Pada Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah, Presiden Jokowi memilih beberapa sapi untuk dijadikan hewan kurban. Salah satunya adalah sapi bernama Pancasona. Sapi ini memiliki berat 1,28 ton dan tinggi badan 168 sentimeter. Pancasona adalah hasil perkawinan jenis FH dan Simental milik peternak asal Kampung Babakan Cinta, Kabupaten Bandung Barat. Harganya mencapai Rp100 juta.
Entang Sutanda, pemilik sapi, mengungkapkan kebahagiaannya karena Pancasona terpilih sebagai hewan kurban Presiden. Sebelumnya, ia telah mengikuti dua kali seleksi pemilihan hewan kurban Jokowi, tetapi selalu gagal karena berat badan ternaknya di bawah standar. Pancasona awalnya dibeli dari salah satu peternak di kampungnya untuk kontes ternak. Namun, setelah beberapa kali kalah dalam kontes, Entang memutuskan untuk mengikutkan sapi ini dalam seleksi hewan kurban Presiden.
Proses pemilihan sapi kurban Jokowi melibatkan seleksi ketat. Hewan yang dipilih harus memenuhi standar berat badan, tinggi badan, dan sehat berdasarkan pemeriksaan cek darah, penyakit mulut dan kuku (PMK), serta Lumpy Skin Disease (LSD). Ada tiga tahapan pemeriksaan oleh dinas dan Kementerian, yang dilakukan sejak sebulan sebelum Idul Adha.
Selain Pancasona, ada juga sapi lain yang dipilih oleh Presiden Jokowi, termasuk sapi asal Cisarua dan sapi dari peternak asal Lembang dengan berat 800 kilogram. Keduanya juga sudah dinyatakan sehat dan layak dijadikan hewan kurban Presiden. Sapi-sapi ini akan disembelih di tempat berbeda: sapi dari Cisarua di Istana Bogor, sedangkan sapi asal Lembang dikurbankan di Istana Presiden Cianjur.
