Berita  

Bioavtur Pertamina dari Minyak Jelantah Siap Digunakan

Bioavtur Pertamina dari Minyak Jelantah Siap Digunakan

PIKIRAN RAKYAT– Setelah melalui berbagai pengujian kualitas standar di laboratorium PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap dan Lemigas, KPI secara resmi melakukan pengiriman perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang menggunakan campuran minyak jelantah atau Used Cooking Oil (UCO). Keberhasilan produksi Pertamina SAF berbahan baku minyak jelantah ini menjadi sebuah tonggak penting dalam mendukung peta jalan pengembangan bahan bakar SAF di Indonesia.

“Hari ini menjadi kebanggaan bagi Pertamina dan juga Bangsa Indonesia. KPI secara resmi melaksanakan upacara pengiriman perdana produk Pertamina SAF yang menggunakan bahan baku minyak jelantah,” ujar Direktur Utama KPI Taufik Adityawarman.

Pengiriman pertama dilakukan dalam rangka penerbangan Pertamina SAF yang menggunakan bahan bakar minyak jelantah, yang akan dimulai pertengahan Agustus ini dengan pesawat Pelita Air Services melalui rute Jakarta – Denpasar. Sekitar 32 kilo liter Pertamina SAF dari Kilang Cilacap disiapkan untuk penerbangan tersebut.

Tolong support kita ya,
Cukup klik ini aja: https://indonesiacrowd.com/support-bonus/

“Ini adalah pencapaian penting bagi KPI dalam proses transformasi energi, sekaligus tindakan strategis dalam peralihan menuju energi berbasis karbon rendah di Indonesia. Proyek Green Refinery Cilacap ini merupakan langkah penting untuk mempercepat peralihan energi ke sumber energi terbarukan dan berkontribusi mengurangi emisi karbon hingga 84% lebih rendah dibandingkan avtur fosil,” ujar Taufik.

“Ini tentu sesuai dengan tujuan pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mencapai emisi nol bersih pada 2060 atau lebih dini. Setiap maskapai yang menggunakan SAF dari Pertamina akan mendapatkan Sertifikat Keberlanjutan dari ISCC CORSIA, yang menunjukkan bahwa seluruh rantai pasok telah memenuhi standar keberlanjutan dan diverifikasi oleh lembaga internasional,” tambahnya.

Selain itu, menurut Taufik, inovasi ini selaras dengan Asta Cita yang diumumkan Presiden RI Prabowo Subianto, sebagai terobosan luar biasa karya putra bangsa, untuk mewujudkan kemandirian energi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan. Minyak jelantah yang digunakan telah melalui pengujian menyeluruh, kemudian diproses di Green Refinery Cilacap pada Unit Treated Distillate Hydro Treating (TDHT).

Proses produksi dilakukan menggunakan teknologi Co-Processing UCO dengan mengandalkan Katalis Merah Putih yang merupakan hasil pengembangan dan produksi dalam negeri. Produk Pertamina SAF telah memenuhi standar internasional ASTM D1655 dan Def Stan 91-091. Prestasi ini menjadikan Pertamina SAF sebagai produk SAF pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang memiliki sertifikat resmi.

Pada tahap awal, kapasitas produksi diharapkan mencapai 9 metrik barrel dengan komposisi 2–3% UCO. Selanjutnya, KPI juga akan mengirimkan sebanyak 1,7 juta liter melalui kapal dengan tujuan Bandara Soekarno Hatta Jakarta.

Momen pengiriman pertama ini juga sangat penting karena dilaksanakan pada saat kita akan merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Semangat kemerdekaan yang juga menjadi semangat dan inspirasi bagi kita sebagai bangsa untuk menjadi bangsa yang merdeka dan mandiri dalam energi,” kata Taufik.

Produksi Pertamina SAF dengan bahan baku ini juga merupakan kelanjutan dari keberhasilan KPI dalam menghasilkan bahan bakar pesawat yang ramah lingkungan. Sebelumnya, KPI telah membuktikan kemampuannya dalam memproduksi Pertamina SAF menggunakan bahan baku Refined, Bleached, and Deodorized Palm Kernel Oil (RBDPKO) atau minyak inti sawit.

SAF yang berbasis RBDKO ini telah diproduksi dan diuji dalam penerbangan pada tahun 2021 dan 2023. Uji penerbangan pada tahun 2023 dilakukan bersama maskapai Garuda Indonesia dengan rute pergi pulang Jakarta – Solo.

“Inovasi dan pengujian Pertamina SAF yang dilakukan KPI menunjukkan bahwa bahan bakar aviasi ramah lingkungan dan berbahan nabati bukan lagi sekadar gagasan. Kami yakin Pertamina SAF akan menjadi jawaban penting bagi industri penerbangan yang berkelanjutan di masa depan,” ujar Taufik.

Pertamina sangat berkomitmen mendukung peta jalan pengembangan bahan bakar SAF Indonesia yang diusung oleh pemerintah. Produksi SAF Pertamina didukung sepenuhnya oleh Grup Pertamina dengan membentuk ekosistem SAF yang melibatkan berbagai perusahaan, seperti PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina Patra Niaga, dan Pelita Air Services.

Wakil Direktur Utama Pertamina (Persero) Oki Muraza menyampaikan bahwa Pertamina SAF menjadi awal dari bisnis masa depan perusahaan dengan mencapai beberapa titik penting. Salah satunya adalah menjadikan Pertamina sebagai satu-satunya produsen SAF Co-Processing di kawasan ASEAN.

Pertamina SAF juga menunjukkan bahwa Pertamina mampu mengembangkan teknologi lokal yang dapat memproses minyak jelantah hingga 2,5%–3%, melebihi kemampuan lisensor internasional. Pertamina juga berhasil memulai dan menjajaki seluruh ekosistem SAF yang telah mendapatkan sertifikasi International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dari hulu hingga hilir.

“Produksi SAF ini tidak lepas dari keberanian, prinsip, dan komitmen dari level kerja hingga manajemen puncak bahwa kita setuju dengan inovasi-inovasi yang strategis, sesuai dengan perkembangan pasar, bisnis yang menguntungkan, dan berkelanjutan,” kata Oki Muraza.

Di sisi lain, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga (PPN) Mars Ega Legowo Putra menyampaikan bahwa produksi SAF Pertamina juga akan melibatkan partisipasi masyarakat yang sangat signifikan. Menurutnya, dalam proses pengumpulan Used Cooking Oil (UCO) atau minyak jelantah, Pertamina Patra Niaga akan memperkuat kerja sama dengan warga, melalui berbagai titik pengumpulan UCO yang ada di beberapa SPBU di Jakarta.

“Kami menerapkan konsep People Profit Planet dalam proses produksi SAF, dengan mengumpulkan minyak bekas dari masyarakat sehingga menghasilkan produk yang luar biasa,” kata Mars Ega.

Perusahaan lain yang tergabung dalam ekosistem Pertamina SAF adalah Pelita Air Service, sebuah maskapai penerbangan yang dimiliki oleh Pertamina. Maskapai ini akan menjadi pengangkut Pertamina SAF untuk terbang ke berbagai rute penerbangannya. Direktur Utama Pelita Air Service, Dendy Kurniawan, menyatakan siap menggunakan Pertamina SAF sebagai bahan bakar pesawat di perusahaan Pelita Air.

“Penggunaan Pertamina SAF di dunia penerbangan merupakan inovasi terbaru dan kami Pelita Air Services bangga menjadi yang pertama mencoba bahan bakar ramah lingkungan ini, untuk mendukung pengembangan energi hijau di Indonesia,” ujar Dendy Kurniawan.

Di sisi lain, Komisaris Independen KPI, Prabunindya Revta Revolusi mengungkapkan rasa bangga terhadap produksi Pertamina SAF. Menurutnya, ini merupakan hasil dari ekosistem SAF di Pertamina yang berkontribusi pada pengurangan emisi serta menjadikan Indonesia lebih hijau. Selain itu, Prabu menambahkan, inovasi ini akan meningkatkan reputasi Indonesia di dunia. Karena kini hanya Indonesia yang memiliki avtur dengan kadar SAF tertinggi di dunia, yaitu 2,5%.

“Emisi dari sektor penerbangan mencapai 2% hingga 4% dari total emisi karbon global. Dengan hadirnya Pertamina SAF, posisi tawar Indonesia di kancah internasional akan semakin kuat, karena berkontribusi dalam mengurangi emisi tersebut,” tegas Prabu.

Terkait hal tersebut, Komisaris Utama Pertamina (Persero), Mochamad Iriawan menyampaikan bahwa produksi Pertamina SAF merupakan awal dari perjalanan panjang Pertamina dalam membangun ekosistem energi yang berkelanjutan. Dalam mendukung industri penerbangan nasional, lanjutnya, ekosistem Pertamina SAF perlu terus menjaga kualitas produk ini di setiap tahapannya. Dan untuk jangka panjang, Mochamad Iriawan meminta manajemen terus meningkatkan kapasitas serta kemampuan produksi dalam menghasilkan bahan bakar ramah lingkungan.

“Di antaranya melalui komitmen KPI yang telah merencanakan perluasan produksi Pertamina MAAF ke pabrik lain, seperti Kilang Dumai dan Kilang Balongan, yang akan menjadi titik kunci dalam rantai pasok energi berkelanjutan serta komitmen kita semua untuk terus memastikan kualitas produk Pertamina SHAF di setiap tahapnya.” ujarnya.

Produk Pertamina SAF ini menjadi hadiah dari Pertamina untuk Republik Indonesia yang segera merayakan kemerdekaan ke 80 tahun. Semangat kemerdekaan tersebut juga menjadi inspirasi bagi Pertamina dan seluruh rakyat Indonesia, menjadi bangsa yang merdeka dan mampu mengelola sumber daya energi secara mandiri.