Di tengah gejolak harga kebutuhan pokok yang tak menentu, kita dipanggil untuk merenung pada ajaran Rasulullah yang menggarisbawahi pentingnya kemandirian atau ketahanan pangan melalui proses perdagangan yang sehat. Rasulullah dalam berbagai kesempatan memberikan contoh dengan menyarankan untuk memiliki persediaan pangan saat pasokan berlebihan untuk mengantisipasi masa sulit, bahkan di tengah situasi perang.
Teguh Anantawikrama atau yang akrab disapa Gus Teguh, tokoh senior yang berkomitmen pada kesejahteraan bangsa, mengajukan pandangan ini sebagai landasan bagi upaya mencapai kemandirian pangan dan keberlanjutan ekonomi.
Dalam Islam sendiri, ketahanan pangan merupakan suatu kondisi dimana umat Islam memiliki akses yang aman dan berkelanjutan terhadap pangan yang cukup, bergizi, dan terjangkau. Islam memandang bahwa ketahanan pangan merupakan salah satu maqashid syariah (tujuan syariat), yaitu menjaga jiwa (hifz al-nafs). Ketahanan pangan merupakan hal yang penting untuk menjaga kehidupan dan kesehatan umat manusia.
Dalam Al-Qur’an, terdapat banyak ayat yang menyebutkan tentang pentingnya pangan bagi kehidupan manusia. Misalnya, dalam surat Al-An’am ayat 141, Allah SWT berfirman;
وَهُوَ الَّذِيْٓ اَنْشَاَ جَنّٰتٍ مَّعْرُوْشٰتٍ وَّغَيْرَ مَعْرُوْشٰتٍ وَّالنَّخْلَ وَالزَّرْعَ مُخْتَلِفًا اُكُلُهٗ وَالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ مُتَشَابِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ كُلُوْا مِنْ ثَمَرِهٖٓ اِذَآ اَثْمَرَ وَاٰتُوْا حَقَّهٗ يَوْمَ حَصَادِهٖۖ وَلَا تُسْرِفُوْا ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَۙ
Artinya: “Dialah yang menumbuhkan tanaman-tanaman yang merambat dan yang tidak merambat, pohon kurma, tanaman yang beraneka ragam rasanya, serta zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak serupa (rasanya). Makanlah buahnya apabila ia berbuah dan berikanlah haknya (zakatnya) pada waktu memetik hasilnya. Akan tetapi, janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Di tengah perubahan dinamika geopolitik global, Gus Teguh menekankan bahwa bangsa Indonesia harus secara proaktif menghadapi tantangan ini dengan merancang Rencana Besar untuk ketahanan pangan. Hal ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga seluruh umat Indonesia. Membangun kemandirian pangan memerlukan kolaborasi yang kuat antara pelaku usaha kecil menengah, yang merupakan tulang punggung ekonomi negara ini.
Umat sebagai bagian integral dari masyarakat perlu terlibat aktif dalam membangun rantai pasok pangan yang kokoh. Ini termasuk memperkuat kerja sama antar pelaku usaha kecil dan menengah, serta membangun jejaring produksi pangan dari hulu ke hilir, mulai dari produksi bahan pokok hingga peternakan. Dalam hal ini, terdapat banyak hadis Nabi yang menggarisbawahi pentingnya kerja sama dan gotong royong dalam membangun kemandirian umat.
Dalam hadits Rasulullah, disebutkan tegas bahwa ketahanan pangan merupakan tanggung jawab bersama, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun individu. Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk menyediakan pangan yang cukup dan terjangkau bagi masyarakat. Untuk itu manusia memiliki tanggung jawab untuk memanfaatkan sumber daya pangan yang ada secara bijak dan tidak menyia-nyiakan makanan.
مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْساً إلاَّ كانَ مَا أُكِلَ مِنْهُ لهُ صَدَقَةً، وَمَا سُرِقَ مِنْه لَه صدقَةً، وَلاَ يرْزؤه أَحَدٌ إلاَّ كَانَ لَهُ صَدَقَةً رواه مسلم
Artinya: “Tidak ada seorang Muslim pun yang menanam pohon, kecuali apa yang dimakan darinya adalah sedekah baginya, dan apa yang dicuri darinya adalah sedekah baginya, dan tidak ada burung pun yang memakannya kecuali itu adalah sedekah baginya, dan jika dia kehilangan sesuatu darinya, maka itu adalah sedekah baginya.” (HR Muslim).
Dengan memperkokoh kemandirian pangan, umat Indonesia dapat menjadi ujung tombak kekuatan bangsa dalam menghadapi dinamika dunia yang terus berubah. Gus Teguh menegaskan bahwa melalui keterlibatan aktif semua pihak, Indonesia dapat menjadi bangsa unggul yang tidak hanya mandiri secara pangan, tetapi juga ekonomi. Inilah landasan untuk mewujudkan visi kesejahteraan dan keunggulan bagi seluruh rakyat Indonesia.