan adegan dalam sebuah film melalui platform media sosial.

Wakil Ketua KPAI, Jasra Putra, menegaskan bahwa terdapat aspek yang lebih mendalam daripada hanya “terpengaruh oleh apa yang dilihat.” Dia mengatakan, “Perlu pemahaman yang lebih komprehensif; kita tidak boleh serta-merta mempercayai cerita yang sedang beredar,” ketika diwawancara pada hari Jumat (23/5), dari lokasinya di Jakarta.

Anak itu ditemukan telah membakar delapan rumah di Gang Amarta, Kelurahan Tipar, Kecamatan Citamiang, Sukabumi. Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, ternyata totalnya ada 13 bangunan yang hangus dilalap api. Wah!

Menurut Jasra, hal tersebut tidak hanya lelucon sembarangan. “Tindakan ekstrim seperti itu umumnya tidak terjadi dengan sendirinya. Tentu ada penyebab di baliknya, bisa saja tekanan atau masalah lain yang ia hadapi,” paparnya.

KPAI menyerukan kepada polisi serta pembimbing hukum bagi anak-anak supaya secara menyeluruh menganalisis kasus tersebut. Tujuan utamanya adalah tidak hanya untuk memberikan hukuman, tetapi lebih dari itu ialah untuk mencari tahu apa sesungguhnya yang dialami oleh sang bocah.

“Harus kita ketahui sumber permasalahannya. Jika tidak, insiden semacam ini mungkin berulang kembali. Seringkali anak-anak mengalami kesulitan dalam berkata jujur, termasuk kepada orang yang paling dekat dengan mereka pun demikian,” kata Jasra.

Sekarang ini, Kepolisian Sektor Citamiang bersama dengan Resor Pidana Khusus Polres Sukabumi Kota telah menahan anak tersebut. Penyelidikan pun masih terus dilakukan guna menyimpulkan motif serta menganalisis keadaannya dari segi psikologi.

Yang membuat prihatin, pembakaran tersebut dilaksanakan secara sewenang-wenang, tidak mengincar sasaran khusus. Ini semakin mengeraskan keyakinan bahwa terdapat permasalahan besar yang harus segera diatasi.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia menginginkan agar seluruh pihak menjadi lebih perhatian dan arif dalam menanggapi insiden tersebut. Di belakang tingkah laku sang anak mungkin terdapat kisah sedih yang belum diceritakan. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WP Twitter Auto Publish Powered By : XYZScripts.com