– Program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi siswa di Lombok Timur kini menjadi perhatian setelah sejumlah siswa SMK Karya Husada diduga mengalami keracunan, pada Rabu 20 Agustus 2025. Dugaan penyebabnya berkaitan dengan masalah distribusi dari dapur MBG di wilayah Rakam, Kecamatan Selong, yang menyebabkan makanan tiba di sekolah terlambat dari jadwal yang ditentukan.
Menurut ahli gizi MBG wilayah Rakam, Arif Rahman Hakim, makanan telah disiapkan sejak pukul 04.00 pagi. Namun, baru tiba di SMK Karya Husada sekitar pukul 12.00 siang.
“Kami telah memeriksa kondisi makanan sebelum didistribusikan dan memastikan tingkat kematangannya sesuai, namun durasi distribusi yang terlalu lama dapat mengurangi kualitasnya,” katanya.
Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/
Isu kualitas makanan ini berdampak serius terhadap para siswa. Cici Widiastuti, seorang siswi, mengungkapkan bahwa ia mulai merasakan sakit perut disertai muntah setelah mengonsumsi lauk ayam yang menurutnya bau tidak sedap dan teksturnya seperti sudah basi. Keadaannya semakin memburuk hingga memerlukan perawatan intensif di Puskesmas Selong.
Tidak hanya Cici, beberapa siswa lainnya, termasuk Mafika, juga mengalami gejala mual, muntah, dan diare meski tingkatannya lebih ringan. Informasi tentang banyaknya siswa yang sakit segera menyebar melalui grup WhatsApp sekolah, memicu kekhawatiran di kalangan orang tua dan masyarakat.
Pihak Puskesmas Selong melalui perawat Mustiadi mengonfirmasi kedatangan seorang pasien dari SMK Karya Husada yang mengeluhkan nyeri perut, mual, muntah, dan diare. Namun, ia menyatakan bahwa penyebab pasti masih belum dapat ditentukan karena tidak ada sampel makanan yang diperiksa. Pihak Puskesmas Selong, melalui perawat Mustiadi, mengakui adanya seorang pasien dari SMK Karya Husada yang datang dengan gejala sakit perut, mual, muntah, dan buang air besar. Ia menegaskan bahwa penyebabnya belum bisa diketahui secara pasti karena tidak ada sampel makanan yang diperiksa. Pihak Puskesmas Selong, melalui perawat Mustiadi, mengonfirmasi kehadiran pasien dari SMK Karya Husada yang datang dengan keluhan nyeri perut, mual, muntah, dan diare. Namun, ia menekankan bahwa penyebab pasti masih belum bisa dipastikan karena tidak ada sampel makanan yang diperiksa.
Namun, pihak dapur MBG mengatakan siap bertanggung jawab. Mereka berjanji akan menanggung biaya pengobatan siswa yang terkena dampak dan memastikan pemantauan kesehatan terus dilakukan hingga siswa benar-benar pulih.
Peristiwa ini menunjukkan tantangan dalam penyebaran program MBG di Lombok Timur, khususnya di area Rakam. Data Satuan Program Pangan Gratis (SPPG) wilayah Rakam mengungkapkan beberapa lokasi distribusi yang terkena dampak, antara lain:
• SPPG Lombok Timur Selong Rakam 1
• SPPG Lombok Timur Selong Rakam 2
• SPPG Lombok Timur Selong Rakam 3
Peristiwa ini menjadi peringatan penting bagi pengelola MBG dan instansi terkait untuk mengevaluasi kembali sistem dapur, distribusi, serta penyimpanan makanan agar kualitas tetap terjaga dan keselamatan siswa tidak terganggu.