Merapi Kembali Luncurkan Awan Panas, Aktivitas Wisata Tetap Aman dengan Protokol Ketat
Yogyakarta – Gunung Merapi, salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia, kembali menunjukkan aktivitasnya dengan meluncurkan empat kali awan panas guguran pada hari Minggu, 21 Desember 2025. Kejadian ini bertepatan dengan dimulainya periode libur Natal dan Tahun Baru 2025/2026, yang biasanya menarik banyak wisatawan ke wilayah lereng gunung tersebut.
Meskipun awan panas masih terpantau, otoritas kebencanaan memastikan bahwa rekomendasi jarak aman bagi masyarakat dan wisatawan belum berubah. Hal ini menjadi penekanan penting agar aktivitas di destinasi wisata lereng Merapi tetap dapat berjalan lancar, asalkan semua aturan dan imbauan keselamatan dipatuhi dengan sungguh-sungguh.
Detail Aktivitas Gunung Merapi
Menurut laporan dari Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Agus Budi Santoso, pada periode pengamatan mulai pukul 12.00 hingga 18.00 WIB, tercatat empat kali awan panas guguran yang meluncur ke arah barat daya. Jarak luncur maksimum awan panas ini mencapai 1.200 meter. Selain itu, teramati pula dua kali guguran lava pijar ke arah yang sama, dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.000 meter.
Agus Budi Santoso secara tegas mengimbau seluruh masyarakat dan wisatawan untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di dalam daerah potensi bahaya yang telah ditetapkan. “Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran, terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” tegasnya. Kewaspadaan terhadap lahar sangat penting karena curah hujan tinggi dapat memicu aliran material vulkanik yang berbahaya dari puncak gunung.
Lebih lanjut, warga diimbau untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan akibat abu vulkanik yang mungkin tersebar akibat erupsi Gunung Merapi. BPPTKG terus memantau secara intensif aktivitas gunung ini, dan jika terdeteksi adanya perubahan aktivitas yang signifikan, status dan tingkat aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali.
Rekomendasi Jarak Aman Tetap Berlaku
BPPTKG menegaskan bahwa rekomendasi jarak aman untuk kegiatan wisata dan aktivitas lainnya di sekitar Gunung Merapi masih belum berubah, meskipun terjadi luncuran awan panas guguran. Potensi bahaya utama yang perlu diwaspadai saat ini meliputi guguran lava dan awan panas.
Untuk sektor selatan-barat daya, potensi bahaya meluas hingga:
* Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer.
* Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 kilometer.
Sementara itu, untuk sektor tenggara, potensi bahaya mencakup:
* Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer.
* Sungai Gendol sejauh 5 kilometer.
Selain itu, BPPTKG juga mengingatkan bahwa lontaran material vulkanik akibat letusan eksplosif, jika terjadi, dapat menjangkau radius hingga 3 kilometer dari puncak kawah.
Prospek Aktivitas Merapi dan Pentingnya Kewaspadaan
Erupsi dan pembentukan awan panas guguran masih berpeluang terjadi di Gunung Merapi. Data pemantauan menunjukkan bahwa suplai magma ke dalam tubuh gunung masih terus berlangsung. Kondisi ini menjadi faktor pemicu utama terjadinya awan panas guguran di dalam area potensi bahaya yang telah ditetapkan.
Meskipun demikian, dengan adanya rekomendasi jarak aman yang jelas dan kepatuhan terhadap protokol keselamatan, aktivitas wisata di lereng Gunung Merapi tetap dapat dinikmati oleh masyarakat. Pengelola destinasi wisata dan para pengunjung diharapkan untuk selalu mengikuti informasi terbaru dari BPPTKG dan mematuhi arahan petugas di lapangan. Kesadaran akan risiko dan kedisiplinan dalam mematuhi aturan adalah kunci utama untuk menjaga keselamatan bersama, terutama di tengah momen liburan yang ramai.







